Sukses

3 Pangeran Tampan Inspiratif Ini Punya Kisah Hidup Penuh Ambisi, Kerja Keras, dan Kedermawanan

Tak hanya parasnya yang memikat, tiga pangeran ini juga menginspirasi banyak orang dengan kisah hidupnya yang tak lepas dari kerja keras.

Liputan6.com, Jakarta - Sosok inspiratif dapat berasal dari kalangan dan latar belakang apa pun. Kehidupan yang memotivasi banyak orang cukup untuk menjadikannya seorang teladan.

Keluarga kerajaan biasanya mendapat perhatian lebih karena kekayaan berlimpah, pernikahan mewah, atau gaya hidup elitnya. Namun, berbeda dari yang lain, tiga sosok pangeran tampan ini patut mendapat perhatian karena kisah hidupnya yang dapat menginspirasi banyak orang.

Walau kehidupannya mewah dan bergelimang harta, pangeran-pangeran ini tidak serta merta berleha-leha dan hanya menikmati kekayaan itu.

Kehidupan mereka tak luput dengan usaha keras, baik itu untuk menggapai mimpi atau untuk menolong sesama, keduanya sama-sama menginspirasi orang banyak untuk setidaknya melakukan hal lebih dalam hidup mereka.

Mengutip beberapa sumber, Rabu (5/4/2023), berikut tiga pangeran inspiratif versi Liputan6.com:

1. Pangeran Carl Philip

Pangeran Swedia Carl Phillip. (The Royal Court of Sweden)

Mari mengenal lebih jauh Pangeran Carl Philip dari Swedia. Pria berusia 43 tahun ini berada di urutan keempat suksesi takhta Swedia.

Yang menarik adalah Philip terlihat hidup dengan bebas mengikuti keinginannya tanpa merasa terbebani oleh gelar kerajaan. Ia terkenal dengan berbagai jenis pekerjaan dan studi yang pernah digelutinya. 

Di setiap kegiatan yang diikutinya itu, Philip selalu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

Melansir situs SCMP, dari tahun 2004 hingga 2006, Pangeran Carl Philip belajar desain grafis di Sekolah Forsberg di Stockholm, dan magang di National Geographic Society di Washington, DC. 

Tahun 2007, ia kembali ke AS untuk belajar di Sekolah Desain Rhode Island. Kemudian pada tahun 2008, tiba-tiba mengubah karirnya untuk mendapatkan gelar master di bidang pertanian di Universitas Ilmu Pertanian Swedia.

Di tahun 2014, sang pangeran mendapat pangkat mayor setelah menyelesaikan pelatihan perwira. 

Philip memotivasi banyak orang untuk mencapai apa pun yang kita inginkan, kehidupan ini terlalu sayang untuk disia-siakan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Pangeran Haji Abdul Azim

Tak sedikit yang menyayanginya, Pangeran Brunei yang meninggal di umur 38 tahun ini terkenal dengan karir gemilang dan kedermawanannya.

Melansir Hype, sang pangeran sempat bersekolah di beberapa institusi pendidikan terbaik di dunia. Berawal di Sekolah Internasional Brunei, lalu Leighton Park School di Berkshire, dan Universitas Oxford. 

Dunia Hollywood bukanlah hal asing baginya, ia sering kali terlihat berfoto akrab dengan berbagai selebriti, termasuk Mariah Carey, Sophia Loren, bahkan Michael Jackson.

Publikasi hiburan MEA WorldWide (Meaww) memperkirakan kekayaan Azim mencapai 5 miliar dolar. Jumlah itu tak hanya berasal dari kerajaan, tetapi juga dari pendapatannya sebagai seorang produser film.

Azim bergabung dengan Daryl Prince Productions pada tahun 2012 sebagai produser film, ia sempat bertanggung jawab dalam beberapa film yaitu “The Happy Prince” dan “You're Not You”.

Di tengah gaya hidup mewahnya, publik figur ternama ini ternyata juga seorang aktivis yang rajin. 

Selain memberikan sumbangan besar pada Make a Wish Foundation, ia juga telah memberikan dukungannya untuk autisme di malam gala musik amal Smarter Brunei pada tahun 2011.

3 dari 4 halaman

3. Pangeran Mohammed bin Salman

Mohammed bin Salman adalah anggota keluarga kerajaan Saudi yang menjabat sebagai putra mahkota sekaligus perdana menteri Arab Saudi. Ia juga sempat menjabat sebagai menteri pertahanan di tahun 2015 sampai 2022.

Melansir Britannica, Salman kuliah di Universitas Raja Saud di Riyadh, Arab Saudi, di mana ia lulus dengan gelar sarjana hukum pada tahun 2007. 

Begitu lulus, ia mendirikan sejumlah firma dan organisasi nirlaba yang dimaksudkan untuk mempromosikan kewirausahaan di kerajaan tersebut.

Dengan prestasi dan kecerdasannya, pada tahun 2009 Salman menjadi penasihat resmi ayahnya, yang saat itu menjadi gubernur Riyadh. Lalu akhirnya menjadi putra mahkota pada tahun 2012.

Pria yang juga dikenal sebagai MBS ini juga sempat ditugaskan di perusahaan minyak negara Aramco dan Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan. Selama menjabat, ia berkali-kali berusaha mengambil langkah berani, ini menunjukkan keambisiusannya dalam hal pekerjaan.

Setelah menjadi perdana menteri, Salman melonggarkan beberapa pembatasan sosial yang dianggap konservatif. Sejak itu, perempuan di Arab Saudi lebih leluasa dalam beraktivitas, ia juga melonggarkan aturan berpakaian untuk perempuan.

Terlepas dari berbagai kontroversi dan tindakan Salman yang sering kali dianggap terlalu berani dan ambisius, dalam konotasi negatif, Salman tidak pernah menghentikan sifatnya itu, ia terus mencoba dan berinovasi demi memberikan kemajuan untuk negaranya.

4 dari 4 halaman

Kisah Sukses 3 Pangeran Menekuni Dunia Fesyen, Jadi Model hingga Perancang Busana

Kali ini, tiga pangeran berikut sukses dalam meniti karir mereka di dunia fashion.

Pandangan terhadap pangeran atau bangsawan biasanya meliputi hal seperti pemerintahan, tanggung jawab besar, dan reputasi yang harus dijaga.

Namun, apa yang terjadi bila seorang anggota kerajaan lebih memilih aliran profesi yang tidak biasa.

Beberapa pangeran ini menekuni jalur industri fesyen sebagai perancang busana hingga seorang model. Tidak hanya tampan, gagah dan memesona, para pangeran muda ini juga sukses dan tersohor alam bidangnya.

Melansir dari berbagai sumber, Senin (3/4/2023), berikut adalah tiga pangeran muda yang menekuni dunia fesyen:

1. Pangeran Raghavendra Rathore dari India

Raghavendra Rathore adalah pangeran kehidupan nyata yang kemudian menjadi 'Pangeran Mode India', lahir tanggal 7 Oktober 1967.

Dia lahir dalam keluarga kerajaan Jodhpur, sebuah kota di negara bagian Rajasthan, India.

Sebelum menekuni dunia fesyen, dia kuliah di Amerika Serikat, di mana dia mengambil kursus antropologi, robotika, dan filsafat. Hal yang dia sempat tekuni merupakan landasan tak terduga untuk karir masa depannya sebagai seorang desainer.

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.