Sukses

Berlomba-lomba ke Luar Angkasa, Ini 5 Negara yang Berhasil Mendarat di Bulan

Sejak era Perang Dingin, hanya ada tiga negara yang berhasil mendarat di bulan. Terbaru, negara Jepang berhasil mendaratkan wahana atariksa di Bulan pada 19 Januari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara di dunia tercatat pernah belomba-lomba melakukan misi pendaratan di bulan, dalam bentuk wahana antariksa maupun manusia. Sejak era Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Rusia pada 1960-an, Bulan menjadi tujuan dua negara tersebut untuk menaklukkan eksplorasi ruang angkasa.

Sejak saat itu, sejumlah negara lainnya turut memiliki tujuan serupa dan bermimpi untuk bisa mendarat di Bulan. Namun, pendaratan di Bulan tidak mudah.

Sejak era Perang Dingin, hanya ada tiga negara yang berhasil mendarat di Bulan. Terbaru, negara Jepang berhasil mendaratkan wahana atariksa di Bulan pada 19 Januari 2024.

Melansir laman The Planetary Society (27/02/2024), berikut daftar negara mendarat di Bulan.

1. Uni Soviet (Rusia)

Uni Soviet yang saat ini dikenal sebagai Rusia, tercatat sebagai negara pertama yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di permukaan Bulan. Wahana Luna 2 resmi meluncur pada 12 September 1959.

Luna 2 berhasil mencapai Bulan dua hari setelah peluncuran dan mendarat di permukaan Bulan timur Mare Serenitatis dekat Aristides, Archimedes, dan Kawah Autolycus. Sayangnya, pendaratan Luna 2 tidak berlangsung mulus.

Wahana antariksa milik Uni Soviet tersebut bertabrakan dengan permukaan Bulan sebelum wahana ini mengirimkan gambar apa pun. Luna 2 mendaratkan berbagai simbol Soviet yang dibawa dalam dua bola logam di permukaan Bulan.

Kemudian, Uni Soviet kembali berupaya meluncurkan wahana antariksa lainnya ke luar angkasa setelah Luna 2. Salah satunya adalah Luna 9.

Wahana ini diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur dan mendarat dengan sempurna pada 3 Februari 1966.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Amerika Serikat

2. Amerika Serikat

Keberhasilan Luna 2 milik Uni Soviet membuat Amerika Serikat kian memanas selama Perang Dingin. AS pun berkomitmen untuk mengalahkan pencapaian tersebut, dengan mengirimkan manusia pertama ke Bulan.

Sekitar 10 tahun setelah keberhasilan Luna 2, AS akhirnya mengirimkan misi Apollo 11 yang meluncur dari Cape Kennedy, AS, 16 Juli 1969. Misi Apollo 11 berisi tiga awak yang terdiri dari Komandan Neil Armstrong, Pilot Modul Komando Michael Collins, dan Pilot Modul Lunar Edwin "Buzz" Aldrin.

Mereka mendarat di Bulan pada 20 Juli 1969. Sejarah misi Apollo 11 ini tak lekang oleh waktu.

Neil Armstrong tercatat sebagai manusia pertama yang menginjakkan kakinya di permukaan bulan, disusul oleh Buzz Aldrin. Sementara Collin menunggu di orbit Bulan.

Ia mengawasi pendaratan itu dari modul komando Columbia, bekal satu-satunya untuk membawa ketiga pria ini kembali ke Bumi. Diperkirakan 650 juta orang menonton saat Armstrong menjejakkan kaki di Bulan dan mendengar suaranya yang menggambarkan peristiwa itu sebagai "...sebuah langkah kecil bagi seorang manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia".

 

3 dari 4 halaman

China

3. China

Setelah 40 tahun setelah Perang Dingin, belum ada negara yang berhasil mendarat di permukaan bulan. Hingga akhirnya China meluncurkan misi Chang'e 3 pada 2013.

Chang'e 3 adalah misi pendaratan di Bulan milik Badan Antariksa Nasional China (CNSA). Wahana antariksa ini dirancang untuk mempelajari satelit alami Bumi itu.

Wahana ini diluncurkan dengan roket Changzheng-3B (Long March 3B) dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 1 Desember 2013. Chang'e 3 mendarat di Bulan pada 14 Desember.

Wahanan tersebut melepaskan Wahana Yutu meluncur ke permukaan Bulan. Pendarat ini dirancang untuk beroperasi selama kurang lebih satu tahun di permukaan Bulan.

Pendarat ini dilengkapi dengan tiga kamera panorama, kamera topografi, kamera ultraviolet ekstrem, dan teleskop ultraviolet. Penjelajah Yutu dirancang dan dibangun oleh Akademi Teknologi Antariksa China (CAST).

Hal ini adalah kendaraan beroda enam yang ditenagai oleh sel surya. Dipasang di atas LLV, kendaraan ini diturunkan ke permukaan bulan setelah mendarat.

4. India

India berhasil mendarat di Bulan lewat misi Chandrayaan-3. Wahana ini mendarat sempurna di permukaan Bulan pada 23 Agustus 2023.

melansir laman Space, Chandrayaan memiliki arti 'kendaraan bulan' dalam bahasa Sansekerta. Wahana antariksa ini diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota, negara bagian Andhra Pradesh, India selatan pada 14 Juli.

Negara di Asia Selatan itu menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di dekat kutub selatan Bulan. Wilayah tersebut belum dipetakan dan diperkirakan mengandung air beku, sehingga dapat mendukung eksplorasi manusia di masa depan.

Misi ini menandai upaya kedua India untuk melakukan pendaratan di bulan. Upaya pertama, pada 2019 dengan Chandrayaan-2, menabrak permukaan Bulan karena masalah perangkat lunak dan kesulitan mengerem saat turun.

Kesuksesan misi India ini menjadi yang pertama kalinya untuk pesawat ruang angkasa India sekaligus menjadikan Negeri Bollywood sebagai negara keempat yang berhasil melakukan hal tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Jepang

5. Jepang

Wahana Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) milik Jepang berhasil mendarat di Bulan pada 19 Januari 2024. Pendaratan SLIM menjadikan Jepang sebagai negara kelima yang pernah mendarat di Bulan.

SLIM diluncurkan September lalu, bersama dengan teleskop sinar-X yang disebut XRISM. Wahana ini diluncurkan ke orbit rendah Bumi tak lama setelah lepas landas, tapi SLIM berangkat ke tempat yang lebih jauh.

Wahana ini menempuh rute yang panjang dan berputar-putar menuju Bulan, dan akhirnya tiba di orbit Bulan pada Hari Natal. Orbit awalnya sangat elips, membawa SLIM dalam jarak 373 mil (600 kilometer) dari permukaan Bulan pada titik terdekatnya dan 4.000 km pada titik terjauhnya.

SLIM memiliki misi untuk mempelajari lingkungan sekitar di Mare Nectaris atau "Lautan Nektar". Mare Nectaris terletak sekitar 15 derajat di selatan khatulistiwa Bulan dengan menggunakan spektrometer di dalamnya.

Data dari instrumen ini bisa mengungkap wawasan tentang komposisi area tersebut. Nantinya, data dari SLIM juga dapat menjelaskan pembentukan dan evolusi Bulan.

Namun, hal ini tidak akan bisa dilakukan kecuali jika panel surya SLIM sudah aktif. SLIM juga membawa dua penjelajah kecil, sebuah hopper kecil yang disebut LEV-1 dan sebuah wahana berbentuk bola yang dikenal sebagai LEV-2.

Robot-robot kecil ini dirancang untuk meluncur dari kapal induk SLIM, mengumpulkan data dan mengambil foto.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.