Sukses

34 Orang Tewas dan 26 Terluka Akibat Kebakaran Hutan di Aljazair

Kebakaran hutan terdeteksi di 97 titik di 16 provinsi. Pihak berwenang Aljazair mengungkapkan bahwa sekitar 8.000 petugas pemadam kebakaran bertugas mengendalikan api.

Liputan6.com, Algiers - Sedikitnya 34 orang tewas, 26 terluka, dan 1.500 lainnya dievakuasi pasca kebakaran hutan di seluruh Aljazair. Demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Aljazair.

Kebakaran hutan terdeteksi di 97 titik di 16 provinsi. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa sekitar 8.000 petugas pemadam kebakaran bekerja untuk mengendalikan api.

"Sepuluh tentara tewas saat berusaha memadamkan api di Bejaia," ungkap Kementerian Pertahanan Aljazair seperti dilansir BBC, Selasa (25/7/2023).

Kebakaran paling luas dilaporkan terjadi di pegunungan Kabylie di sebelah timur Aljazair, yang kemudian menyebar ke daerah permukiman di kota pesisir Bejaia dan Jijel, akibat angin kencang. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan atas penyebab kebakaran.

Wilayah Aljazair utara dilaporkan telah mengalami rekor gelombang panas dalam beberapa hari terakhir, di mana suhu mencapai 48 derajat Celcius. Kantor Meteorologi Aljazair telah memperingatkan bahwa suhu lebih dari 48 derajat Celcius kemungkinan akan berlanjut hingga akhir bulan di bagian utara negara itu.

Pada Senin (24/7), perusahaan listrik dan gas nasional Aljazai, Sonelgaz, mengatakan telah mencatat puncak bersejarah dalam konsumsi listrik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebakaran Hutan Juga Melanda Yunani

Sementara itu, gelombang panas yang melanda Eropa selatan telah membuat Yunani dilanda kebakaran hutan.

Organisasi Meteorologi Dunia telah memperingatkan bahwa gelombang panas di Eropa dapat berlanjut hingga Agustus dan suhu ekstrem yang melanda dunia adalah normal baru yang dipicu perubahan iklim.

Badan Iklim dan Cuaca Uni Eropa, Copernicus, mencatat tiga hari terpanas dalam sejarah pada bulan Juli, yaitu pada Senin 3 Juli dengan suhu rata-rata dunia 16,89 derajat Celcius; Selasa 4 Juli 17,04 derajat Celcius; dan Rabu 5 Juli 17,05 derajat Celcius.

Organisasi Meteorologi Dunia menggarisbawahi pola cuaca ekstrem menyoroti perlunya tindakan mengatasi perubahan iklim yang lebih besar.

Perubahan iklim meningkatkan risiko cuaca panas dan kering yang kemungkinan memicu kebakaran hutan.

Dunia telah menghangat sekitar 1,1 derajat Celcius sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi yang tajam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.