Sukses

Menteri Transportasi Malaysia Kembali Imbau Warga Pakai Masker di Kendaraan Umum

Pemerintah Malaysia belum berencana untuk menerapkan perintah pengendalian pergerakan (MCO) untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke Siew Foke mengimbau agar masyarakat kembali memakai masker saat berada di transportasi umum, meskipun saat ini belum diwajibkan. Hal ini diimbaunya lantaran adanya lonjakan kasus COVID-19 di Negeri Jiran.

"Selama ini tidak wajib (memakai masker saat berada di angkutan umum), kami hanya menganjurkan saja. Jadi terserah pada masyarakat," katanya, seperti dilansir Malay Mail, Rabu (20/12/2023).

"Kebijakan atau aturan apa pun mengenai penggunaan masker hanya dapat ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kementerian Perhubungan tidak akan menentukan kebijakan sendiri (terkait hal tersebut)," lanjut dia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Datuk Seri Dzulkefly Ahmad mengatakan pemerintah tidak berniat menerapkan kembali pembatasan seperti perintah pengendalian pergerakan (MCO) saat ini, meskipun kasus COVID-19 meningkat baru-baru ini di Malaysia.

Menurutnya, situasi masih terkendali dan fasilitas kesehatan tidak terbebani karena Kemenkes memperkuat Rencana Penanganan COVID-19.

Sebanyak 20.696 kasus COVID-19 dilaporkan selama Pekan Epidemiologi (ME) ke-50 dari 10 Desember hingga 16 Desember 2023, yang merupakan peningkatan sebesar 62,2 persen dibandingkan 12.757 kasus pada ME-49.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

KBRI Kuala Lumpur Juga Imbau WNI Pakai Masker

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur juga mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) kembali mengenakan masker lantaran meningkatnya kasus COVID-19 di Malaysia belakangan ini.

"Sifatnya sebatas imbauan dan kewajiban pakai masker bagi warga yang memerlukan pelayanan karena setiap hari jumlah yang datang ramai, sampai 1.800 orang," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono kepada Liputan6.com, Jumat (15/12). 

KBRI Kuala Lumpur setiap harinya melayani kebutuhan kelengkapan dokumen bagi WNI setempat, seperti pelayanan kontrak kerja, pelayanan khusus paspor hingga pelayanan bagi pekerja migran.

Sementara itu, Hermono menyebut bahwa pemerintah setempat saat ini telah meminta masyarakat untuk waspada terhadap kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Negeri Jiran, namun tetap tenang dan tidak panik.

3 dari 4 halaman

Imbauan Pakai Masker di Tempat Ramai

Pada 13 Desember, Kementerian Kesehatan Malaysia seperti dilansir Malay Mail, mengimbau seluruh masyarakat untuk melanjutkan tindakan pencegahan COVID-19 setelah jumlah kasus dilaporkan meningkat hampir dua kali lipat, hanya beberapa pekan sebelum musim libur dan perayaan akhir tahun.

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan menyarankan masyarakat memakai masker saat berkumpul dengan teman dan keluarga karena pada 3-9 Desember menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan, dengan 12.757 kasus yang dilaporkan dibandingkan dengan 6.796 pada periode yang sama tahun lalu.

Dr Radzi menyerukan adanya urgensi dan kehati-hatian yang lebih besar dalam mengambil tindakan pencegahan, terutama mengingat perayaan akan menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan dan pertemuan.

"Kemenkes mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 ketika masyarakat melakukan perjalanan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru, ditambah dengan potensi penyebaran virus selama liburan sekolah mendatang mulai 16 Desember," tutur Dr Radzi.

"Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mengutamakan keselamatan dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. Tindakan pencegahan ini ditekankan untuk melindungi tidak hanya diri sendiri tetapi juga keluarga, tetangga, dan teman dekat dari risiko infeksi COVID-19."

Kekhawatiran juga muncul mengenai beban yang dihadapi fasilitas kesehatan, dengan adanya peningkatan sebesar 1,4 persen dalam jumlah pasien yang masuk ke layanan kritis dan tempat tidur non-kritis selama periode 3-9 Desember dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penggunaan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) meningkat sebesar 1,4 persen dan terdapat peningkatan sebesar 0,5 persen pada pasien COVID-19 yang membutuhkan ventilator.

Dr Radzi mengonfirmasi bahwa hingga hari ini belum ada varian baru yang teridentifikasi.

"Subvarian Omicron yang dominan di Malaysia adalah XBB.1.16, XBB.1.5, dan EG.5.5. Meskipun varian ini diketahui sangat menular, umumnya tidak menimbulkan kasus yang parah," jelas Dr Radzi.

Untuk meningkatkan perlindungan bagi individu berisiko tinggi, terutama mereka yang berusia 60 tahun ke atas dengan penyakit penyerta, obesitas, sistem kekebalan tubuh lemah, atau sedang dalam pengobatan penyakit kronis, Dr Radzi merekomendasikan konsultasi dengan dokter mengenai penggunaan Paxlovid.

Obat antivirus ini telah menunjukkan efektivitas bila diminum dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala, sehingga memberikan lapisan pertahanan tambahan bagi populasi yang rentan.

4 dari 4 halaman

Kemenkes Singapura Juga Menganjurkan Penggunaan Masker

Selain Malaysia, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan pihaknya sangat menganjurkan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat ramai meski sedang tidak dalam kondisi sakit, terutama di dalam ruangan atau ketika mengunjungi orang-orang yang rentan.

Pernyataan tersebut dirilis di tengah fenomena meningkatnya kasus COVID-19 di negara itu.

Kementerian Kesehatan Singapura pada Jumat (15/12) menuturkan bahwa perkiraan jumlah kasus COVID-19 pada 3-9 Desember meningkat menjadi 56.043, melonjak 75 persen dibandingkan dengan 32.035 kasus pada pekan sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini