Sukses

Jangan Salah Lagi, Ini Perbedaan Komet, Meteor dan Asteroid

Perbedaan mendasar komet, meteor, dan asteroid adalah bahan pembentuknya. Berikut ulasan perbedaan komet, meteor dan asteroid.

Liputan6.com, Jakarta - Komet, meteor dan asteroid adalah tiga fenomena langit yang sering kali membingungkan. Meski sama-sama terlihat di langit malam, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan mendasar komet, meteor, dan asteroid adalah bahan pembentuknya. Berikut ulasan perbedaan komet, meteor dan asteroid.

Melansir laman Live Science pada Jumat (29/03/2024), komet adalah benda langit yang terbuat dari es, debu, dan batuan. Mereka mengorbit Matahari dalam jalur elips dan sering terlihat sebagai "bintang berekor" saat mendekati matahari.

Panas matahari menyebabkan es di komet menguap, menciptakan koma (atmosfer) dan ekor yang panjang dan bercahaya. Komet terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu.

Astronom Fred Whipple adalah orang pertama yang menggambarkan komet sebagai bola salju yang kotor. Ketika komet mendekati matahari, inti komet akan menghangat dan es mulai menyublim dari padat menjadi gas.

Hal ini menghasilkan atmosfer di sekitar komet yang dapat tumbuh hingga ribuan mil, yang disebut koma. Tekanan radiasi dari matahari meniup partikel debu dalam koma untuk menghasilkan ekor debu yang panjang dan cerah.

Ekor kedua terbentuk ketika partikel surya berenergi tinggi mengionisasi gas dan menciptakan ekor ion yang terpisah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Itu Meteor?

Meteor dapat diartikan sebagai sebuah meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi. Seringkali meteor disebut sebagai bintang jatuh.

Meteoroid sendiri merupakan batuan yang melayang di luar angkasa. Meteoroid biasanya terbentuk dari pecahan asteroid.

Meteor membentuk garis cahaya ketika memasuki atmosfer Bumi. Garis cahaya ini terbentuk akibat meteor menguap dan terbakar oleh atmosfer.

Seringkali meteor terbakar habis sebelum bisa mencapai permukaan Bumi. Meteor yang tidak terbakar habis dan menghantam permukaan Bumi disebut sebagai meteorit.

Ukuran meteoroid ini berkisar dari sebutir pasir hingga batu-batu besar selebar 1 meter. Meteoroid terlalu kecil untuk dianggap sebagai asteroid atau komet, tetapi banyak meteoroid yang merupakan pecahan dari keduanya.

Beberapa meteoroid berasal dari puing-puing yang dikeluarkan akibat tumbukan dengan planet atau bulan. Jika meteoroid berpapasan dengan atmosfer planet, misal atmosfer Bumi, mereka akan menjadi meteor.

Kilatan api yang dikeluarkan oleh meteor ketika terbakar di atmosfer tampak lebih terang daripada planet Venus. Hal inilah sebabnya mereka mendapat julukan "bintang jatuh".

Para ilmuwan memperkirakan lebih dari 48 ton material meteorit jatuh ke Bumi setiap hari. Jika sebuah meteor bertahan saat turun melalui atmosfer dan berhasil menyentuh tanah, ia disebut meteorit.

Hujan meteor Perseid adalah salah satu fenomena langit yang paling spektakuler, yang terjadi setiap tahun sekitar 12 Agustus. Pada puncaknya, 50 hingga 75 meteor dapat dilihat per jam saat langit cerah.

Hujan meteor ini disebabkan oleh meteoroid yang terlepas dari Komet Swift-Tuttle. Komet Swift-Tuttle adalah komet periodik yang mengorbit matahari kita.

Komet ini terkenal karena diduga memiliki inti yang lebih besar dari asteroid yang menyebabkan punahnya dinosaurus. Selain itu, Komet Swift-Tuttle juga menghasilkan hujan meteor Perseid.

Sedangkan asteroid merupakan batuan yang berada di luar angkasa. Asteroid yang ada di dalam Tata Surya mengorbit Matahari.

Ukuran asteroid lebih kecil dari planet dan kebanyakan asteroid ini berada di wilayah antara Mars dan Jupiter yang disebut sebagai sabuk asteroid. Karena jumlahnya yang banyak, terkadang asteroid saling bertabrakan.

Tabrakan ini bisa membuat sebagian asteroid pecah. Pecahan yang lebih kecil ini disebut sebagai meteoroid.

Diperkirakan asteroid merupakan sisa-sisa material yang gagal membentuk planet saat Tata Surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Asteroid umumnya berdiam di sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter.

Para astronom terus meneliti untuk lebih memahami asal usul komet dan asteroid. Selain Awan Oort, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa komet juga bisa berasal dari daerah lain yang lebih dekat dengan Matahari, seperti Sabuk Kuiper.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.