Sukses

Harga Telur Ayam di Amerika Serikat Naik, Muka Pembeli Masam

Ayam mungkin tidak bisa terbang jauh, tapi harga telur bisa melambung tinggi.

Liputan6.com, New York - Ayam mungkin tidak bisa terbang jauh, tapi harga telur bisa melambung tinggi.

Wabah flu burung yang berkepanjangan, dikombinasikan dengan melonjaknya biaya pakan, bahan bakar dan tenaga kerja, telah menyebabkan harga telur di Amerika Serikat naik lebih dari dua kali lipat selama setahun terakhir.

Hal ini lantas kenaikan harga yang tertera di stiker rak belanja supermarket, dikutip dari NST.com.my, Kamis (12/1/2023).

Harga rata-rata nasional untuk selusin telur mencapai US$ 3,59 atau setara Rp 55 ribu pada November 2022.

Harga ini naik dari tahun sebelumnya yaitu US$ 1,72 atau setara Rp 26 ribu, menurut data pemerintah AS.

Kenaikan harga telur lantas memberi tekanan pada anggaran konsumen dan lini di bawah restoran, toko roti, dan produsen makanan lain yang sangat bergantung pada telur.

Harga bahan makanan yang naik 12% di November 2022 mendorong inflasi lebih tinggi, meskipun laju kenaikan harga secara keseluruhan sedikit melambat selama penurunan karena harga gas mereda.

Tapi harga telur naik secara signifikan lebih banyak daripada makanan lain -- bahkan lebih dari ayam atau kalkun -- karena peternak telur lebih menderita karena flu burung.

Lebih dari 43 juta dari 58 juta unggas yang disembelih selama setahun terakhir guna mengendalikan virus, termasuk beberapa peternakan dengan lebih dari satu juta unggas, masing-masing di negara bagian penghasil telur utama seperti Iowa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Muka Konsumen Masam

Setiap orang yang masuk ke toko kelontong Hy-Vee di Omaha, "menampilkan wajah masamnya," kata pembelanja Nancy Stom.

Stom mengatakan bahwa dengan harga ini, pihak toko akan terus menjaga kualitas telur. Dengan meletakkannya lebih tetap dekat di lemari es dan mencoba untuk tidak membiarkannya membusuk sebelum digunakan.

Ekonom pertanian Universitas Purdue Jayson Lusk mengatakan, dia percaya wabah flu burung adalah pendorong terbesar dalam kenaikan harga.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, virus bertahan sepanjang musim panas dan muncul kembali pada musim gugur yang lalu dengan menginfeksi peternakan telur dan unggas.

"Flu burung bukan satu-satunya faktor, tapi dalam pandangan saya itu adalah pendorong utama dari apa yang kita alami saat ini," kata Lusk.

3 dari 4 halaman

Krisis Telur Ayam Malaysia

Sebelumnya, krisis telur dialami Malaysia.

Pemerintah Malaysia pun mengimpor antara dua hingga 10 juta telur ayam setiap hari dari India mulai Kamis 22 Desember 2022 hingga pasokan telur di negara tersebut stabil. Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan, langkah ini diambil untuk memenuhi permintaan lokal.

"Kami telah menyetujui impor 100.000 telur pada 15 Desember, dan pada 22 Desember (Kamis), dua hingga 10 juta telur akan didatangkan sampai situasi stabil," katanya saat menyerahkan RUU Dana Konsolidasi (Pengeluaran untuk Rekening) di Dewan Rakyat, dikutip dari laman NST.com.my.

Sebelumnya diberitakan, konsumen dan pedagang kesulitan mendapatkan telur ayam dari supermarket dan toko di lima negara bagian, yakni Perak, Penang, Kelantan, Selangor, dan Melaka.

Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu mengatakan pada 6 Desember bahwa pemerintah telah setuju untuk mengimpor telur ayam sebagai langkah jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Telur-telur tersebut akan didatangkan dari India sebagai uji coba, dan akan diuji bakteri Salmonella, sejumlah virus penyakit lainnya serta flu burung.

4 dari 4 halaman

Anwar Ibrahim Sudah Diminta Stabilkan Pasokan Telur

Hanya selang beberapa hari setelah menduduki jabatan perdana menteri Malaysia, tugas pertama Anwar Ibrahim adalah mengatasi masalah biaya hidup warganya.

Tidak ada yang lebih mendesak daripada mengatasi kekurangan telur yang sedang berlangsung.

Meski masalah tersebut sudah lazim selama beberapa bulan terakhir, konsumen berharap pemimpin yang baru dibentuk itu akan membantu memperbaiki situasi.

Kekurangan telur -- sumber protein termurah bagi banyak orang di Malaysia -- adalah masalah yang diangkat oleh Anwar menjelang pemilihan baru-baru ini untuk mengkritik pemerintah sebelumnya.

“Mengapa Muhyiddin dan Ismail Sabri menjanjikan ini sementara pasokan telur tidak cukup,” katanya saat kampanye pemilu di Putatan, Sabah, dikutip dari Channel News Asia, Senin (1/12/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.