Sukses

Clinton Meminta Maaf Atas Peristiwa No Gun Ri

Presiden Amerika Serikat Bill Clinton meminta maaf atas peristiwa No Gun Ri. Ada kesalahan perintah atas tragedi penembakan tentara AS terhadap para pengungsi Korea Selatan itu.

Liputan6.com, Washington DC: Presiden Amerika Serikat Bill Clinton meminta maaf atas penembakan yang dilakukan tentara AS terhadap pengungsi Korea Selatan di No Gun Ri, pada Perang Korea 1950. Pernyataan tersebut diungkapkan Clinton di Washington DC, AS, baru-baru ini.

Menurut Clinton, jumlah korban yang tewas dalam peristiwa tersebut tak terhitung. Begitu juga dengan pera pengungsi yang cedera. Sementara itu, hasil penyidikan kesatuan Angkatan Darat AS selama 15 bulan yang disebut Clinton sebagai tragedi perang yang menyakitkan, menunjukkan ada kesalahan perintah. Sebab, tak ada bukti perintah untuk menembaki para pengungsi dengan artileri, mortir, senapan mesin, pesawat, maupun senjata ringan.

Pemerintah AS melalui Menteri Pertahanan William Cohen telah memerintahkan penyidikan atas peristiwa No Gun Ri, September 1999. Hal tersebut dilakukan setelah kantor berita Associated Press meluncurkan laporan penembakan massal tersebut dan memenangkan hadiah Pulitzer 2000. Namun, para penyidik AD AS menyimpulkan, tidak ada perintah lisan maupun tulisan yang menjadi bukti penembakan dan pembunuhan tersebut.

Berita yang dilansir AP menyatakan, Perang Korea yang berlangsung 1950-1953 menyimpan catatan buruk bagi jajaran AD negara adidaya itu. Sebab, pada awal Perang Korea, tentara AS yang bertugas di sebuah desa sekitar 100 mil dari Seoul melakukan pembunuhan massal terhadap penduduk sipil.

AP melansir cerita tersebut berdasarkan penuturan penduduk desa dan para veteran tentara AS. Disebutkan, ratusan penduduk termasuk wanita dan anak-anak, dibunuh tentara AS di sebelah tenggara Desa No Gun Ri, pada 26-29 Juli 1950. Kesimpulan tersebut dirangkum setelah AP menginvestigasi selama sebulan. Mereka juga mewawancarai lebih dari 100 warga Korea dan AS yang yang terlibat. Para veteran perang memperkirakan 300 pengungsi ditembak di bawah sebuah jembatan jalan kereta api di No Gun Ri.(TNA/Ipd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini