Sukses

Ukraina Janji Tak Gunakan Bom Tandan Pemberian AS untuk Lancarkan Serangan ke Rusia

Ukraina menyambut baik keputusan kontroversial AS untuk mengirim bom tandan (cluster munitions) ke Kiev, sekaligus berjanji bahwa amunisi hanya akan digunakan untuk membantu membebaskan wilayah Ukraina.

Liputan6.com, Kiev - Ukraina menyambut baik keputusan kontroversial Amerika Serikat mengirim bom tandan (cluster munitions) untuk Kiev, sekaligus berjanji bahwa amunisi hanya akan digunakan untuk membantu membebaskan wilayah Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang berterima kasih kepada AS atas bantuan militer itu juga bersumpah bahwa bom tak akan digunakan untuk melancarkan serangan ke Rusia, demikian seperti dikutip dari Brisbane Times, Minggu (9/7/2023).

Serangan balasan Ukraina terhadap invasi Rusia terhenti. Tetapi keputusan AS pada Jumat 9 Juli untuk memasok Ukraina dengan munisi tandan yang dilarang secara luas telah memicu reaksi dari sekutu termasuk Kanada, Jerman dan Spanyol, karena risiko bagi warga sipil atas bom.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan amunisi itu akan membantu menyelamatkan nyawa tentara Ukraina. Ukraina akan menyimpan catatan ketat penggunaannya, bertukar informasi dengan mitranya, dan tidak menggunakannya di daerah perkotaan.

Mereka hanya akan dikerahkan "untuk menerobos garis pertahanan musuh", dan untuk membebaskan "wilayah kami yang diakui secara internasional", kata Reznikov.

"Amunisi ini tidak akan digunakan di wilayah Rusia yang diakui secara resmi," lanjut Menhan Ukraina itu.

Amunisi tandan dilarang oleh lebih dari 100 negara, tetapi telah dikerahkan oleh Rusia melawan Ukraina dalam invasinya.

Misil itu biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Mereka yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade sebagai ranjau darat yang tak terdeteksi.

AS memastikan agar amunisi yang disediakan kepada Ukraina memiliki dampak minimum kematian warga sipil yang tidak diinginkan.

Presiden AS Joe Biden membela keputusannya mengirim bom tandan itu ke Ukraina, menyebutnya sebagai kunci untuk perjuangan negara itu.

Rusia, Ukraina, dan AS belum menandatangani Konvensi Munisi Tandan, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan transfer senjata-senjata ini. Biden kemungkinan akan menghadapi pertanyaan lebih lanjut dari sekutu pekan depan ketika ia menghadiri pertemuan puncak NATO di Lithuania.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Ukraina Perangi Rusia, AS Bakal Kirim Amunisi Tandan Meski Dilarang dan Kontroversial

AS akan mengirimkan paket amunisi tandan ke Ukraina untuk membantu serangan balasannya terhadap Rusia.

Gedung Putih mengatakan telah menunda keputusan itu selama mungkin karena risiko bahaya sipil dari amunisi tandan, persenjataan yang bisa tidak meledak tersebut.

Sementara itu, pihak Ukraina telah meminta bantuan senjata selama berbulan-bulan di tengah kekurangan amunisi.

Cluster munitions atau amunisi tandan - yang dilarang oleh lebih dari 100 negara - adalah kelas senjata yang berisi beberapa bom peledak yang disebut submunisi.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam wawancara TV kabel, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (8/7/2023), bahwa itu adalah "keputusan yang sangat sulit di pihak saya untuk mengirim bom tandan".

"Saya mendiskusikan ini dengan sekutu kami," katanya kepada CNN, "Saya mendiskusikan ini dengan teman-teman kami di Capitol Hill."

Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.