Sukses

Pilpres Taiwan: China Ingatkan Warga Taiwan untuk Membuat Pilihan Tepat

Banyak warga Taiwan menganggap diri mereka sebagai bagian dari negara yang terpisah – meskipun sebagian besar mendukung mempertahankan status quo, di mana Taiwan tidak mendeklarasikan kemerdekaan dari China atau bersatu dengannya.

Liputan6.com, Beijing - China memperingatkan para pemilih di Taiwan untuk membuat "pilihan yang tepat". Hal itu disampaikan jelang Pilpres Taiwan pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Pada hari yang sama, Taiwan juga menggelar pemilu legislatif.

Melansir BBC, Jumat (12/1/2024), China mengatakan bahwa kemenangan calon presiden (capres) dari partai yang berkuasa, William Lai, akan menimbulkan bahaya bagi hubungan kedua negara.

Siapa yang memenangkan pemilu Taiwan dapat mendorong Taiwan semakin mendekat atau menjauh dari Beijing.

Taiwan dipandang adalah titik konflik utama dalam pertikaian antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam memperebutkan supremasi di Asia.

Kantor Urusan Taiwan di China mengatakan William Lai akan lebih mendorong kegiatan separatis jika dia terpilih.

"(Dia) akan terus mengikuti jalan kejahatan dengan memprovokasi 'kemerdekaan' dan … membawa Taiwan semakin jauh dari perdamaian dan kemakmuran, sebaliknya semakin dekat dengan perang dan kemunduran," sebut Kantor Urusan Taiwan di China dalam pernyataannya.

William Lai dari Partai Progresif Demokratik (DPP) sendiri menyerukan para pemilih memilih jalan yang benar guna mempertahankan kedaulatan Taiwan. Lawan utamanya, Hou Yu-ih dari Kuomintang (KMT), juga menyebutnya berbahaya bagi hubungan dengan China.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Antara Pilihan Damai atau Perang?

Banyak warga Taiwan menganggap diri mereka sebagai bagian dari negara yang terpisah – meskipun sebagian besar mendukung mempertahankan status quo, di mana Taiwan tidak mendeklarasikan kemerdekaan dari China atau bersatu dengannya.

Taiwan memandang dirinya berbeda dari China daratan, namun Beijing menganggapnya sebagai provinsi yang memisahkan diri, yang pada akhirnya akan bersatu sekalipun melalui penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.

China mengkritik pula apa yang didefinisikannya "ocehan kurang ajar" AS setelah Washington memperingatkan Beijing agar tidak memicu ketegangan menjelang pemungutan suara di Taiwan. Beijing meminta Washington berhenti mengomentari pemilu Taiwan.

3 dari 3 halaman

Ocehan Kurang Ajar AS

Selain itu, Kementerian Luar Negeri China melayangkan "teguran" terhadap AS setelah Washington mengatakan akan mengirim delegasi tidak resmi ke Taiwan pasca pemungutan suara.

"Pemerintah AS harus menahan diri untuk melakukan intervensi dalam pemilu ... untuk menghindari kerusakan serius pada hubungan AS-China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

"China menyatakan ... penolakan tegas terhadap ocehan kurang ajar pihak AS tentang pemilu di wilayah Taiwan."

Sebelumnya China telah mengatakan pemilih Taiwan menghadapi pilihan antara damai atau perang dalam pemilu.

Sementara itu, pada Kamis, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik China atas campur tangan berulang kali dalam pemungutan suara.

"Sejujurnya, Beijing harus berhenti mengacaukan pemilu di negara lain dan menyelenggarakan pemilu mereka sendiri," tulis Wu di X alias Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini