Sukses

Kantor Presiden Sri Lanka Kembali Dibuka Usai Kerusuhan Politik

Kantor presiden Sri Lanka kembali berfungsi seperti semula.

Liputan6.com, Jakarta - Kantor kepresidenan Sri Lanka yang terkepung akan dibuka kembali pada Senin (25 Juli), kata polisi, beberapa hari setelah demonstran anti-pemerintah diusir keluar dalam tindakan keras militer yang memicu kecaman internasional.

Dilansir laman Channel News Asia, Minggu (24/7/2022), kemarahan publik yang meluas atas krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di pulau itu membuat pengunjuk rasa menyerbu dan menduduki gedung era kolonial awal bulan ini.

Tentara terpaksa menyelamatkan presiden saat itu Gotabaya Rajapaksa dari kediaman terdekatnya pada hari yang sama, dengan pemimpin melarikan diri ke Singapura dan mengundurkan diri beberapa hari kemudian.

Pasukan bersenjatakan tongkat dan senjata otomatis membersihkan sekretariat presiden yang berusia 92 tahun dalam serangan sebelum fajar pada hari Jumat atas perintah penerus Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe.

Sedikitnya 48 orang terluka dan sembilan ditangkap dalam operasi tersebut, di mana pasukan keamanan merobohkan tenda yang didirikan oleh pengunjuk rasa di luar kompleks sejak April.

"Kantor siap dibuka kembali mulai Senin," kata seorang pejabat polisi pada Minggu, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

"Pengepungan sekretariat, yang berlangsung sejak 9 Mei, kini telah dicabut."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kantor Sekretariat Presiden

Polisi mengatakan ahli forensik telah dipanggil untuk memeriksa kerusakan pada sekretariat presiden dan mengumpulkan bukti.

Pemerintah Barat, PBB dan kelompok hak asasi manusia telah mengutuk Wickremesinghe karena menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa tidak bersenjata yang telah mengumumkan niat mereka untuk mengosongkan situs tersebut pada hari Jumat.

Wickremesinghe membela tindakan keras itu dan mengatakan dia telah mengatakan kepada diplomat yang berbasis di Kolombo pada hari Jumat bahwa memblokir gedung-gedung pemerintah tidak dapat diterima.

Juru bicara polisi Nihal Talduwa mengatakan pengunjuk rasa bebas untuk melanjutkan demonstrasi mereka di tempat yang ditentukan di dekat kantor kepresidenan.

“Mereka dapat tetap berada di tempat protes resmi. Pemerintah bahkan mungkin membuka beberapa tempat lagi untuk para demonstran di kota itu,” kata Talduwa.

Operasi militer untuk membersihkan gedung sekretariat dan sekitarnya terjadi kurang dari 24 jam setelah Wickremesinghe dilantik dan tepat sebelum Kabinet baru diangkat.

3 dari 4 halaman

Krisis Pembakaran Bahan Bakar

22 juta orang Sri Lanka juga telah mengalami pemadaman berbulan-bulan yang panjang, rekor inflasi dan kekurangan makanan, bahan bakar dan bensin.

Pemerintahnya secara resmi bangkrut, setelah gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$51 miliar, dan saat ini sedang dalam pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional.

Krisis ekonomi yang memicu kampanye protes tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, tetapi pemerintah mengumumkan pada hari Minggu akan membuka kembali sekolah-sekolah yang tetap tutup selama lebih dari sebulan.

Kementerian pendidikan mengatakan siswa dan guru akan diminta untuk kembali ke sekolah hanya selama tiga hari setiap minggu karena transportasi masih terhambat oleh kekurangan bahan bakar nasional.

4 dari 4 halaman

Presiden Baru

Antrian panjang pengendara yang menunggu untuk mengisi terlihat di seluruh negeri pada hari Minggu meskipun pemerintah memperkenalkan sistem penjatahan.

Presiden baru Wickremesinghe mengatakan dia akan mengungkap anggaran baru untuk sisa tahun ini pada Agustus karena perkiraan pendapatan dan pengeluaran sebelumnya tidak realistis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.