Sukses

12 September 2003: Topan Melanda Korea Selatan 62 Orang Tewas

Topan menghantam pantai di Korea Selatan dengan kekuatan dahsyat yang belum pernah terlihat dalam satu abad terakhir sejak 2003 kala itu.

Liputan6.com, Busan - Topan menghantam pantai di Korea Selatan dengan kekuatan dahsyat yang belum pernah terlihat dalam satu abad terakhir sejak 2003 kala itu.

Topan maemi menerjang pantai tenggara pada Jumat malam, 12 September 2003, dengan kecepatan angin mencapai rekor 135 mil per jam, sebelum melemah menjadi badai tropis pada hari Sabtu 13 September.

Lebih dari 24.900 orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan ke sekolah-sekolah dan fasilitas umum.

Merangkum dari CBS News, dahsyatnya topan ini hingga mampu mengangkat kontainer pengiriman ke udara, menjatuhkan derek raksasa, dan bahkan membalikkan kapal pesiar. 

Dampaknya sangat besar: setidaknya 62 orang tewas dan 25 orang lainnya masih hilang setelah badai mereda.

Selain itu, akibat hujan deras yang dibawa oleh Maemi, lahan pertanian, kota, dan sungai-sungai terendam banjir hingga mencapai 17,8 inci. 

Menurut Administrasi Meteorologi Korea, Maemi adalah "topan paling dahsyat sejak pencatatan cuaca dimulai pada tahun 1904," dengan kecepatan angin tercepat yang pernah tercatat.

Maemi juga memicu tanah longsor di beberapa tempat, salah satunya mengakibatkan derai kereta cepat dari Seoul ke kota selatan Andong pada hari Sabtu, melukai 28 orang. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kota Busan Jadi Korban

NDPCH melaporkan bahwa setidaknya 62 orang tewas akibat tenggelam, tanah longsor, elektrokusi, dan penyebab lainnya, sementara 25 orang lainnya masih belum ditemukan.

Di kota Busan, yang merupakan pelabuhan utama negara ini, 11 derek pengangkat kontainer berat, masing-masing mencapai 900 ton, roboh, meninggalkan tumpukan kontainer baja berserakan di pelabuhan. 

Kapal pesiar yang sudah dievakuasi juga terbalik di pantai. Kendaraan seperti mobil pemadam kebakaran juga menjadi korban akibat runtuhnya derek konstruksi.

Banyak wilayah mengalami pemadaman listrik, dan ribuan hektar lahan pertanian tergenang air. Pabrik-pabrik besar dan kilang minyak di pantai tenggara terpaksa menghentikan operasi mereka sementara.

Meskipun topan ini menyebabkan kerusakan yang parah, upaya penyelamatan dan pemulihan pun dilakukan saat itu.

Korea Selatan telah menghadapi beberapa topan setiap musim panas dan awal musim gugur, dengan sejarah tragis dari bencana seperti topan Sara pada tahun 1959. 

Perbandingan dengan topan tersebut menunjukkan bahwa negara ini telah membuat kemajuan dalam menghadapi bencana semacam ini, meskipun dampak Maemi tetap luar biasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.