Sukses

Anak-anak yang Ingin Bersekolah di Pakistan Masih Jadi Sasaran Kelompok Teror

Kelompok teror di Pakistan dilaporkan menargetkan korban yang tidak bersalah untuk menyelesaikan masalah dengan otoritas negara.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok teror di Pakistan dilaporkan menargetkan korban yang tidak bersalah untuk menyelesaikan masalah dengan otoritas negara.

Kelompok yang terafiliasi dengan Al Shahab, Boko Haram, ISIS dan lainnya dilaporkan masih banyak lagi yang menyandera anak-anak di sekolah dan rumah sakit, dikutip dari laman thepakmilitarymonitor, Minggu (10/12/2023)

Terbaru, empat dari tujuh anak terluka pada tanggal 5 Desember 2023. Anak-anak menjadi korban dari alat peledak (IED) di Jalan Warsak Peshawar.

Berdasarkan laporan dari Inspektur Polisi Warsak Arshad Khan, kejadian itu terjadi di dekat Sekolah Umum Peshawar.

Pihak berwenang awalnya mengklaim bahwa tidak ada bukti bahwa sekolah tersebut atau anak-anak sekolah menjadi sasaran para ekstremis dan tidak satu pun dari merekadari anak-anak itu “berseragam sekolah”.

Namun kecaman menyusul. Kemudian diketahui bahwa yang menjadi korban adalah anak-anak.

Berita tersebut menjadi pemberitaan media, namun tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Pakistan telah mengalami peningkatan aktivitas teror dalam beberapa bulan terakhir, khususnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Institut Studi Konflik dan Keamanan Pakistan (PICSS), negara ini mengalami peningkatan sikap anti-negara sebesar 34 persen.

Perpustakaan Nasional Medicine yang berbasis di Bethesda, AS, mengumpulkan data dan menyimpulkan: “Menargetkan anak-anak sekolah adalah serangan terhadap pendidikan karena menjauhkan mereka dari sekolah. Hal ini dilakukan karena pendidikan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, yang menjadikan kaum muda mempertanyakan konsep kebencian dan mengurangi kekerasan dan terorisme di masyarakat.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Tewas Teror di Kampus Pakistan

Kembali ke tahun 2016, korban jiwa dilaporkan dalam serangan milisi Taliban di Universitas Bacha Khan, Pakistan. Dari keterangan Otoritas setempat saat itu korban tewas dalam peristiwa ini mencapai 21 orang.

"Jumlah korban bertambah, saat ini (korban tewas) 21 orang," ucap Kepala Polisi Resot Charsadda, Saeed Wazir, seperti dikutip dari IBT.

Dia menambahkan 70 persen mahasiswa di universitas tersebut berhasil diselamatkan. Tentara Pakistan, saat itu tengah menyisir tempat insiden untuk mencari korban selamat maupun pelaku penembakan.

Sementara itu, meski Otoritas Pakistan menyebut korban tewas 21 orang, sejumlah media -- termasuk The Guardian -- menuliskan jumlah korban mencapai 30 jiwa.

Sekelompok pria bersenjata menyerang Universits Bacha Khan yang berada di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, barat laut Pakistan pada Rabu (20/1/2016). Menurut keterangan polisi, suara dua ledakan terdengar dari dalam kampus.

3 dari 3 halaman

Kelompok Pria Bersenjata Masuk Gerbang Kampus

Kejadian itu digambarkan oleh seorang saksi mata yang menyebut ada kelompok bersenjata melakukan serangan.

"Kelompok pria bersenjata masuk lewat pintu gerbang belakang kampus, di mana terletak guest house. Mereka langsung memuntahkan peluru. Sekarang mereka menguasai kamar pria," kata seorang saksi mata yang merupakan mahasiswa universitas tersebut, Abid Ali kepada Express Tribun seperti dilansir The Guardian.

Dilaporkan 3.000 orang berada dalam kampus tersebut. Ditambah 600 tamu karena universitas itu sedang menggelar festival puisi. Aparat militer dilaporkan sudah berada di lokasi dan pasukan elite bakal diterjunkan.

Universitas itu berada 100 kilometer dari Islamabad. Belum diketahui siapa 10 orang penyerang tersebut.

Pakistan mengalami banyak serangan dari militan. Pada Desember 2014, sekolompok teroris menyeruak masuk ke sekolah dan membantai 134 murid. Insiden itu dipercaya dilakukan oleh Taliban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.