Sukses

Kartel Narkoba Meksiko Akui Penculikan dan Pembunuhan 4 Warga AS, Kirim Surat Permintaan Maaf dan Serahkan Anggotanya

Permintaan maaf secara spesifik ditujukan kepada penduduk Matamoros yang menjadi area penculikan, empat warga AS dan keluarga mereka, serta seorang wanita Meksiko yang tewas ditembak.

Liputan6.com, Meksiko City - Faksi Scorpions dari Kartel Teluk yang merupakan kartel narkoba Meksiko mengirimkan surat kepada petugas penegak hukum Negara Bagian Tamaulipas. Surat itu berisi permintaan maaf terkait penculikan empat warga negara Amerika Serikat (AS).

Maaf secara spesifik ditujukan kepada penduduk Matamoros yang menjadi area penculikan, empat warga AS dan keluarga mereka, serta seorang wanita Meksiko yang tewas ditembak.

"Kami telah memutuskan untuk menyerahkan mereka yang terlibat dan bertanggung jawab langsung (kepada pihak berwenang)," demikian bunyi surat tersebut seperti dikutip dari AP, Jumat (10/3/2023).

Surat itu juga menyebutkan bahwa mereka yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tersebut telah melanggar aturan kartel, termasuk menghormati kehidupan dan keamanan orang yang tidak bersalah.

Penculikan empat warga AS disebut telah berdampak buruk bagi bisnis kartel karena memicu patroli dari pasukan Garda Nasional dan pasukan khusus Angkatan Darat.

"Saat ini sangat sulit bagi mereka untuk terus bekerja dalam hal penjualan obat-obatan terlarang dan mentransfer obat-obatan ke AS," kata analis keamanan Meksiko David Saucedo.

Sebuah foto yang menunjukkan lima pria terikat telungkup di trotoar menyertai surat tersebut. Pihak berwenang Meksiko tidak segera mengonfirmasi secara terbuka penyerahan para tersangka.

Secara terpisah, seorang pejabat keamanan mengungkapkan, lima pria ditemukan terikat di sebuah kendaraan bersama dengan surat itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi Penculikan Empat Warga AS

Jumat (3/3/2023), empat warga AS menyeberang ke Matamoros dari Texas, di mana salah satunya berniat menjalani operasi kecantikan. Sekitar tengah hari, mereka ditembaki di pusat kota Matamoros dan kemudian dimuat ke dalam truk pickup.

Seorang wanita Meksiko, Areli Pablo Servando (33) dilaporkan tewas dalam insiden itu. Dia diduga terkena peluru nyasar.

Seorang teman lain dari empat warga AS itu, yang tetap tinggal di Brownsville, memutuskan menelepon polisi setelah tidak dapat menghubungi keempat temannya yang melintasi perbatasan pada Jumat pagi.

Juru bicara Departemen Kepolisian Brownsville Martin Sandoval mengatakan pada Kamis (9/3) bahwa petugas mengikuti protokol dengan memeriksa rumah sakit dan penjara setempat setelah menerima laporan orang hilang. Kemudian seorang detektif ditugaskan menangani kasus tersebut dalam waktu satu jam dan segera memberi tahu FBI setelah menyadari bahwa empat orang tersebut telah menyeberang ke Meksiko.

Tidak lama, FBI mengambil alih kasus tersebut setelah beredar video di media sosial yang menunjukkan baku tembak dengan para korban yang cocok dengan deskripsi orang hilang.

Pihak berwenang akhirnya berhasil menemukan lokasi penyekapan pada Selasa (7/3) pagi di pinggiran kota, dijaga oleh seorang pria yang kemudian ditangkap. Dua warga AS, yakni Zindell Brown dan Shaeed Woodard tewas, sementara Williams dan Latavia McGee selamat.

Pada Kamis, dua mobil jenazah yang membawa jasad Woodard dan Brown melintasi jembatan internasional ke Brownsville, tempat di mana keduanya diserahkan kepada otoritas AS.

3 dari 3 halaman

Strategi Lazim Kartel Narkoba Meksiko

Pemanfaatan "strategi hubungan masyarakat" terkenal di kalangan kartel narkoba Meksiko. Di wilayah yang diperebutkan, satu kartel bisa memasang spanduk yang menyalahkan rivalnya atas kekerasan baru-baru ini dan membedakan diri mereka sebagai geng yang tidak mengganggu warga sipil.

November 2022, spanduk semacam itu muncul di sekitar Negara Bagian Guanajuato. Konon itu ditulis oleh kartel Generasi Baru Jalisco, yang menyalahkan saingannya atas serentetan pembunuhan di bar dan bisnis lainnya.

Dalam situasi lain, pesannya lebih blak-blakan: jenazah ditinggalkan di dalam kendaraan dengan catatan atau digantung di jalan layang yang padat lalu lintas. Motivasinya adalah teror.

Secara lebih halus, kartel menggunakan kekuatan mereka untuk menanam berita di pers lokal atau mencegah berita muncul. Anggotanya aktif di media sosial.

Kepentingan mendasar mereka adalah memfasilitasi bisnis, entah itu penyelundupan narkoba dan migran atau pemerasan.

Kadang-kadang kartel akan menembaki wilayah saingannya dengan harapan memicu respons penegakan hukum untuk mempersulit bisnis lawan mereka. Itulah yang diduga terjadi dua tahun lalu di Reynosa, tepat di perbatasan Matamoros. Orang-orang bersenjata melaju ke kota, menembak, dan membunuh 14 orang tidak bersalah.

Penyerahan tersangka oleh kartel ke polisi juga bukan tanpa preseden. Saucedo memperingatkan bahwa seorang pemimpin kartel mungkin telah mengizinkan serangan itu kemudian menyesalinya dan memutuskan untuk menawarkan "domba kurban" kepada polisi.

Sementara itu, kantor kejaksaan Negara Bagian Tamaulipas pada Kamis mengatakan, telah menyita sebuah ambulans dan menemukan klinik medis di Matamoros yang diduga digunakan untuk memberikan perawatan kepada warga AS pasca penembakan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.