Sukses

IMF Turunkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Pakistan Jadi 2 Persen

Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Pakistan menjadi dua persen untuk tahun fiskal saat ini.

Liputan6.com, Islamabad - Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Pakistan menjadi dua persen untuk tahun fiskal saat ini.

Angka ini turun 0,5 poin persentase dari perkiraan Oktober, sebesar 2,5 persen, dilaporkan oleh surat kabar Dawn.

Pemberi pinjaman global dalam laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) yang dirilis pada Selasa lalu merevisi perkiraan pertumbuhan tahun fiskal berikutnya menjadi 3,5 persen, turun sebesar 0,1 persen, dikutip dari laman Business Standard, Jumat (2/2/2024).

Perkiraan pertumbuhan yang direvisi didasarkan pada tinjauan triwulanan rinci IMF baru-baru ini mengenai posisi makroekonomi Pakistan sebagai bagian dari Pengaturan Siaga (Standby Arrangement/SBA) senilai USD 3 miliar yang akan berakhir pada Maret.

Perkiraan pertumbuhan IMF secara signifikan lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan PDB pemerintah Pakistan sebesar 3,5 persen untuk tahun ini, namun secara umum sejalan dengan ekspektasi Bank Negara Pakistan sebesar 2 hingga 3 persen yang diumumkan sehari sebelumnya sebagai bagian dari kebijakan moneter.

IMF dalam laporan WEO, menaikkan tingkat pertumbuhan global untuk tahun 2024 menjadi 3,1 persen, 0,2 persen lebih tinggi dari perkiraan bulan Oktober sebesar 2,9 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemberian Pinjaman Global

Dikatakan: "Pertumbuhan global diproyeksikan sebesar 3,1 persen pada tahun 2024 dan 3,2 persen pada tahun 2025, dengan perkiraan tahun 2024 0,2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan perkiraan pada WEO bulan Oktober 2023 karena ketahanan yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat dan beberapa negara emerging market dan negara berkembang yang besar, serta dukungan fiskal di Tiongkok."

Pemberi pinjaman global tersebut mencatat bahwa perkiraan pertumbuhan untuk kedua tahun (2024 dan 2025) berada di bawah rata-rata historis (2000-2019) sebesar 3,8 persen, dengan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral untuk melawan inflasi, penarikan dukungan fiskal di tengah beban utang yang tinggi.

Inflasi turun lebih cepat dari perkiraan di sebagian besar wilayah di tengah melemahnya permasalahan sisi penawaran dan kebijakan moneter yang restriktif.

“Inflasi utama global diperkirakan turun menjadi 5,8 persen pada tahun 2024 dan menjadi 4,4 persen pada tahun 2025, dengan perkiraan tahun 2025 direvisi turun,” katanya, seperti dilansir Dawn.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini