Sukses

China Diancam Banjir Besar dan Cuaca Ekstrem, Peneliti Sorot Efek Perubahan Iklim

Banjir di barat daya China berdampak ke Sichuan dan Chongqing. Hal ini disebut-sebut sebagai efek dari perubahan iklim global.

Liputan6.com, Chongqing - Daerah barat daya China sedang mengalami banjir besar yang menewaskan setidaknya 15 orang di Chongqing. Puluhan ribu warga bahkan sampai harus dievakuasi.

Dua daerah di barat daya China yang terdampak palling parah adalah Chongqing dan Provinsi Sichuan.

Chongqing adalah salah satu dari empat munisipalitas (Zhíxiáshì) di China, sama seperti Beijing. Dulunya, Chongqing adalah bagian dari Sichuan.

Menurut laporan media pemerintah China, Xinhua, Kamis (6/7/2023), ada 460 ribu orang yang terdampak hujan deras pada awal Juli ini di Sichuan. Sebanyak 85 ribu orang di Sichuan juga dilaporkan dievakuasi sebagai langkah jaga-jaga. Sejauh ini, tak ada korban jiwa.

Perubahan Iklim Global

Otoritas pemantauan cuaca di China menyebut cuaca yang lebih ekstrem bakal terjadi di China pada Juli dan Agustus ini. Tak hanya hujan deras dan banjir, gelombang panas juga diprediksi terjadi.

Saat ini, China memang sedang menghadapi El Nino yang mengancam terjadinya kekeringan. 

Global Times mengutip peneliti senior di Chinese Academy of Meteorological Sciences, Sun Shao, menyorot bahwa global climate change atau perubahan iklim global meningkatkan kemungkinan dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem di China. 

Peneliti Sun Shao menjelaskan bahwa ada konsensus ilmiah bahwa perubahan iklim global menambah kemungkinan dan intensitas kejadian cuaca ekstrem.

Sun Shao mendorong adanya analisis data iklim jangka panjang dan studi komprehensif agar lebih memahami pengaruh spesifik dari pemanasan global di China.

Kementerian Keuangan dan Kementerian Manajemen Darurat di China telah menyiapkan anggaran hingga 320 juta yuan (Rp665 miliar) untuk menangani bencana alam di 16 wilayah provinsi, termasuk Chongqing dan Sichuan.

Dana tersebut akan digunakan untuk upaya penyelamatan, relokasi warga, bantuan bagi populasi yang terdampak banjir, asesmen bencana, dan restorasi rumah-rumah yang rusak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dubes RI: Tidak Ada WNI Terdampak Banjir China

Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) terdampak banjir di Chongqing.

"Kedutaan Besar Republik Indonesia telah berkoordinasi dengan otoritas china dan WNI di daerah Chongqing, sejauh ini tidak ada WNI yang terdampak," ujar Djauhari saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu (5/7/2023). 

Hujan deras yang mengakibatkan banjir menewaskan 15 orang di Chongqing sejak Senin (3/7).

"Empat orang lainnya dinyatakan hilang di Kota Chongqing pada Rabu pukul 07.00 (waktu setempat)," demikian laporan kantor berita Xinhua, seperti dilansir Deutsche Welle.

Banjir Chongqing telah memaksa ribuan orang mengungsi. Sekitar 85.000 terpaksa dievakuasi di tengah hujan lebat.

Pejabat China telah memperingatkan bahwa negara itu akan menghadapi berbagai bencana alam pada Juli, termasuk banjir, angin topan, hingga suhu ekstrem.

Sementara itu, Presiden China Xi Jinping memerintahkan otoritas di semua tingkatan harus memberikan prioritas utama untuk memastikan keselamatan dan harta benda rakyat.

"Presiden Xi Jinping menggarisbawahi bahwa pejabat terkemuka di semua tingkatan harus memimpin dalam memerangi banjir, mengutamakan keselamatan dan harta benda rakyat, dan berusaha untuk meminimalkan semua jenis kerugian," tulis media China.

Banjir telah menyebabkan kerugian ekonomi senilai 227,8 juta yuan di Distrik Wanzhou yang terletak di timur laut Chongqing.

Xi Jinping juga meminta Markas Besar Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Negara serta kementerian untuk meningkatkan koordinasi serta peringatan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.