Sukses

Kala Menlu AS Puji Jokowi hingga Beber Dukungan Denuklirisi Nuklir Korea Utara

Menteri Luar Negeri AS (Menllu AS) Antony J. Blinken tengah berada di Jakarta. Berikut sejumlah capaian yang dilakukannya, mulai dari pujian untuk Jokowi, isu Laut China Selatan, Selat Taiwan hingga denuklirisasi nuklir Korea Utara dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS (Menlu AS) Antony J. Blinken tengah berada di Jakarta untuk berpartisipasi dalam tiga momen, di antaranya Pertemuan tahunan Menteri Luar Negeri AS-ASEAN (US-ASEAN Foreign Ministers' Meeting), Pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur (East Asia Summit Foreign Ministers’ Meeting), dan Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum).

Pada kunjungan kali ini, Menlu Blinken turut menyampaikan apresiasi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku tuan rumah perhelatan ASEAN tersebut.

"Ini adalah kunjungan keempat saya ke Indonesia sebagai Menteri Luar Negeri. Dan saya ingin memulai dengan berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan teman saya, Menteri Luar Negeri atas keramahan mereka yang luar biasa," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken dalam Press Availability terkait kehadirannya di ASEAN Foreign Ministers' Meeting di Hotel St Regis Jakarta, Jumat (15/7/2023) malam.

Menlu Antony Blinken kemudian menyebut bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi negaranya. "Indonesia adalah mitra penting kami dan pemimpin regional dan global," ucapnya.

Selain itu, Menlu Blinken juga mengungkap bahwa "kami telah menggunakan Dialog Strategis Indonesia dengan sangat produktif, berfokus pada segala hal mulai dari memajukan kerja sama ekonomi melalui kerangka ekonomi Indo-Pasifik, hingga berkolaborasi dalam isu-isu regional hingga memajukan kesehatan masyarakat, iklim, dan keamanan maritim dunia maya yang menjadi prioritas bersama."

"Saat kami mempersiapkan tahun depan untuk menandai 75 tahun hubungan diplomatik, kemitraan strategis kami dengan Indonesia menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Dan saya ingin berterima kasih terutama kepada duta besar kita di sini, Profesor Sung Kim dan timnya atas kerja mereka untuk memperkuat kemitraan itu."

"Hari ini, saya bergabung dengan para menteri dari ASEAN dan kawasan di pertemuan tingkat menteri KTT Asia Timur, pertemuan tingkat menteri AS-ASEAN, dan Forum Regional ASEAN, di mana kita membahas pendalaman kerja sama untuk mewujudkan visi bersama kita. Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, sejahtera, aman, saling terhubung, dan tangguh," imbuhnya.

Itu berarti, sambung Menlu Blinken, wilayah di mana negara-negara bebas memilih jalan mereka sendiri dan mitra mereka sendiri, di mana masalah ditangani secara terbuka, di mana aturan tercapai transparansi dan diterapkan secara adil, di mana barang atau ide untuk orang-orang, baik secara hukum, dan mengusung kebebasan.

"Inti dari pendekatan itu adalah kemitraan strategis komprehensif kami dengan ASEAN, sentralitas ASEAN, dan Outlook on Indo-Pacific ASEAN (AOIP)," katanya lagi.

Menlu Blinken mengatakan bahwa di era kepimpinan Presiden Joe Biden, hubungan AS-ASEAN telah memiliki cakupan, kolaborasi dan ambisi yang lebih besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dialog Perdana ASEAN-AS tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas hingga Solusi Iklim ASEAN

Dalam paparannya, Menlu Blinken mengatakan bahwa pada tahun 2023 telah melakukan keterlibatan tingkat tinggi dengan ASEAN dalam segala hal mulai dari transportasi hingga kejahatan transnasional. "Bulan depan, AS akan bergabung dengan para menteri ASEAN untuk pertemuan energi, ekonomi dan iklim," katanya.

"Selain menggelar dialog perdana, ASEAN-AS tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas," sambung dia.

"Saya berterima kasih kepada Johannes Abraham dan timnya yang telah meningkatkan kemitraan kami dengan ASEAN."

Blinken kemudian menyorot soal pemanfaatan kekuatan gabungan melalui kemitraan AS-ASEAN untuk menyampaikan isu-isu yang paling penting bagi rakyatnya.

"Amerika Serikat merupakan sumber investasi asing langsung terbesar, dan lebih dari 6.200 perusahaan Amerika beroperasi di negara-negara ASEAN, menghasilkan pertumbuhan yang inklusif dan berbasis luas yang akan menguntungkan semua rakyat kami."

Tahun lalu, jelas Blinken, dari setengah triliun dolar mendukung lebih dari 625.000 pekerjaan di Amerika Serikat.

"Untuk membuat perdagangan itu lebih cepat, lebih murah, lebih bisa diandalkan. Kami telah berinvestasi secara signifikan dalam jendela tunggal ASEAN yang merupakan sistem otomatis untuk menyelesaikan bea cukai di seluruh kawasan untuk bermitra dalam mengatasi krisis iklim, dan untuk mempercepat transisi energi bersih mencakup solusi Iklim ASEAN-AS yang akan membantu ASEAN membangun ketahanan yang lebih besar dan memenuhi target pengurangan emisi ambisius terbaik mereka dan juga kolaborasi dalam hal renewable battery storage dan transmisi listrik."

3 dari 4 halaman

Rezim Myanmar, Korut hingga Laut China Selatan dan Taiwan Jadi Sorotan

Dalam kesempatan ini, Menlu Blinken juga menyorot rezim militer di Myanmar yang terus melakukan kekejaman dan merusak stabilitas kawasan.

"Ada dukungan luas dalam pertemuan hari ini (Jumat 13 Juli) untuk terus menekan rezim mengakhiri kekerasan dan memenuhi komitmennya di bawah konsensus ASEAN. DPRK (Korea Utara) juga melanggar hukum program senjata rudal balistik pemusnah massal, termasuk peluncuran rudal balistik terbarunya minggu ini yang mengancam kawasan dan rezim Non Proliferasi global," tuturnya.

"Kami tetap berkomitmen untuk denuklirisasi semenanjung Korea untuk melawan aktivitas siber berbahaya untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis. Dan seperti yang kami katakan secara konsisten... kami siap untuk terlibat dalam dialog tanpa prasyarat," ucapnya lgi.

Seperti banyak negara di kawasan, Blinken mengatakan AS prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan dan Selat Taiwan. "Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan, jalur yang luar biasa untuk perdagangan dan konektivitas seluler. Dan kami mendukung negosiasi kode etik ASEAN yang konsisten dengan hukum internasional."

Amerika Serikat, menurutnya, juga berupaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, yang menjadi kepentingan semua bangsa. "50% perdagangan global melewati perdagangan itu setiap hari. Sekitar 70% semikonduktor untuk dunia dibuat di Taiwan. Kami terus menentang perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua belah pihak.

Sementara itu, Amerika Serikat juga menyatakan akan terus mengelola hubungan dengan China secara bertanggung jawab, termasuk dengan memperkuat saluran komunikasi diplomatik. "Menjernihkan posisi dan niat kami seputar masalah ini dan lainnya, serta untuk mengeksplorasi area di mana AS dan China dapat bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama."

"Menindaklanjuti perjalanan saya ke China beberapa minggu yang lalu, Direktur Wong dan saya melakukan percakapan yang jujur dan konstruktif tentang berbagai masalah bilateral regional dan global. Ini termasuk perang agresi Rusia melawan Ukraina, dan hubungan lintas selat."

 

4 dari 4 halaman

Perang Rusia Vs Ukraina Juga Disorot

Perang Rusia vs Ukraina juga disinggung oleh Menlu AS itu, yang menurutnya telah merugikan tidak hanya warga Ukraina, tetapi orang-orang di seluruh wilayah.

"Penting bagi kami untuk memperluas dan memperluas inisiatif hijau Laut Hitam yang diancam Rusia untuk diakhiri sekali lagi pada 18 Juli, di mana Moskow menindaklanjuti ancamannya kepada negara berkembang termasuk di kawasan dengan membayar harga pangan yang lebih tinggi, serta mengalami kelangkaan pangan yang lebih besar."

"Saat kami bekerja untuk memperluas inisiatif, kami juga siap untuk mendukung perdamaian yang adil dan abadi untuk konflik berdasarkan prinsip kedaulatan, integritas wilayah dan kemerdekaan, prinsip yang menjadi inti dari Piagam PBB dan Perjanjian Persahabatan ASEAN dan kerjasama untuk mencerminkan keinginan orang-orang di negara-negara di setiap bagian dunia untuk dapat memilih jalan mereka sendiri bebas dari penggunaan kekuatan," tegas Menlu Blinken.

"Kami (AS) dan ASEAN akan terus memperjuangkan prinsip-prinsip ini bersama-sama saat kami mengatasi tantangan bersama dan mewujudkan janji kawasan yang luar biasa dinamis ini," pungkas Blinken.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.