Sukses

Pilot Meninggal Usai Mendarat Darurat di Panama, Ini Kronologinya

Penerbangan LATAM Airlines dilaporkan melakukan pendaratan darurat di Panama City karena sang pilot membutuhkan perawatan medis darurat.

Liputan6.com, Florida - Insiden terkait pesawat terjadi di Chile. Seorang pilot pesawat tewas setelah mengalami keadaan darurat medis dalam penerbangan dari Miami, Florida, ke Santiago, Chile, pada Senin 14 Agustus 2023.

"Penerbangan LATAM Airlines dilaporkan melakukan pendaratan darurat di Panama City untuk memungkinkan pilot menerima perawatan, tetapi dia kemudian meninggal," kata maskapai itu kepada CNN dalam sebuah pernyataan terkait kronologi insiden tewasnya pilot, Kamis 17 Agustus.

"LATAM Airlines Group S.A. menginformasikan bahwa pada 14 Agustus 2023, penerbangan LA505 (Miami - Santiago) dialihkan ke Bandara Internasional Tocumen di Panama karena keadaan darurat medis salah satu dari tiga anggota kru yang bertugas," bunyi pernyataan itu.

"Sayangnya, setelah mendarat darurat dan menerima bantuan medis lebih lanjut, pilot meninggal dunia," sambung pernyataan itu.

"Kami berterima kasih atas pengabdiannya selama 25 tahun kepada LATAM, dibedakan oleh dedikasi, profesionalisme, dan antusiasmenya," lanjut pernyataan tersebut.

LATAM Airlines sebelumnya tidak mengkonfirmasi nama pilot ke CNN.

Mengutip ABC News, LATAM Airlines mengatakan telah melakukan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi nyawa pilot.

"Di LATAM Airlines kami sangat sedih dengan apa yang telah terjadi dan kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga karyawan kami", kata maskapai itu.

Pilot yang kemudian diidentifikasi sebagai Andaur diketahui memulai karir terbangnya sebagai pilot pesawat tempur untuk Angkatan Udara Chile pada tahun 1985, sebelum pindah bekerja sebagai pilot komersial untuk LATAM pada tahun 1998.

Rekan-rekannya menggambarkan sosoknya sebagai orang yang baik hati, cerdas, "profesional luar biasa" dan "ayah yang berbakti". Ia meninggalkan seorang putri yang lahir pada tahun 1994.​

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bikin Pesawat Malaysia Airlines Putar Balik Akibat Ancaman Bom, Pria Australia Terancam 10 Tahun Penjara

Bicara soal insiden pesawat, penerbangan Malaysia Airlines dari Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus 2023 juga terkendala. Gara-garanya seorang pria berusia 45 tahun mengaku membawa bahan peledak.

Setelah ditangkap, pria asal Australia itu kemudian didakwa pada Selasa (15/8/2023) terkait ancaman bom palsu dalam penerbangan menuju Malaysia, dan membuat penumpang ketakutan hingga membuat pesawat tersebut putar balik dan mendarat kembali di Bandara Internasional Sydney.

Dilansir Channel News Asia (CNA), penerbangan Malaysia Airlines dengan rute Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus sore terpaksa putar balik ke destinasi awal ketika pria Australia itu gelisah dan mengaku memiliki bahan peledak di tasnya. 

Sebuah video yang diambil oleh salah satu penumpang memperlihatkan ketika pria yang mengenakan tas punggung itu mengancam penumpang dan awak pesawat. 

Polisi mengatakan penerbangan yang lepas landas dari Bandara Sydney Kingsford Smith pukul 13.00 waktu setempat dan mengangkut 199 penumpang serta 12 awak, kembali mendarat di landasan pacu Syndey sekitar pukul 15.45 usai insiden itu. 

"Demi keselamatan, komandan penerbangan membuat keputusan untuk kembali ke Sydney," kata juru bicara Malaysia Airlines kepada CNA. 

Pihak maskapai kemudian mengatakan bahwa para penumpang dan awak yang bertugas meninggalkan pesawat pada pukul 19.00. 

Setibanya di bandara Sydney, pria tersebut langsung ditangkap oleh polisi dan didakwa atas tuduhan membuat pernyataan palsu tentang ancaman bom terhadap pesawat. Polisi juga tidak menyebutkan kewarganegaraan pria tersebut, namun mengatakan bahwa ia merupakan penduduk Canberra Australia. 

Pria itu juga didakwa atas tuduhan tidak mematuhi instruksi keselamatan awak kabin, kata Polisi Federal Australia (AFP).

"AFP tidak akan membocorkan masalah operasional, namun, rencana tanggap darurat diberlakukan dan evakuasi dimulai setelah dianggap aman bagi penumpang dan awak," ungkap Polisi Federal Australia.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.