Sukses

6 Fakta Menarik Bintang Pollux, Raksasa Jingga di Rasi Gemini

Pollux merupakan bintang paling terang di rasi Gemini dengan magnitudo tampak 1,14.

Liputan6.com, Jakarta - Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri. Bintang berjarak sangat jauh dari Bumi sehingga cahayanya hanya nampak di saat malam hari dan nampak kecil.

Ada miliaran hingga triliunan bintang bertaburan di alam semesta, satu di antaranya ialah Pollux atau Beta Geminorum. Pollux merupakan bintang yang disebut sebagai raksasa oranye paling terang di rasi Gemini.

Terletak 33,78 tahun cahaya dari Bumi, bintang ini juga termasuk ke dalam deretan bintang paling terang di langit malam. Melansir laman Space pada Rabu (20/03/2024), berikut fakta menarik bintang Pollux.

1. Bintang Paling Terang di Rasi Gemini

Pollux merupakan bintang paling terang di rasi Gemini dengan magnitudo tampak 1,14. Bintang raksasa jingga ini juga termasuk ke dalam klasifikasi bintang paling terang di langit malam, yakni di urutan ke 17.

Pollux mudah ditemukan dengan mata telanjang di langit malam yang cerah. Seperti diketahui, Gemini adalah bagian dari keluarga rasi bintang zodiak.

Rasi ini terletak di langit belahan utara dengan menempati area seluas 514 derajat persegi. Hal itu membuat Gemini jadi rasi paling besar ke-30 di langit malam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Si Kembar dengan Castor

2. Si Kembar dengan Castor

Pollux dan saudaranya, Castor, merupakan dua bintang terkenal di rasi Gemini. Keduanya sering disebut-sebut sebagai 'si kembar'.

Hal ini karena Pollux dan Castor terlihat bersinar terang dan saling berdekatan di langit malam. Meskipun begitu, Pollux tetap lebih terang daripada Castor.

Perbedaan kedua bintang ini bisa dilihat dari pancaran warnanya. Jika Pollux akan nampak oranye kekuningan, Castor lebih didominasi dengan warna putih kebiruan.

3. Lebih Dingin dari Matahari

Pollux memiliki suhu yang lebih dingin dan massa yang lebih kecil dari Matahari. Pollux adalah bintang raksasa merah dengan temperatur permukaan sekitar 4.600 Kelvin, jauh lebih dingin dibandingkan Matahari dengan temperatur 5.500 Kelvin.

Namun, bintang ini mempunyai diameter dan tingkat kecerahan yang jauh lebih tinggi dari bintang tata surya tersebut. Diketahui, diameter Pollux 9 kali lebih besar dari Matahari.

Sementara itu, kecerahannya mencapai 30 kali lebih terang dari Matahari. Tak heran jika Pollux termasuk ke dalam jajaran bintang paling terang di langit malam.

4. Berasal dari Mitologi Yunani Kuno

Nama Pollux berasal dari sebuah mitologi Yunani Kuno. Pollux atau Polydeuces adalah putra dari Zeus dan Leda yang memiliki kembaran tiri yang bernama Castor.

Dalam satu kisah, diceritakan bahwa Castor terlahir dari pasangan manusia, sedangkan Pollux adalah anak dewa. Hal ini menyebabkan Castor tidak memiliki jiwa abadi layaknya Pollux.

Hingga suatu hari ketika Castor mati, Pollux pun meminta kepada ayahnya, Zeus, agar mereka bisa bersama lagi secara abadi. Alhasil, Zeus mengangkat Pollux dan Castor ke langit sebagai bintang kembar yang abadi di rasi Gemini.

 

3 dari 3 halaman

Memiliki Planet di Orbitnya

5. Memiliki Planet di Orbitnya

Pada 2006, dua tim peneliti dari NASA menemukan sebuah planet di orbit Pollux. Planet tersebut diberi nama Pollux b atau Thestias.

Para peneliti menggunakan metode Doppler yakni dengan mengamati denyutan gravitasi di Pollux yang dihasilkan oleh planet ini untuk mendeteksi keberadaannya. Pollux b adalah planet gas raksasa yang terletak di zona laik huni bintangnya.

Namun, karena Pollux adalah raksasa merah, zona laik huni di sistemnya kemungkinan besar lebih panas daripada zona laik huni Matahari. Hal ini membuat Pollux b tidak cocok untuk kehidupan seperti yang kita kenal.

Para astronom masih mempelajari Pollux b dan sistemnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah planet ini memiliki atmosfer, satelit, atau cincin.

Sementara itu setelah diteliti lebih lanjut, Thestias memiliki massa yang 2,3 kali lebih besar dari Jupiter dengan periode orbit yang mencapai 590 hari.

6. Bintang Para Pelaut

Pollux dianggap sebagai bintang keberuntungan bagi para pelaut. Mereka percaya bahwa melihat Pollux di langit malam adalah pertanda baik untuk perjalanan mereka.

Pollux mudah terlihat dengan mata telanjang. Hal ini menjadikannya titik referensi yang ideal untuk navigasi.

Para pelaut menggunakan Pollux untuk menentukan lokasi mereka di laut dan untuk mengarahkan kapal mereka. Pollux juga dapat digunakan untuk memprediksi cuaca.

Para pelaut mengamati warna dan kecerahan Pollux untuk memprediksi badai dan kondisi cuaca lainnya. Pollux dikaitkan dengan banyak mitos dan legenda di berbagai budaya.

Dalam mitologi Yunani, Pollux memiliki status setengah dewa laut. Para pelaut percaya bahwa dia akan melindungi mereka di laut.

Pollux juga dikaitkan dengan ramalan. Para pelaut percaya bahwa dengan mengamati Pollux, mereka dapat memprediksi masa depan.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini