Sukses

5 Fakta Serbuan Kalajengking di Mesir, Sarang Terganggu hingga Sengat 500 Orang

Berikut ini lima fakta di balik serangan kalajengking di Mesir, Liputan6.com rangkum dari beragam sumber Senin (15/11/2021):

Liputan6.com, Aswan - Hujan es dan badai petir di daerah dekat Sungai Nil, Mesir pada Jumat 12 November 2021 terjadi sangat hebat. Tak lama kemudian, muncul laporan sengatan kalajengking di dekat daerah pegunungan Aswan setelah kondisi badai.

Sejumlah media melaporkan kalajengking menyengat setelah hujan, guntur, badai debu, dan salju melanda wilayah di selatan Mesir.

Hujan tersebut menyebabkan pemadaman listrik, dan banyak tiang lampu dan pohon di jalan tumbang, seperti dikutip dari Sky News, Minggu 14 November 2021.

Hujan petir yang melanda mendorong binatang-binatang itu untuk meninggalkan sarang mereka, demikian menurut laporan media Al Ahram.

Berikut ini lima fakta di balik serangan kalajengking di Mesir, Liputan6.com rangkum dari beragam sumber Senin (15/11/2021):

1. Sarang Kalajengking dan Ular Terdampak, Mereka Cari Perlindungan

Ilustrasi kalajengking (Dok.Pixabay)

Seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan kepada kantor berita Al-Ahram bahwa hujan telah mengguyur kalajengking dan ular dari tempat persembunyiannya.

Kalajengking dan ular terbawa ke jalan oleh hujan lebat.

Profesor di Pusat Penelitian Pertanian Ahmed Rizk menjelaskan kepada surat kabar Al Watan bahwa hujan lebat menghanyutkan kalajengking dan ular, yang kemudian bersembunyi sehingga mereka menuju ke rumah-rumah penduduk, terutama bagian yang tinggi.

Rizk mencatat bahwa masyarakat harus menjauh dari daerah pegunungan saat terjadi hujan. Ia menambahkan, jika tersengat, mereka harus mengikatkan kain kuat-kuat di dekat gigitan agar racun tidak sampai ke jantung, dan segera berobat ke rumah sakit untuk mendapatkan obatnya.

2. Mesir Rumah Kalajengking Paling Mematikan Sedunia

Bendera Mesir berkibar di Terusan Suez (AFP)

Mesir adalah rumah bagi fat-tailed scorpion atau kalajengking ekor gemuk yang termasuk di antara yang paling mematikan di dunia. Racun dari ekor mereka dapat membunuh manusia dalam waktu kurang dari satu jam.

3. 500 Lebih Orang Digigit, 3 Korban Meninggal, Sekolah Ditangguhkan

Ilustrasi kalajengking (iStock)

Hujan lebat, hujan es dan guntur di Provinsi Aswan selama akhir pekan memaksa pemerintah setempat untuk menangguhkan kelas sekolah pada hari Minggu, kata Gubernur Ashraf Attia.

Badai mengakibatkan kalajengking dari tempat persembunyiannya bersembunyi ke banyak rumah di seluruh provinsi, tambah Attia. Dia mengatakan sedikitnya 503 orang dirawat di rumah sakit setelah menderita sengatan kalajengking dan semuanya dipulangkan setelah diberi dosis antiracun.

Tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat kalajengking.

Perwakilan Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Aswan kepada pers mengatakan, 89 kasus dirawat di RS Universitas Aswan, 118 lainnya dirawat di RS Pusat Kom Ombo, dan sisanya di RS Drau, Nasr al-Nuba, Edfu, dan RS. Abou Simbel, demikian menurut Al Arabiyah Misr.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Dokter Vaksinasi COVID-19 Dikerahkan, Diimbau Hindari Pohon

Dokter yang memberikan vaksinasi COVID-19 dikerahkan untuk mengobati sengatan kalajengking, kata seorang pejabat kesehatan Mesir kepada kantor berita Al-Ahram.

Masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah dan menghindari tempat-tempat yang banyak pohon.

5. Diobati dengan Anti-Bisa Ular

Ilustrasi jarum suntik. (Sumber Pixabay)

Gejala yang terkait dengan efek racun yang meluas dapat mencakup kesulitan bernapas, otot berkedut, dan gerakan kepala yang tidak biasa.

Laporan Al Ahram menyebutkan antibisa ular digunakan sebagai tindakan pencegahan sebelum gejala muncul, tetapi juga dapat bekerja setelah gejala mulai memburuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.