Sukses

Kakek Ini Jadi Korban Penipuan Modus Cek Uang Palsu Rp1,3 M, Beruntung Bank Inggris Kembalikan Seluruh Uangnya

Bank HSBC mengembalikan seluruh uang seorang lansia yang jadi korban scam alias penipuan.

Liputan6.com, Oxfordshire - Seorang kakek berusia 89 tahun menjadi korban scam alias penipuan via telepon. Tabungan sebesar Rp1,3 miliar pun ludes sebab kakek itu menyebut pelaku "terdengar tulus".

Modus pelaku adalah pura-pura menjadi polisi dan meminta korban untuk membantu mengecek uang palsu.

Menurut laporan BBC, Sabtu (21/10/2023), keponakan korban berkata pamannya sedang "bosan" ketika ia dihubungi oleh polisi jadi-jadian. Polisi itu meminta tolong untuk mengecek uang palsu, dan kakek itu merasa senang ingin membantu.

Para scammer itu meminta si kakek agar merahasiakan komunikasi mereka, kemudian ia disuruh menarik uang dari bank dan memberikannya ke polisi jadi-jadian itu untuk diperiksa.

Uang itu ada yang diberikan dalam bentuk emas batangan senilai 50 ribu pound sterling. Si kakek membeli emas itu atas perintah scammer.

Peristiwa itu terjadi dalam tempo dua pekan pada Juli lalu. Total kerugian scam ini mencapai 67.650 pound sterling (Rp1,3 miliar).

Polisi berkata jenis scam ini adalah courier fraud (penipuan kurir).

"Mereka (pelaku) terdengar tulus dan saya kira saya juga bodoh," ujar korban. "Terlalu percaya."

HSBC Tanggung Jawab

Beruntung, pihak bank HSBC mengembalikan seluruh uang pelaku. Pihak bank mengakui bahwa harusnya mereka bertanya dulu terkait transaksi-transaksi ini.

"Lebih banyak informasi seharusnya dapat ditanyakan sehingga scam ini bisa terkuak lebih awal," ujar pihak HSBC dalam pernyataannya.

Pihak keluarga korban ternyata juga sudah meminta bank agar memantau transaksi di rekening anggota keluarga mereka yang sudah sepuh ini.

"Kami ingin semua pelanggan kami untuk sadar bahwa jika Anda mendapatkan telepon mendadak tentang uang, ada kemungkinan itu adalah sebuah scam," tegas pihak HSBC.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waspada Aksi Penipuan Lewat Telepon Mengklaim Pihak PLN

Beralih ke dalam negeri, PT PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya menyatakan ada modus penipuan baru lewat klaim nomor telepon PLN, masyarakat pun diimbau untuk mewaspadainya.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Lasiran, mengatakan, masyarakat perlu berhati-hati dalam mencari nomor telepon di mesin pencarian daring. Saat ini banyak oknum yang melakukan penipuan dengan membuat titik lokasi alamat kantor PLN di mesin pencarian daring dan mencantumkan nomor telepon.

"Menghubungi PLN lebih mudah lewat PLN Mobile, kita bisa lacak permohonan atau pengaduan lewat aplikasi dan yang paling penting PLN tidak pernah punya nomor telepon selain 123," kata Lasiran, di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Lasiran mengungkapkan, menghubungi PLN sekarang bisa dimana saja, kapan saja, dan bisa dilakukan oleh pelanggan sendiri tanpa melalui perantara.

"PLN bisa dihubungi 24 jam sehari 7 hari seminggu, bahkan kalau ada gangguan tengah malam pun petugas selalu siap," ujar Lasiran.

Untuk menghindari penipuan tersebut, PLN membuka pintu seluas-luasnya kepada pelanggan untuk menghubungi PLN melalui saluran resmi yaitu menggunakan Aplikasi PLN Mobile. Ada beberapa menu yang ada di PLN Mobile diantaranya Pengaduan, Token dan Pembayaran, Catat Meter, Sambung Baru, Ubah Daya, Penyambungan Sementara, sampai ke pengisian kendaraan listrik.

Selain melalui aplikasi PLN Mobile, pelanggan bisa juga menghubungi Contact Center PLN yang terdiri dari telepon ke nomor 123, Facebook PLN 123, X @pln_123, website www.pln.co.id, dan email pln123@pln.co.id.

Lasiran menghimbau kepada pelanggan untuk langsung menghubungi kanal resmi PLN tanpa perantara. Permohonan layanan kelistrikan atau pengaduan yang melalui kanal resmi PLN akan mendapatkan nomor register. Pembayaran permohonan layanan seperti pasang baru atau tambah daya listrik akan melalui virtual account, tidak ada pembayaran cash di tempat.

"Sekali lagi kami himbau agar pelanggan waspada, jangan sampai tertipu dengan menghubungi nomor yang salah di mesin pencarian online, banyak oknum yang memanfaatkan untuk menipu. Hubungi PLN lewat jalur resmi saja," Lasiran mengakhiri.

3 dari 4 halaman

Tips Melindungi Diri dari Scam yang Mengaku PLN

Agar tidak menjadi korban penipuan perhatikan sejumlah tips berikut ini.

1. Berhati-hati terhadap pihak yang mengaku sebagai petugas PLN dan meminta pembayaran langsung. Petugas PLN selalu dilengkapi surat tugas dan identitas pekerjaan yang jelas;

2. Semua transaksi pembayaran layanan PLN selalu menggunakan nomor register atau kode bayar;

3. Petugas PLN tidak meminta biaya atas layanan yang diberikan secara langsung;

4. Laporkan oknum yang mengaku sebagai petugas PLN melalui PLN Mobile atau Contact Center PLN 123;

5. Tidak mengunduh file atau aplikasi apapun dari nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan PLN.

Untuk mencegah penipuan, masyarakat diingatkan agar memperhatikan kelengkapan atribut petugas resmi PLN. Menurutnya, petugas PLN selalu dibekali surat tugas, menggunakan tanda pengenal, alat pelindung diri (APD) dan seragam kerja selama bertuJ

Jika di lapangan masyarakat menemukan oknum yang mengaku petugas PLN dan meminta pembayaran di tempat, masyarakat jangan ragu melaporkannya melalui PLN Mobile atau Contact Center PLN 123.

4 dari 4 halaman

Penipuan Berkedok Website BCA Palsu

Cara pelaku cyber crime atau kejahatan siber semakin beragam dalam melakukan aksi jahatnya, bahkan membawa nama bank. Salah satunya dan yang sedang tren adalah membuat situs palsu dengan susunan karakter mirip dan sulit dibedakan dengan yang resminya.

Secara tidak sadar korban melihat bahwa alamat website yang dikunjungi benar, sehingga masuk ke dalam jebakannya. Akibatnya, device milik korban terinfeksi oleh malware yang dapat mengirimkan data-data pribadi korban ke si hacker. 

Mengetahui modusnya saja bisa jadi kurang untuk menghindarinya. Sebab itu diperlukan kewaspadaan dalam melakukan segala transaksi perbankan.

Berikut tips untuk terhindar dari penipuan ini:

1. Tidak mengklik link mencurigakan

Pelaku kejahatan biasanya mengirim link ini melalui email, pesan singkat atau WhatsApp. Hal ini dilakukan supaya mengarahkan korban untuk mengakses link tersebut dengan cara klik link tersebut.

Untuk itu, sebaiknya kamu tidak sembarangan mengeklik atau mengakses link atau tautan yang diberikan oleh sumber yang tidak dikenal.

2. Kenali situs resmi bank

Supaya terhindar dari pelaku kejahatan yang mengatasnamakan bank, kamu perlu lebih kenal lagi dengan beberapa website resmi.

Website resmi diawali dengan https:// (ada huruf ‘s’ yang berarti secured), sedangkan website palsu tidak ada. Abaikan website yang menyerupai atau mengaku dari bank BCA.

3. Cek kembali link apakah mengandung punycode

Untuk menguji link yang diberikan asli atau palsu, kamu bisa meng-copy paste nya di browser terpercaya. Website yang menggunakan punycode, misalnya Cyrillic, akan muncul URL yang tidak beraturan formatnya berubah dari yang semula mirip URL website resmi (lihat contoh pada ciri-ciri website palsu point 1). Kalau kamu menemukan link seperti itu, sudah dipastikan bahwa itu palsu.

4. Ketik sendiri alamat website pada browser

Alih-alih menyalin atau mengakses secara langsung dari link orang lain, ada baiknya kamu mengetik sendiri alamat website secara langsung pada browser atau gunakan bookmark terpercaya untuk mengakses situs tersebut. Langkah ini lebih baik daripada klik langsung dari link yang diberikan.

5. Gunakan browser terpercaya, update secara rutin

Selalu gunakan browser terpercaya keamanan kamu. Selalu update versi browser mu untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan akses website di internet. Langkah ini bisa meminimalkan kamu mengunjungi website palsu.

6. Segera lapor modus penipuan

Kamu juga bisa berperan aktif dalam mencegah munculnya korban yang lebih banyak dengan melaporkan kasus ini ke BCA. Kamu bisa menghubungi Halo BCA di 1500888 atau via aplikasi haloBCA. Jika diperlukan, laporkan juga ke pihak berwajib untuk penanganan lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.