Sukses

Cegah Penyebaran COVID-19, Lebanon Bakal Lockdown Hingga Tiga Minggu

Pemerintah Lebanon akan memberlakukan lockdown hingga tiga minggu guna mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Beirut - Lebanon telah mengumumkan penguncian penuh selama tiga minggu, termasuk jam malam, untuk membendung peningkatan infeksi COVID-19 yang mengancam rumah sakit di negara yang sudah menghadapi krisis keuangan tersebut. 

Menurut laporan Channel News Asia, Selasa (5/1/2021), Menteri Kesehatan sementara Hamad Hasan mengatakan bahwa lockdown akan dimulai pada Kamis dan berlangsung hingga 1 Februari, dengan perincian lebih lanjut tentang sektor mana yang akan dikecualikan.

Penguncian akan mencakup jam malam dari jam 6 sore hingga 5 pagi.

"Jelas bahwa tantangan pandemi telah mencapai tahap yang sangat mengancam nyawa warga Lebanon karena rumah sakit tidak mampu menyediakan tempat tidur," kata Hasan kepada wartawan setelah pertemuan komite kementerian tentang COVID-19.

Lebanon mendaftarkan 2.870 infeksi baru pada hari Minggu, sehingga totalnya menjadi 189.278 kasus dan 1.486 kematian sejak 21 Februari.

Lockdown baru dilakukan di tengah kekhawatiran akan melonjaknya angka pengangguran, inflasi dan kemiskinan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi di Lebanon

Lebanon menghadapi krisis keuangan parah yang telah menghancurkan mata uang hingga melumpuhkan bank.

Persediaan medis pun juga menyusut karena dolar semakin langka.

Unit perawatan intensif sebelumnya telah mencapai kapasitas kritis selama musim panas ketika virus menyebar setelah ledakan besar terjadi di dermaga hingga menghancurkan sebagian wilayah Beirut, menewaskan 200 orang dan menghancurkan beberapa rumah sakit.

Kepatuhan terhadap jarak sosial dan tindakan pencegahan lainnya masih lemah dan sekarang ada kekhawatiran akan peningkatan kasus yang signifikan setelah liburan Natal dan Tahun Baru.

"Ini masalah besar. Dalam sepuluh hari ke depan akan sangat sulit dan kami memperkirakan angka kematian meningkat karena infeksi meningkat," kata Mahmoud Hassoun, kepala unit perawatan kritis di rumah sakit Rafik Hariri, kepada Reuters.

"Kapasitas kami hampir penuh sekarang dan kami bahkan belum melihat efek dari periode liburan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.