Sukses

Penikaman di Pusat Perbelanjaan Bondi Australia Tewaskan 5 Orang, Kemlu RI: Tak Ada Info Korban WNI

Sembilan orang ditikam oleh seorang pria di Bondi Australia. Beberapa korban berada dalam kondisi kritis. Salah satu korbannya adalah seorang bayi.

Liputan6.com, Bondi - Serangan pisau terjadi di pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction di timur Sydney, Australia pada Sabtu 13 April 2024 sore, kata Polisi NSW seperti dikutip dari ABC News.

Sembilan orang ditikam oleh seorang pria di tengah dan beberapa berada dalam kondisi kritis. Salah satu korbannya adalah seorang bayi.

Lima orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut

Pelaku ditembak mati di lokasi kejadian oleh petugas polisi. Asisten Komisaris Polisi NSW Anthony Cooke mengatakan pihak berwenang yakin pria itu bertindak sendirian dan tidak ada ancaman yang berkelanjutan.

Asisten Komisaris Cooke mengatakan, dia belum memiliki informasi lebih lanjut mengenai identitas pria tersebut. Dia mengatakan tidak ada indikasi mengenai motif pelaku penikaman namun polisi tidak menutup kemungkinan apa pun.

Mereka mengatakan pria itu berada di pusat perbelanjaan sekitar jam 3 sore sebelum pergi dan kemudian kembali sekitar 20 menit kemudian dengan membawa pisau. Seorang inspektur polisi, yang berada di dekatnya, diarahkan ke pria tersebut oleh para saksi, dan dia menembaknya hingga tewas setelah pelaku menghadapinya.

“Dia menghadapi pelaku, yang telah naik ke level lima pada tahap ini, sambil terus berjalan cepat di belakangnya untuk mengejarnya. Dia berbalik menghadapnya, mengangkat pisau,” kata Asisten Komisaris Cooke. "Dia mengeluarkan senjata api dan orang itu sekarang sudah meninggal."

Juru bicara Ambulans NSW mengatakan mereka yang terluka akibat penusukan telah dibawa ke sejumlah rumah sakit di Sydney. Bayi yang jadi korban penikaman tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Anak Sydney di Randwick, korban lainnya dibawa ke Rumah Sakit St George dan satu lagi ke Rumah Sakit Royal North Shore.

Tiga orang dibawa ke Rumah Sakit St Vincent di Darlinghurst, sementara dua lainnya dirawat di Royal Prince Alfred di Camperdown. Ketika serangan terjadi dan polisi merespons, para pembeli dievakuasi dari pusat kota.

Pantauan udara polisi memasuki Bondi Junction Westfield. Polisi bersenjata juga terlihat melakukan penggeledahan di tempat parkir atap.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saksi Menggambarkan Pengalaman Mengerikan

ABC Sound Engineer Roi Huberman mengatakan dia berada di dalam toko ketika dia mendengar suara tembakan. “Dan tiba-tiba kami mendengar satu atau mungkin dua tembakan dan kami tidak tahu harus berbuat apa,” katanya.

“Kemudian orang yang sangat cakap di toko itu membawa kami ke bagian belakang tempat toko itu bisa dikunci. "Dia kemudian mengunci toko dan kemudian membiarkan kami lewat belakang dan sekarang kami keluar."

Pembeli lainnya, Adriana sedang bersama kedua putrinya di sebuah toko kecantikan ketika mereka mendengar suara tembakan. “Tiba-tiba pintu depan ditutup dan dalam hitungan detik kami mendengar suara tembakan dan kami dikirim ke ruang penyimpanan di belakang toko. Ada sekitar 30 atau 40 orang di sana,” katanya. “Semua orang berteriak, menangis, mencoba menelepon kerabat mereka. Itu adalah pengalaman yang mengerikan. "Ada banyak teriakan dan orang-orang berteriak: 'Keluar, keluar, keluar dari pusat perbelanjaan.'"

 

3 dari 3 halaman

Kemlu RI: Tidak Ada Informasi WNI Korban

Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI merespons insiden 0enikaman tersebut.

"Insiden penusukan terjadi di Westfield Bondi Junction shopping centre Sydney pada 13 April 2024 sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Terdapat 5 korban meninggal dunia dalam insiden tersebut. Polisi setempat infokan bahwa pelaku penyerangan berjumlah 1 (satu) orang dan telah dilumpuhkan (tewas)," kata pihak Kemlu RI dalam prnyataan tertulisnya.

KJRI Sydney segera berkoordinasi dengan pihak DFAT (Kemlu) dan AFP (Kepolisian) serta menghubungi simpul masyarakat Indonesia.

"Hingga saat ini tidak ada informasi korban WNI dalam serangan tersebut," jelas pihak Kemlu RI.

Adapun jumlah WNI di kota Sydney sekitar 10.000 orang dan mayoritas adalah pelajar/mahasiswa serta pekerja migran.  Pihak Kemlu RI kemudian membagikan Hotline KJRI Sydney: +61 4034 544 478.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini