Sukses

DPR Dukung Beli Minyak Murah Rusia, Uni Eropa: Kita Pilih yang Mahal Demi Ukraina

Uni Eropa tetap pada komitmen energi yang lebih mahal ketimbang murah tetapi mendukung invasi Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak Uni Eropa memberikan komentar terkait saran anggota DPR untuk membeli minyak Rusia. Saran itu diberikan oleh politikus partai koalisi pemerintah: Syaikhul Islam dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Syaikhul pun menyayangkan pemerintah apabila tidak mengambil impor dari Rusia yang murah dan dilengkapi fasilitasi. 

"Terkait dengan penawaran impor crude dari Rusia lebih murah 30 persen, kita ndak ambil alangkah gobloknya kita. Dengan crude murah nggak ada kenaikan BBM (subsidi). Malah turun kalau perlu harganya kan gitu," tegasnya dalam rapat kerja bersama Menteri ESDM di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu 24 Agustus 2022.

Ketika ditanya terkait hal tersebut, Komisioner Energi dari Komisi Eropa (setingkat menteri) Kadri Simmon menjelaskan bahwa membeli minyak dari Rusia sama saja mendukung perang di Ukraina. 

"Eropa telah membuat keputusan bahwa kita menyetop membiayai perang Rusia di Ukraina karena kami melihat kekejian yang mereka lakukan," ujar Komisioner Energi Uni Eropa Kadri Simson di kantor Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta, Selasa (6/9/2022).

<p>Komisioner Energi (setingkat menteri) di Komisi Eropa, Kadri Simson, Selasa (9/6/2022) di kantor Kedubes Uni Eropa, Jakarta. Dok: Kedubes Uni Eropa </p>

"Kami mau membayar harga yang lebih mahal hanya demi menolong Ukraina agar selamat dan memulihkan kendali mereka di perbatasan," ucapnya.

Kadri Simson menyarankan agar Indonesia dan negara-negara lain, seperti India, agar menerapkan price cap terhadap harga minyak di Rusia supaya harga minyaknya semakin murah lagi.

"Jika negara-negara lain ingin terus berdagang dengan Rusia maka kami meminta agar mereka menerapkan price cap," ujarnya. "Jadi price cap adalah anda mendapatkan minyak dengan harga yang secara signifikan lebih murah."

Saat ini, pasokan gas Rusia ke Uni Eropa sedang kembali ditahan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja menggunakan energi sebagai senjata. Ia pun membalas dengan berkata Rusia akan kalah.

"Putin menggunakan energi sebagai sebuah senjata untuk memotong suplai dan memanipulasi pasar energi kita. Ia akan gagal. Eropa akan menang. Komisi Eropa sedang menyiapkan proposal-proposal untuk menolong keluarga-keluarga dan bisnis-bisnis yang rentan agar bertahan dari harga energi yang tinggi," ujar Ursula von der Leyen via Twitter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Demo Kenaikan BBM Bukti Kebijakan Pemerintah Tak Didukung Buruh

Partai Buruh dan organisasi Serikat Buruh hari ini akan menggelar demo kenaikan BBM yang diumumkan oleh pemerintah pada Sabtu (3/9/2022).

Di mana harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000/liter, harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800/liter. Pertamax juga ikut naik hari ini dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500/liter. 

Menanggapi, Ekonom Indef, Nailul Huda, adanya demo tersebut bisa berpotensi menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diprediksi mencapai 30 ribu pekerja, lantaran naiknya biaya operasional karena BBM naik.

“Permintaan masyarakat turun, biaya naik. PHK akan terjadi. Hitungan saya bisa menimbulkan PHK sampai 30 ribu pekerja,” kata Nailul Huda kepada Liputan6.com, Selasa (6/9).

Disisi lain, ekonom menilai adanya demo ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tidak didukung oleh elemen masyarakat seperti pekerja.

“Dengan adanya protes dengan skala besar bisa membuat dunia usaha tidak percaya dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Ini bisa berbahaya ke ekonomi terutama ke persoalan investasi,” ujarnya.

Senada, Kepala Pusat Makro Ekonomi dan Keuangan Indef/Ekonom Rizal Taufikurahman, dampak kenaikan BBM subsidi itu, juga berpengaruh terhadap meningkat biaya operasional akibat biaya input produksi naik.

“Dunia usaha akan terdampak dengan meningkat biaya operasional akibat biaya input produksi naik. Hal ini disebabkan dorongan oleh biaya transportasi dan biaya logistik. Output produksinya akan menurun,” ujar Rizal.

3 dari 4 halaman

Tidak Ada di Jakarta, Jokowi Sampaikan Pesan Penting soal Demo BBM

Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak mempermasalahkan soal aksi demonstrasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar di DPR RI, Selasa (6/9/2022). Namun, Jokowi mengingatkan agar demo BBM dilakukan dengan tertib dan tak anarkistis.

"Presiden kan menyampaikan perbedaan pendapat itu wajar, ada yang setuju kenaikan, ada yang enggak setuju," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/9/2022). 

"Presiden Jokowi menyampaikan juga kemarin yang penting tertib tidak anarkis dan juga dalam koridor peraturan yang ada," sambungnya.

Adapun Presiden Jokowi berkegiatan di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa hari ini. Pihak Istana membantah bahwa Jokowi berkegiatan di Istana Bogor karena ada demo BBM naik yang digelar di Jakarta.

"Beliau itu terjadwal di Bogor, memang terjadwal dari minggu lalu kan habis dari menerima tamu negara di Bogor dan lanjut kegiatan hari ini di Bogor," jelas Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan.

4 dari 4 halaman

Usai Buruh, Driver Ojol Bakal Demo BBM Tuntut Subsidi Pertalite 30 Persen

Usai buruh dan mahasiswa menggelar aksi demo BBM, kelompok supir ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia siap menggelar aksi unjuk rasa.

Salah satu tuntutannya, meminta adanya subsidi potongan harga BBM semisal jenis Pertalite 30 persen. 

Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, para supir ojol seluruh Indonesia bakal menggelar aksi unjuk rasa di berbagai wilayah.

"Kalau waktunya masih pematangan dulu, pembahasan. Memang kemungkinan minggu ini, tapi tanggalnya dari teman-teman masih mempertimbangkan beberapa hari dan tanggal yang pas," ungkapnya kepada Liputan6.com, Selasa (6/9/2022).

"Karena kan khawatir berbarengan dengan aksi massa yang lain dari mahasiswa, buruh, dan lain-lain, karena semuanya turun nih. Kita enggak mau bercampur dengan mereka," ujar Igun.

Igun menyatakan, aksi demonstrasi bakal digelar secara bertahap di seluruh Indonesia. Fokus utamanya bukan terhadap demo BBM yang baru saja naik, tapi lebih kepada meminta insentif khusus untuk ojol atas lonjakan harga tersebut.

"Memang kita tuntutannya beda sendiri dengan yang lain. Kalau yang lain kan minta harga BBM turun, kalau kami fokusnya bukan itu. Tapi tetap, kita minta pemerintah berikan subsidi 30 persen buat ojol. Subsidi potongan harga bensin, BBM-nya," tuturnya.

"Jadi maksudnya nilai subsidinya itu dengan harga (Pertalite) yang masih sama lah dengan yang lama, Rp 7.650 (per liter)," kata Igun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.