Sukses

Amerika Serikat Tangguhkan Bantuan Ekonomi ke Sudan, Buntut dari Kudeta

AS menangguhkan 700 juta dolar AS dalam bantuan ekonomi ke Sudan setelah pasukan militer negara itu menangkap para pemimpin dan pejabat sipil.

Liputan6.com, Khartum - Amerika Serikat pada Senin (25/10) menangguhkan 700 juta dolar AS dalam bantuan ekonomi ke Sudan setelah pasukan militer negara itu menangkap para pemimpin dan pejabat sipil.

"Amerika Serikat mengutuk tindakan yang diambil semalam oleh pasukan militer Sudan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam konferensi pers.

"Penangkapan pejabat pemerintah sipil dan pemimpin politik lainnya, termasuk Perdana Menteri (Abdalla) Hamdok, merusak transisi negara ke pemerintahan sipil yang demokratis."

"Mengingat perkembangan ini, Amerika Serikat menghentikan bantuan sebesar US$ 700 juta dalam alokasi bantuan darurat dari dana dukungan ekonomi untuk Sudan," tambahnya.

Price mendesak militer untuk segera membebaskan semua aktor politik yang ditahan.

Kemudian, memulihkan sepenuhnya pemerintahan transisi yang dipimpin sipil, dan menahan diri dari kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Sebelumnya, Ketua Dewan Berdaulat Sudan Abdel Fattah Al-Burhan menyatakan keadaan darurat di seluruh Sudan, dan membubarkan dewan kedaulatan transisi dan pemerintah.

Keputusan itu dibuat beberapa jam setelah Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok, anggota komponen sipil Dewan Kedaulatan Transisi dan beberapa menteri ditangkap oleh pasukan gabungan militer.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kudeta Sudan, 7 Demonstran Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka

Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas dan sekitar 140 lainnya terluka setelah tentara menembaki massa yang menentang pengambilalihan militer di Sudan.

Dilansir dari BBC, para pengunjuk rasa turun ke jalan setelah angkatan bersenjata membubarkan pemerintahan sipil, menangkap para pemimpin politik dan menyerukan keadaan darurat pada hari Senin.

Pasukan dilaporkan pergi dari rumah ke rumah di ibu kota Khartoum untuk menangkap penyelenggara protes lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.