Sukses

Waspadai Program Nuklir China, AS Lakukan Komunikasi dengan Sekutu di Asia

Pihak Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan percakapan dan konsultasi yang sangat baik di Asia, baik di Korea Selatan maupun Jepang, dan sekarang di Vietnam.

Liputan6.com, Hanoi - Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Pengendalian Senjata, Duta Besar Marshall Billingslea mengatakan, Partai Komunis China membahayakan keamanan regional serta stabilitas global.

Dalam telekonferensi internasional dengan awak media, Kamis 1 Oktober 2020, ia menyebut bahwa China memiliki program nuklir rahasia. Bahkan, dalam sejumlah kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut bahwa militer Tiongkok memiliki program nuklir dan pengujian rudal jelajah balistiknya dalam sepuluh tahun terakhir.

"Kami telah melakukan percakapan dan konsultasi yang sangat baik di Asia, baik di Korea Selatan maupun Jepang, dan sekarang di Vietnam. Bangsa kita jelas memiliki pemahaman yang sama tentang apa itu China," ujar Marshall Billingslea.

"Ketiga negara, serta Amerika Serikat telah menjadikannya sebagai prioritas, meskipun tantangan signifikan dari Virus Corona COVID-19, untuk memungkinkan diskusi ini terjadi secara langsung dengan cara yang sangat aman dan terjamin," tambahnya.

Marshall Billingslea juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus bergerak maju, dan terus berkonsultasi dengan sekutunya serta banyak negara lain di kawasan tentang perdamaian dan keamanan di Asia dan di kawasan Indo-Pasifik.

Marshall Billingslea memastikan bahwa proses diplomasi dan kontrol senjata terus dilakukan.

Saat ditanya soal laporan persenjataan nuklir China yang akan terus berlipat ganda dan jumlah persenjataan itu, Marshall Billingslea bahwa angka-angka yang dianggap oleh Amerika Serikat berasal dari China merupakan perkiraan.

"Semua itu adalah perkiraan dan kami akan merasa nyaman untuk merilisnya ke publik dengan penyampaian itu. Dan itu berkaitan dengan hulu ledak operasional China saja, bukan ukuran total persenjataan mereka, persediaan mereka," kata Marshall Billingslea.

"Selain itu, saya dapat katakan bahwa mereka berniat untuk setidaknya menggandakan. Setidaknya dua kali lipat. Dan lagi, saya tidak bisa membahasnya lebih jauh ini di publik," tegasnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jalan Negosiasi?

Jalan negosiasi disebutkan oleh Marshall Billingslea sebagai solusi. Ia menilai cara apa yang lebih baik untuk dilakukan sebagai negara dengan 'kekuatan besar' adalah duduk berdampingan dengan Amerika Serikat, atau bahkan mungkin berdampingan dengan AS Serikat dan Rusia.

"Dengan mendiskusikan topik ini, China akan mendapatkan keuntungan besar dari hal tersebut," kata Marshall Billingslea.

"Kami belajar dengan Uni Soviet, setelah Cuban MissileCrisis, bahwa kedua belah pihak harus melakukan hal-hal seperti membuat hotline, saluran telepon. Membuat pusat pengurangan risiko nuklir guna bertukar data," tambahnya.

"Kami mengajukan tangan terbuka ke China. Tapi sekali lagi, itu bukan permintaan yang mereka ingin negosiasikan. Ini adalah sebuah kewajiban bahwa mereka harus bernegosiasi dengan kami dengan itikad baik," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.