Sukses

Sekjen PBB Antonio Guterres Tunjuk Kelompok Independen untuk Evaluasi UNRWA

Langkah ini diambil setelah Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kelompok peninjau independen yang dipimpin Mantan Menteri Luar Negeri Prancis Chatherine Colonna akan melakukan penilaian terhadap badan pengungsi PBB untuk Palestina UNRWA, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres hari Senin (5/2).

Langkah ini diambil setelah Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Colonna akan bekerja sama dengan Institut Raoul Wallenberg di Swedia, Institut Chr. Michelsen di Norwegia, dan Institut Hak Asasi Manusia Denmark. Ia akan menyerahkan laporan awal pada akhir Maret dan laporan akhir pada akhir April, yang kemudian akan dipublikasikan.

Guterres mengatakan, peninjauan independen oleh pihak luar itu akan dilakukan bersamaan dengan penyelidikan yang kini sedang dilakukan oleh Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (7/2/2024).

“Kerja sama dengan pihak berwenang Israel, yang melemparkan tuduhan-tuduhan ini, sangat penting demi keberhasilan penyelidikan ini,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.

Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan di X bahwa ia menemui menteri luar negeri Uni Emirat Arab pada hari Senin untuk membahas kinerja UNRWA dalam “menjaga stabilitas di kawasan” dan menyalurkan bantuan ke dua juta penduduk Gaza.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada 15 Donor UNRWA Paling Penting, AS Termasuk

Juru Bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Lazzarini juga akan mengunjungi Qatar dan Kuwait pekan ini.

Sebanyak 15 negara donor UNRWA yang paling penting, termasuk Amerika Serikat, telah menangguhkan pendanaan bagi badan PBB tersebut setelah Israel menuduh 12 dari 13.000 staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

UNRWA memperingatkan pekan lalu bahwa mereka mungkin harus terpaksa menghentikan operasinya pada akhir Februari apabila pendanaan masih terhenti.

Guterres mengatakan sebelumnya bahwa sembilan staf yang diduga terlibat telah dipecat, satu tewas dan identitas dua lainnya masih dipastikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.