Sukses

Serangan Hamas ke Israel Dinilai Sebagai Akibat Diamnya PBB Atas Krisis Kemanusiaan di Palestina

Operasi Banjir Al Aqsa yang dilancarkan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, membombardir wilayah Israel sejak Sabtu 7 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi Banjir Al Aqsa yang dilancarkan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, membombardir wilayah Israel sejak Sabtu 7 Oktober 2023. Dalam laporan Aljazeera, terdapat catatan tragis, dengan 500-an warga Israel yang kehilangan nyawa dan lebih dari 2.000 lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina telah mengumumkan jumlah korban tewas di antara warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza mencapai 313 orang, termasuk 20 anak-anak, dan hampir 1.990 lainnya mengalami luka-luka.

Dalam menghadapi meningkatnya ketegangan dan konflik yang semakin memanas di kawasan tersebut, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, dengan tegas mengajukan permintaan agar semua pihak harus bersikap obyektif dan adil dalam memberikan pernyataan dan tindakan mereka.

Menurutnya, apa yang terjadi sekarang ini akibat diamnya dunia internasional dan PBB atas penindasan yang dilakukan Israel atas rakyat dan tanah Palestina.  

"Kita tak bisa menyebut Hamas teroris. Serbuan Hamas atas Israel adalah akibat penyerangan pendudukan Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah. Ini gambaran umumnya," paparnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (9/10/2023). 

Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut juga menyoroti berbagai tindakan yang diambil Israel selama 2023 yang dapat dianggap sebagai tindakan kriminal. Menurutnya, data dari PBB menunjukkan bahwa sejak awal 2023, Israel telah menyebabkan hampir 300 warga Palestina tewas di Tepi Barat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Israel Dinilai Telah Melanggar Berbagai Resolusi PBB

Selain itu, sambungnya, provokasi yang melibatkan sekitar 4.000 pemukim Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Juni 2023 juga patut dicatat. "Namun, disayangkan bahwa dunia internasional, termasuk PBB, belum mengambil tindakan konkret dalam mengatasi masalah ini."

Fadli Zon pun memanggil komunitas internasional untuk melakukan introspeksi menyeluruh. Dia menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah akibat kegagalan komunitas internasional, termasuk PBB, serta lemahnya penegakan aturan dunia yang berlaku.

Ia menilai Israel telah melanggar berbagai resolusi PBB secara terus-menerus, dan rakyat Palestina di Gaza merasa bahwa penggunaan hak perlawanan adalah satu-satunya cara untuk kembali ke tanah air mereka, seperti yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan pada masa penjajahan Belanda. Rakyat Palestina merasakan ketidakadilan yang berkepanjangan di mata komunitas global.

Di sisi lain, Fadli Zon menilai situasi kekerasan yang terjadi saat ini di Jalur Gaza merupakan momentum penting bagi semua pihak. Ini adalah saat yang tepat bagi PBB untuk mempertimbangkan apakah mereka telah bertindak secara adil dalam menangani konflik antara Palestina dan Israel.

 

3 dari 5 halaman

Momentum Mencabut Isolasi dan Blokade Jalur Gaza

"Ini juga membuktikan bahwa normalisasi dengan Israel ternyata tidak meredakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan Israel. Ini momentum bagi kita semua untuk melihat akar masalah konflik tersebut yaitu penjajahan dan kekerasan Israel serta lemahnya penegakkan hukum internasional di sana. Yang paling mendesak adalah ini momentum mencabut isolasi dan blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 2006," ungkapnya. 

Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Liga Parlemen Dunia untuk Palestina, mengecam respons beberapa negara Barat yang cenderung mendukung Israel dalam konflik ini. Menurutnya, respons yang pro-Israel dari negara-negara besar seperti AS dan Inggris tidak akan mengatasi masalah ini. Untuk mengurangi ketegangan dalam konflik tersebut, negara-negara besar harus berperan sebagai pihak yang adil dan netral.

Fadli Zon juga mengungkapkan bahwa DPR selalu memberikan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina dalam berbagai forum parlemen. "Kita akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, termasuk di Sidang Umum Parlemen Dunia di Luanda, Angola, 23 Oktober mendatang. Kita akan meminta dunia bersikap adil dan obyektif terhadap bangsa Palestina," dia memungkasi.

4 dari 5 halaman

Kondisi Israel Saat Ini

Kondisi Israel saat ini dilaporkan semakin terpuruk usai Hamas melancarkan serangan yang begitu intens sejak Sabtu 7 Oktober 2023. Dikutip dari laman BBC, lebih dari 500 warga Israel telah terbunuh sejak Hamas melancarkan serangan besar.

Pertempuran antara militer Israel dan militan Palestina itu terus berlanjut di wilayah Israel dekat Gaza. Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 313 orang di Jalur Gaza, dan hampir 2.000 orang terluka, kata para pejabat Palestina.

Seorang warga negara Inggris, Jake Marlowe, hilang dari Israel - dia bekerja sebagai anggota keamanan di dekat perbatasan Gaza ketika serangan itu terjadi. Sementara itu, di Mesir ada dua turis Israel dan pemandu wisata mereka asal Mesir ditembak mati di Alexandria, tampaknya oleh seorang polisi.

Pada Sabtu pagi, Hamas melancarkan gelombang serangan roket dan para anggotanya menyerbu Israel, yang merupakan penyerangan terbesar dalam beberapa dekade. Kemudian, di Jalur Gaza Kementerian Kesehatan menyatakan 313 orang Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel, dan hampir 2.000 orang terluka.

5 dari 5 halaman

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel Vs Palestina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.