Sukses

Gelombang Panas Melanda, Prancis Rilis Peringatan Bahaya Level Tertinggi

Wilayah-wilayah yang menjadi sasaran peringatan bahaya di Prancis adalah Rhone, Drome, Ardeche, dan Haute-Loire.

Liputan6.com, Paris - Prancis pada Senin (21/8/2023) sore waktu setempat mengeluarkan peringatan bahaya level merah bagi empat wilayahnya di selatan di tengah cuaca panas ekstrem, dengan suhu diperkirakan mencapai puncaknya pada 41 derajat Celcius di Lembah Rhone.

Peringatan bahaya level merah, yang tertinggi di Prancis, tersebut memungkinkan pemerintah daerah membatalkan acara olahraga atau budaya dan menutup fasilitas umum jika diperlukan.

Wilayah-wilayah yang menjadi sasaran peringatan, yang berlaku efektif sejak Senin pukul 16.00 waktu setempat, adalah Rhone, Drome, Ardeche, dan Haute-Loire.

Ini adalah keenam kalinya dalam sejarah negara itu Badan Meteorologi Prancis merilis tanda bahaya, yang merupakan bagian dari program pemerintah untuk melindungi penduduk selama periode cuaca ekstrem. Dan ini merupakan yang pertama pada tahun 2023.

"Kami telah bersiap menghadapi kejadian meteorologi semacam ini. Kami hanya meningkatkan pencegahan," kata Menteri Kesehatan Prancis Aurelien Rousseau seperti dilansir Reuters, Selasa (22/8). "Pesan kami kepada masyarakat adalah kewaspadaan maksimal."

"Pada tahap ini rumah sakit di Prancis tidak mengalami peningkatan sangat besar dalam jumlah orang yang mencari perawatan darurat untuk penyakit yang berhubungan dengan panas."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Reaktor Nuklir Golfech 2 Terdampak

Sebelumnya pada Senin pula, Badan Meteorologi Prancis mengeluarkan peringatan level oranye untuk setengah wilayah negara itu, dengan mengatakan suhu akan mencapai antara 35 dan 38 derajat Celcius di sebagian besar wilayah terdampak.

Secara terpisah, perusahaan listrik Prancis EDF mengumumkan, memperpanjang pemadaman di reaktor nuklir Golfech 2 berkapasitas 1,3 gigawatt pada Senin karena air sungai yang digunakan untuk mendinginkan reaktor telah melampaui suhu maksimum akibat gelombang panas.

"Beberapa masalah teknis di reaktor juga berperan dalam menunda dimulainya kembali operasi hingga 25 Agustus," kata juru bicara EDF.

Reaktor telah offline sejak 27 Maret dan semula dijadwalkan beroperasi kembali pada hari Minggu (20/8).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini