Sukses

AS Desak Israel Izinkan Umat Islam Beribadah di Al-Aqsa Selama Ramadhan

Amerika Serikat (AS) pada Rabu (28 Februari 2024) mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem selama Ramadhan.

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (28 Februari 2024) mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem selama Ramadhan, setelah seorang menteri sayap kanan mengusulkan untuk melarang warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki untuk beribadah di sana.

"Sehubungan dengan Al Aqsa, kami terus mendesak Israel untuk memfasilitasi akses ke Temple Mount bagi jemaah yang beribadah secara damai selama Ramadhan sesuai dengan praktik di masa lalu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan, menggunakan istilah Yahudi untuk situs tersebut, yang merupakan situs paling suci di dunia Agama Yahudi.

"Ini bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan, ini bukan hanya soal memberikan kebebasan beragama kepada masyarakat yang pantas dan merupakan hak mereka, tapi ini juga merupakan hal yang secara langsung penting bagi keamanan Israel," kata Miller seperti juga dikutip dari Channel News Asia (CNA), Kamis (29/2/2024)

"Bukan kepentingan keamanan Israel untuk mengobarkan ketegangan di Tepi Barat atau wilayah yang lebih luas."

Israel telah mengkaji bagaimana cara melaksanakan ibadah di Yerusalem selama Ramadhan, bulan suci Islam yang akan dimulai pada 10 atau 11 Maret, tergantung pada hial.

Bulan puasa Ramadhan tahun ini datang ketika Israel melancarkan kampanye militer tanpa henti di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan besar Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober.

Hamas telah menyerukan gerakan mass di Al Aqsa untuk awal Ramadhan.

“Kami menyerukan kepada masyarakat kami di Yerusalem, Tepi Barat dan wilayah pedalaman yang diduduki (Israel) untuk melakukan perjalanan ke Al Aqsa sejak hari pertama bulan Ramadhan yang penuh berkah, baik secara berkelompok atau sendirian, untuk berdoa di sana guna mematahkan pengepungan terhadapnya," kata Ketua Hamas Ismail Haniyeh dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Rabu (28/2).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Israel Sebut Warga Palestina di Tepi Barat Tak Boleh Masuk ke Yerusalem untuk Ibadah Ramadhan

Pekan lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengatakan bahwa warga Palestina di Tepi Barat “tidak boleh” masuk ke Yerusalem untuk beribadah selama Ramadhan.

“Kami tidak bisa mengambil risiko,” kata Itamar Ben Gvir, seraya menambahkan: “Kami tidak bisa menyandera perempuan dan anak-anak di Gaza dan mengizinkan perayaan Hamas di Temple Mount.”

Ben Gvir memimpin partai sayap kanan yang menganjurkan kendali Yahudi atas kompleks tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat telah mendesak tercapainya kesepakatan sebelum Ramadhan dimulai, yang mana Israel akan menghentikan serangan di Jalur Gaza dan para sandera yang diculik pada 7 Oktober akan dibebaskan.

Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 29.954 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut angka terbaru kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Serangan ini diluncurkan sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.​

3 dari 4 halaman

Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata 40 Hari di Gaza, Israel Setuju Stop Serangan Saat Ramadhan

Di sisi lain, sumber senior kelompok Hamas yang dekat dengan perundingan gencatan senjata mengatakan kepada kantor berita Reuters hari Selasa (27/2/2024), bahwa Hamas telah menerima rancangan proposal perundingan gencatan senjata Gaza. Isinya mencakup penghentian pertempuran selama 40 hari dalam semua operasi militer, dan pertukaran tahanan Palestina dengan tahanan Israel dengan rasio 1 banding 10.

Berdasarkan proposal gencatan senjata itu, seperti juga dikutip dari DW Indonesia, rumah sakit dan toko roti di Gaza akan diperbaiki, 500 truk bantuan akan masuk ke Jalur Gaza setiap hari dan ribuan tenda serta karavan akan dikirim ke rumah para pengungsi, kata sumber tersebut.

Rancangan tersebut juga menyatakan bahwa Hamas akan membebaskan 40 sandera Israel termasuk perempuan, anak-anak di bawah 19 tahun, lansia di atas 50 tahun dan orang sakit, sementara Israel akan membebaskan sekitar 400 tahanan Palestina dan tidak akan menangkap mereka kembali, kata sumber tersebut kepada Reuters.

Gencatan senjata di Gaza tampaknya merupakan upaya paling serius dalam beberapa minggu terakhir untuk menghentikan pertempuran di wilayah kantong Palestina yang terpukul dan menjamin pembebasan sandera Israel dan asing.

Adapun sejauh ini para mediator telah meningkatkan upaya untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza, dengan harapan dapat mencegah serangan Israel di Kota Rafah di perbatasan ke Mesir, tempat lebih dari satu juta pengungsi berlindung.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah "setuju untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer" selama bulan puasa Ramadhan di Jalur Gaza, yang diperkirakan akan dimulai pada malam tanggal 10 Maret 2024, dan berakhir pada malam tanggal 9 April 2024.

Joe Biden, yang ucapannya direkam pada hari Senin (26/2) dan disiarkan di acara NBC "Late Night with Seth Meyers" pada Selasa (27/2), mengatakan Israel telah berkomitmen untuk memungkinkan warga Palestina untuk mengungsi dari Rafah di selatan Gaza sebelum mengintensifkan kampanyenya di sana untuk menghancurkan Hamas, yang oleh AS, Jerman, Uni Eropa dan beberapa negara lain dikegorikan sebagai kelompok teror.

4 dari 4 halaman

Raja Yordania Peringatkan Israel Jika Serang Gaza Saat Ramadan, Perang Regional Bisa Meluas

Raja Yordania Abdullah II pada Minggu (25/2/2024) kemudian memperingatkan akan terjadinya perang regional yang lebih luas, jika Israel melanjutkan kampanye militernya di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan pada bulan Maret.

Ramadan akan dimulai pada 10 atau 11 Maret, tergantung pada hilal.

Pada pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, "Raja Abdullah memperingatkan berlanjutnya perang di Gaza selama bulan suci Ramadan yang akan meningkatkan ancaman perluasan konflik," lapor kantor berita resmi Yordania, Petra seperti dikutip Senin (26/2).

Adapun Israel telah memperingatkan bahwa jika militan Hamas yang didukung Iran tidak membebaskan sisa sandera yang ditahan di Gaza pada awal Ramadan, maka Israel akan terus berperang selama bulan suci tersebut, termasuk di Rafah di sepanjang perbatasan Mesir di mana sekitar 1,4 juta warga Gaza mencari perlindungan.

Sementara itu, perundingan untuk gencatan senjata di Gaza telah dilanjutkan di Doha, media Mesir melaporkan pada hari Minggu, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan apa pun tidak akan mencegah serangan di Rafah.

Hal ini, kata PM Netanyahu, akan menempatkan Israel dalam beberapa minggu menuju "kemenangan total" atas Hamas yang serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel memicu perang.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.