Sukses

Cegah Gelombang Ke-4 COVID-19, Korsel Kembali Berlakukan Jam Malam

Perdana Menteri [Korea Selatan](4526278 "") Chung Sye-kyun mengumumkan pembatasan, yang berlaku pada hari Senin mendatang selama tiga minggu.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan akan memberlakukan kembali larangan klub malam, bar karaoke, dan fasilitas hiburan malam lainnya, kata pihak berwenang pada Jumat (9 April), setelah jumlah kasus COVID-19 baru melonjak, mengipasi kekhawatiran atas potensi gelombang keempat wabah.

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengumumkan pembatasan, yang berlaku pada hari Senin mendatang selama tiga minggu, setelah jumlah kasus baru harian naik ke level tertinggi tiga bulan dalam beberapa hari terakhir.

Jam malam jam 10 malam saat ini dan larangan pertemuan lebih dari empat orang akan dipertahankan, katanya.

"Tanda-tanda gelombang keempat epidemi yang telah kami perjuangkan semakin dekat dan semakin kuat," kata Chung dalam pertemuan harian tentang pandemi tersebut.

"Kami akan mempertahankan level jarak saat ini, tetapi secara aktif memperkuat berbagai tindakan khusus tergantung pada situasinya."

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 671 kasus baru untuk Kamis, sehari setelah penghitungan harian mencapai level tertinggi sejak awal Januari, dengan kelompok berkembang dari gereja, bar dan pusat kebugaran, sebagian besar di wilayah Seoul, Korea Selatan yang lebih besar.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 di Korea Selatan

Total infeksi meningkat menjadi 108.269, dengan 1.764 kematian sejauh ini.

Dalam salah satu kasus COVID-19 yang lebih awal dan lebih terkenal di Korea Selatan, lonjakan infeksi pada Mei tahun lalu dikaitkan dengan seorang pria 29 tahun yang pergi clubbing di distrik kehidupan malam yang populer di Seoul.

Pria dan salah satu mitra perjalanannya telah mengunjungi lima klub malam di lingkungan Itaewon pada 1 Mei. Ia mengalami demam tinggi dan diare keesokan harinya, dan dinyatakan positif mengidap virus corona pada 6 Mei.

Setidaknya 14 orang lainnya akhirnya dikaitkan dengan pria itu, termasuk tiga orang asing dan satu perwira militer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.