Sukses

1 Februari 2022: Tragedi Bocah Rayan Jatuh di Sumur Maroko 32 Meter Curi Perhatian Dunia

Sebuah tragedi menggemparkan Moroko dan kemudian menyita perhatian dunia hari ini dua tahun yang lalu, 1 Februari 2022. Anak laki-laki yang oleh media lokal disebut bernama Rayan Oram, dilaporkan terjatuh ke dalam sumur.

Liputan6.com, Tamorot - Sebuah tragedi menggemparkan Moroko dan kemudian menyita perhatian dunia hari ini dua tahun yang lalu, 1 Februari 2022. Anak laki-laki yang oleh media lokal disebut bernama Rayan Oram, dilaporkan terjatuh ke dalam sumur.

Dia diyakini terjatuh ke dalam lubang sempit dengan kedalaman sekitar 32 meter (104 kaki) tatkala bermain di dekat sumur di Kota Tamorot, 100 km (62 mil) dari Chefchaouen pada hari Selasa itu.

Sejak itu, mengutip laporan BBC, tim penyelamat berusaha mati-matian untuk menyelamatkan bocah laki-laki berusia lima tahun yang jatuh ke dalam sumur di Maroko utara tersebut.

Ribuan orang telah menonton rekaman penyelamatan di media sosial, dan sekelompok besar orang berkumpul di lokasi kejadian.

Dipimpin oleh Direktorat Perlindungan Sipil Maroko, operasi penyelamatan di kota kecil Tamorot dimulai pada Selasa (1/2) malam -- beberapa jam setelah bocah Rayan diketahui terjatuh ke dalam sumur.

Rekaman pada hari Kamis (3/2) dari kamera yang diturunkan ke dalam sumur menunjukkan bahwa anak laki-laki itu masih hidup dan sadar, namun belum ada kabar terkini mengenai kondisinya sejak saat itu.

Tim penyelamat mencoba memberikan oksigen, makanan, dan air kepada bocah tersebut, tetapi tidak jelas apakah dia dapat menggunakannya.

Campuran tanah berbatu dan berpasir membuat tim penyelamat menganggap membuka lubang sempit di sumur air itu terlalu berbahaya.

Sebaliknya, buldoser digunakan untuk membuat parit besar di sebelah sumur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang-Orang Berkumpul Mendoakan

Tim penyelamat kemudian mulai menggali secara horizontal untuk mencapai bocah tersebut. Beberapa bekerja sepanjang waktu, menggunakan lampu sorot yang terang pada malam hari.

Operasi tersebut harus dihentikan sebentar beberapa kali agar kru dapat memeriksa apakah lereng bukit aman dari keruntuhan dan tidak ada tanah yang masuk ke dalam sumur. Pipa besar juga digunakan untuk melindungi tim penyelamat dengan menyediakan jalur aman ke poros.

Ratusan orang berkumpul menyaksikan operasi tersebut, menyanyikan lagu religi, berdoa dan melantunkan "Allahu Akbar (Tuhan Yang Maha Besar)". Bahkan ada yang berkemah di lokasi tersebut.

Seorang warga setempat, Hafid El-Azzouz, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia berada di sana untuk menunjukkan “solidaritas terhadap anak ini, yang disayangi Maroko dan seluruh dunia”.

Peristiwa tersebut mengingatkan kita pada tragedi serupa yang terjadi di Spanyol pada tahun 2019, di mana seorang anak laki-laki berusia dua tahun meninggal setelah terjatuh ke dalam lubang bor di dekat Kota Malaga.

3 dari 4 halaman

#SaveRayan hingga Dinyatakan Meninggal Setelah Empat Hari Terjebak di Sumur

Upaya sungguh-sungguh untuk menyelamatkan bocah Rayan selama empat hari tak membuahkan hasil. Anak laki-laki Maroko berusia lima tahun itu akhirnya dinyatakan meninggal.

Pernyataan kerajaan mengumumkan kematiannya segera setelah dia dipindahkan dari sumur.

Tim penyelamat akhirnya membawa bocah itu keluar dari sumur pada Sabtu 5 Februari 2022 malam.

Tidak ada kabar yang diberikan pada saat itu mengenai kondisinya, dan penyelamatan yang dilakukan awalnya disambut dengan sorak-sorai dari orang banyak.

Di media sosial, orang-orang yang menggunakan tagar #SaveRayan, yang menjadi tren di seluruh negeri dan dunia, mengungkapkan kegembiraan mereka.

Namun kabar ini dengan cepat berubah membuat patah hati, karena beberapa menit kemudian muncul pernyataan yang mengumumkan bahwa Rayan telah meninggal.

Pengguna Twitter kemudian mulai memberikan penghormatan dan mengungkapkan kesedihan menggunakan tagar yang sama.

"Keberanian Rayan akan tetap ada dalam ingatan kami dan terus menginspirasi kami," cuit gelandang AC Milan asal Aljazair Ismael Bennacer.​

Upaya untuk membebaskan anak laki-laki tersebut, Rayan Oram, telah menarik perhatian negara Maroko, dengan ratusan orang berkumpul di sumur dan ribuan lainnya mengikuti perkembangan penyelamatan secara online.

Bocah itu terjatuh sejauh 32 meter (104 kaki) melalui lubang sempit di sumur tersebut. Upaya penyelamatan terhambat karena kekhawatiran akan terjadinya tanah longsor.

 

4 dari 4 halaman

Duka

Dalam sebuah postingan di Facebook, Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis: "Malam ini, saya ingin memberi tahu keluarga Rayan kecil dan masyarakat Maroko bahwa kami berbagi penderitaan mereka."

Pernyataan dari istana kerajaan Maroko menggambarkan kematian Rayan sebagai "kecelakaan tragis", dan menambahkan: "Yang Mulia Raja Mohammed VI menelepon orang tua anak laki-laki yang meninggal setelah terjatuh ke dalam sumur."

Raja telah menyampaikan belasungkawa terdalam dan belas kasih yang tulus, tambahnya.

Ayah Rayan sedang memperbaiki sumur pada saat kecelakaan terjadi pada hari Selasa 1 Februari 2022. Dia mengatakan kepada media lokal keesokan harinya bahwa putranya terjatuh dari lubang pada saat "saat saya mengalihkan pandangan darinya", dan menambahkan: "Saya tak mengalihkan perhatian sedikit pun."​

Pemakaman

Peti jenazah Rayan Oram (5) diturunkan ke dalam makam saat pemakamannya di Desa Ighran, Provinsi Chefchaouen, Maroko, 7 Februari 2022. Rayan Oram meninggal setelah terjebak selama lima hari dalam sumur kering sedalam 32 meter. (AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Mengutip CNN, massa berkumpul di Provinsi Chefchaouen utara Maroko pada Senin 7 Februari, untuk menghadiri pemakaman Rayan Ouram yang berusia lima tahun, yang meninggal setelah terjebak di dalam sumur selama empat hari.

Ratusan pelayat membawa peti mati Rayan dan menguburkannya dua hari setelah ia meninggal.

Rayan dipastikan tewas Sabtu 5 Februari malam oleh pihak berwenang, setelah upaya penyelamatan gagal menyelamatkannya.

Anak laki-laki berusia lima tahun itu telah terperangkap sejak Selasa 1 Februari, sebelum diangkat oleh tim penyelamat dari sumur empat hari kemudian pada hari Sabtu (5/2), namun ia tidak selamat dari cobaan berat tersebut, media pemerintah melaporkan.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.