Sukses

Sekjen NATO: Cara Termudah Akhiri Perang Ukraina Adalah Rusia Tarik Pasukannya

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengingatkan bahwa perang ukraina akan berlangsung jangka panjang.

Liputan6.com, Brussels - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa perang Ukraina bisa berlangsung lama. Pasalnya, serangan balasan Ukraina hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Sekutu Ukraina telah berusaha menonjolkan kemajuan serangan dalam beberapa pekan terakhir, namun fakta di lapangan tidak menunjukkan terobosan besar.

"Perang berlangsung lebih lama dari perkiraan saat pertama kali dimulai. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang di Ukraina," ujar Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Berliner Morgenpost, seperti dilansir CNN, Senin (18/9/2023).

"Kita semua mengharapkan perdamaian secepatnya. Namun, pada saat yang sama kita harus menyadari: jika Presiden Volodymyr Zelensky dan rakyat Ukraina menyerah maka negara mereka tidak akan ada lagi. Jika Presiden Vladimir Putin dan Rusia meletakkan senjata mereka maka kita baru akan mencapai perdamaian."

Dia menambahkan, "Cara termudah untuk mengakhiri perang adalah jika Putin menarik pasukannya."

Mengenai kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina, Stoltenberg mengatakan, "Retorika nuklir Putin berbahaya dan kejam, namun NATO siap menghadapi setiap ancaman dan tantangan."

"Tujuan NATO adalah mencegah perang – tidak terkecuali perang nuklir. Kami memiliki pencegahan yang kredibel."

Stoltenberg menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan pesan yang jelas kepada Rusia.

"Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh terjadi. Moskow harus memahami bahwa penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Kami mengamati dengan cermat apa yang dilakukan tentara Rusia. Hingga saat ini kami belum melihat adanya perubahan pada kekuatan nuklir Rusia yang dapat mendorong kami untuk bereaksi."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hanya Masalah Waktu bagi Ukraina untuk Gabung NATO

Sekjen NATO menegaskan kembali bahwa hanya masalah waktu sebelum Ukraina bergabung dengan NATO.

"Ukraina akan menjadi anggota NATO – semua sekutu telah menyatakan hal ini dengan jelas," katanya, seraya menambahkan bahwa Ukraina akan membutuhkan jaminan keamanan ketika perang berakhir, jika tidak maka sejarah dapat terulang kembali.

Dalam perkembangan terpisah pada Jumat (15/9), pasukan Ukraina mengklaim bahwa mereka telah merebut kembali Desa Andriivka, di selatan Kota Bakhmut. Itu merupakan pengumuman pertama mengenai perebutan kembali pemukiman dalam beberapa minggu.

Waktu terus berjalan bagi Ukraina untuk memperoleh kemajuan yang signifikan, dengan musim gugur yang membawa cuaca yang lebih buruk dan kondisi pertempuran yang lebih menantang.

3 dari 3 halaman

Ukraina: Tidak Peduli Cuaca, Serangan Balasan Akan Terus Lanjut

Jenderal Amerika Serikat (AS) yakin Ukraina hanya punya waktu enam minggu lagi sebelum perubahan cuaca menghambat serangan balasannya.

"Masih ada waktu yang cukup, sekitar 30 hingga 45 hari untuk menghadapi cuaca buruk," kata Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley kepada BBC.

"Setelah itu, lumpur dan hujan kemungkinan besar akan berdampak pada kemampuan manuver medan perang."

Namun, Ukraina memberi isyarat bahwa mereka siap untuk terus berperang apapun cuacanya.

Kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov mengakui bahwa serangan balasan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Garis pertahanan Rusia terencana dengan baik, katanya, dan dipenuhi ranjau, sehingga membuat situasi di medan perang menjadi rumit.

"Meskipun cuaca dingin adalah kenyataan yang tidak dapat diabaikan oleh militer, pertempuran akan terus berlanjut, serangan balasan akan terus berlanjut," katanya.

Pemilu AS yang semakin dekat pada tahun 2024 juga menimbulkan keraguan mengenai berapa lama lagi Ukraina akan menerima dukungan dari salah satu sekutu terkuatnya. NATO, dan khususnya AS, telah memberikan bantuan militer penting kepada Ukraina untuk membantunya melawan Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini