Sukses

Israel Dilaporkan Buldoser Warga Gaza di RS Kamal Adwan, Menkes Palestina Serukan Penyelidikan Segera

Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila mendesak masyarakat internasional menyelidiki apa yang terjadi di RS Kamal Adwan dan tidak mengabaikan kejahatan perang yang terjadi di Jalur Gaza.

Liputan6.com, Gaza - Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila menyerukan penyelidikan segera atas laporan pasukan Israel membuldoser warga Palestina, termasuk pasien luka, di halaman Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Gaza Utara.

Pada Sabtu (16/12/2023), sejumlah dokter dan saksi lainnya menuturkan bahwa pasukan Israel melibas tenda-tenda yang menampung pengungsi di dekat RS Kamal Adwan - salah satu dari 11 rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza setelah Israel melancarkan serangan militernya pada 7 Oktober - menghancurkan mereka hingga tewas.

Saksi mata menuturkan kepada Al Jazeera bahwa warga sipil sengaja menjadi sasaran.

"Orang-orang dikubur hidup-hidup menggunakan buldoser ... Semua yang melakukan kejahatan ini harus diadili dan dibawa ke pengadilan pidana internasional," ungkap seorang saksi mata, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (17/12).

Laporan wartawan Al Jazeera Hani Mahmoud dari Rafah di Gaza Selatan pada Minggu pagi menyebutkan, "Buldoser menghancurkan banyak fasilitas rumah sakit. Menghancurkan orang-orang beserta tenda-tenda mereka di halaman dan sekitar 20 orang tertimpa dan terkubur di bawah reruntuhan."

Al Jazeera yang melansir kantor berita Palestina, Wafa, mengungkapkan bahwa Menteri Kesehatan al-Kaila mendesak masyarakat internasional menyelidiki apa yang terjadi di rumah sakit tersebut dan tidak mengabaikan kejahatan perang yang terjadi di Jalur Gaza.

Dia juga menyoroti bahwa tentara Israel menghancurkan bagian selatan rumah sakit dan terdapat 12 bayi yang masih berada di dalam inkubator rumah sakit tanpa air atau makanan.

Meskipun pasukan Israel kini telah ditarik dari rumah sakit tersebut, militer Israel mengatakan telah menahan 90 orang dan menemukan senjata serta amunisi di dalam rumah sakit pasca penggerebekan.

Pasukan Israel menggerebek rumah sakit tersebut pada Selasa (12/12) setelah mengepung dan menembaki rumah sakit selama beberapa hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketakutan dan Kengerian

Sejak RS Kamal Adwan digerebek, menurut para dokter, suasana diliputi ketakutan dan kengerian.

"Korban luka perlu dioperasi tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Wafa Albus, seorang dokter di rumah sakit tersebut, kepada Al Jazeera.

Sambil menunjuk seorang wanita dan seorang pria yang tergeletak di lantai, dia mengatakan tidak ada kasur untuk pasien.

"Apakah ini rumah sakit? Situasi ini tidak tertahankan," ujarnya.

Dia juga menggambarkan bagaimana pasukan Israel memperlakukan pasien dan dokter selama penggerebekan yang berlangsung selama beberapa hari.

"Mereka menangkap manajer rumah sakit dan menginterogasi semua staf medis … Mereka bahkan membiarkan anjing pelacak mendekati kami. Anjing-anjing itu juga menyerang seorang lelaki tua berkursi roda," ungkap sang dokter.

Awal pekan ini, Leo Cans, kepala misi Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) untuk Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasi di RS Kamal Adwan sangat buruk.

"Kami marah dengan apa yang terjadi," tutur Cans, seraya menambahkan bahwa petugas medis di Jalur Gaza beroperasi dalam kondisi yang mirip dengan Perang Dunia I. "Kami melakukan operasi di lantai. Anak-anak datang dengan luka yang sangat parah dan (ahli bedah) harus melakukan banyak operasi tetapi tidak ada lagi tempat tidur."

3 dari 3 halaman

Hanya 11 dari 36 Rumah Sakit yang Masih Berfungsi di Jalur Gaza

Badan kesehatan PBB (WHO) pada Sabtu mengirimkan pasokan medis dan obat-obatan ke RS Kamal Adwan, yang perlu segera melanjutkan setidaknya operasi dasar untuk terus melayani ribuan orang yang membutuhkan layanan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa.

"Hanya segelintir dokter dan beberapa perawat, bersama dengan 70 sukarelawan yang masih bekerja dalam kondisi yang oleh staf WHO disebut sebagai keadaan yang sangat menantang," kata Cans.

WHO mengungkapkan bahwa hanya 11 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih berfungsi sebagian dan memohon agar rumah sakit-rumah sakit tersebut tetap beroperasi.

"Kita tidak bisa kehilangan fasilitas kesehatan atau rumah sakit apa pun," tegas Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah pendudukan Palestina pada awal pekan ini dari Jalur Gaza.

"Kami berharap, kami mohon agar hal ini tidak terjadi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini