Sukses

11-10-1954: Front Komunis Rebut Vietnam Utara dari Penjajah Prancis dan Jepang

Viet Minh secara resmi mengambil alih Hanoi dan menguasai Vietnam Utara pada 11 Oktober 1954.

Liputan6.com, Ho Chi Minh - Viet Minh secara resmi mengambil alih Hanoi dan menguasai Vietnam Utara pada 11 Oktober 1954.

Vietnam Doc Lap Dong Minh (Liga Kemerdekaan Vietnam), atau Viet Minh yang kemudian akan dikenal dunia, adalah organisasi front Komunis yang didirikan oleh Ho Chi Minh pada tahun 1941 untuk mengorganisir perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Prancis dan menduduki pasukan Jepang, demikian seperti dikutip dari History, Minggu (11/10/2020).

Dengan berakhirnya pendudukan Jepang pada tahun 1945, Prancis berusaha untuk menerapkan kembali pemerintahan kolonial di Vietnam.

Viet Minh melancarkan perang gerilya yang panjang dan berdarah melawan pasukan kolonial Prancis yang kemudian dikenal sebagai Perang Indochina Pertama.

Akhirnya, Viet Minh, di bawah kepemimpinan Jenderal Vo Nguyen Giap, secara meyakinkan mengalahkan Prancis dalam Pertempuran Dien Bien Phu pada Mei 1954.

Pada tanggal 1 Agustus, gencatan senjata yang mengakhiri perang mulai berlaku. Viet Minh yang berjaya berbaris ke Hanoi saat Prancis bersiap untuk menarik pasukan mereka dari Vietnam.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membelah Dua Vietnam

Berdasarkan ketentuan perjanjian yang ditandatangani pada Konferensi Jenewa pada bulan Juli, Vietnam untuk sementara akan dibagi menjadi dua bagian yang kira-kira sama.

Kedua bagian tersebut harus dipisahkan oleh Zona Demiliterisasi(DMZ) berjalan di sepanjang paralel ke-17.

Separuh bagian utara akan diperintah oleh Republik Demokratik Vietnam, yang telah diproklamasikan oleh Ho Chi Minh, dan bagian selatan akan diperintah oleh Negara nonkomunis Vietnam sampai tahun 1956, di mana pada saat itu kedua zona itu akan disatukan kembali setelah pemilu yang diawasi secara internasional.

Ngo Dinh Diem, yang menjadi perdana menteri Negara Vietnam pada bulan Juni, adalah seorang Katolik dan antikomunis yang gigih. Diem tidak menyukai Kesepakatan Jenewa dan mulai mengkonsolidasikan kekuasaannya di selatan.

Pada pertengahan tahun 1955, Diem telah secara efektif menguasai sebagian besar Vietnam Selatan, dan pada bulan Juli tahun itu, dia menyatakan penolakannya untuk mengizinkan pemilihan yang diserukan di Jenewa.

Pengumuman ini menyebabkan peningkatan pemberontakan di selatan dan akhirnya ke Perang Indochina Kedua,ketika unit reguler Vietnam Utara dilakukan di selatan dan pasukan AS tiba. Vietnam tidak bersatu kembali sampai April 1975, ketika pasukan Vietnam Utara merebut Saigon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.