Sukses

9 Fakta di Balik Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon

Berikut adalah deretan fakta mengenai insiden ledakan besar yang terjadi di Kota Beirut, Lebanon.

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut Lebanon pada 4 Agustus. Sejumlah pemimpin negara menyampaikan belasungkawa hingga menawarkan bantuan.

Bahkan, tagar Pray For Lebanon menjadi trending di plaform media sosial Twitter. Warganet pun turut menyampaikan doa dan harapan hingga informasi yang berkaitan dengan ledakan di Beirut.

Dalam berita terkait ledakan di Beirut Lebanon yang dimuat oleh Liputan6.com pada pukul 10.52, sudah ada sebanyak 3.666 tweet terkait hashtag Pray For Lebanon. 

Mulai dari jumlah korban tewas dan luka hingga Presiden AS Donald Trump yang menyebut ledakan di Beirut Lebanon mirip serangan. Berikut adalah deretan fakta mengenai insiden ledakan besar tersebut yang dirangkum Rabu (5/8/2020):

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Korban Tewas Lebih dari 100

Ledakan di Beirut, Lebanon, masih terus mencatat korban jiwa baru. Ratusan meninggal dan hampir lima ribu orang terluka.

"Hingga kini, lebih dari 4.000 orang telah terluka dan lebih dari 100 telah kehilangan nyawa mereka," ujar Palang Merah Lebanon, seperti dikutip AFP, Rabu (5/8/2020).

"Tim-tim kami masih melakukan operasi search and rescue di area sekitar," jelas pihak Palang Merah Lebanon.

Jumlahnya terus naik dari yang sebelumnya dilaporkan 10 orang meninggal, kemudian 50 meninggal dunia akibat ledakan di ibu kota Beirut Lebanon.

Baca selengkapnya...

3 dari 10 halaman

2. Kronologi Ledakan

Ledakan di Beirut, Lebanon, menjadi sorotan dunia. Peristiwa itu terjadi karena ledakan bahan kimia di gudang penyimpanan di pelabuhan. 

Berikut kronologinya: 

Peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi pada Selasa 4 Agustus petang waktu setempat. Kantor berita National News Agency melaporkan kebakaran di gedung penyimpanan pada pukul 7 malam. 

Pada berita itu tertulis bahwa gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut kebakaran dan memicu ledakan.

Baca selengkapnya...

4 dari 10 halaman

3. Ledakan Berasal dari 2.700 Ton Amonium Nitrat

Ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi pada Selasa 4 Agustus waktu setempat. Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengungkap pemicu ledakan dahsyat yang menewaskan 73 orang dan melukai 3.700 warga itu.

Berdasarkan hasil investigasi, ungkap Ibrahim, ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika, seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu, (5/8/2020).

Hasil investigasi tersebut telah dilaporkan Ibrahim kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang berisi presiden dan semua lembaga keamanan utama negara. Otoritas Lebanon berjanji akan memberi hukuman paling berat ke pihak yang bertanggung jawab.

Baca selengkapnya...

5 dari 10 halaman

4. Ledakan Setara Gempa Bumi Magnitudo 3,3

Ledakan di Beirut Lebanon dilaporkan menghasilkan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,3.

CNN yang dikutip Rabu (5/8/2020) menyebutkan, data yang dikumpulkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan bahwa ledakan besar di Beirut begitu kuat. Menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,3.

Kendati demikian, meski setara dengan magnitude 3,3 tidak, kekuatannya "tak langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama."

Baca selengkapnya...

6 dari 10 halaman

5. 1 WNI Perempuan Jadi Korban Luka

Dunia sedang berduka akibat ledakan di Beirut, Lebanon. Puluhan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya luka-luka pada bencana itu. 

Seorang WNI dilaporkan ikut terluka. Luka WNI berjenis kelamin perempuan itu dipastikan tidak parah.

"Ada 1 WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan," ucap (plt.) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).

Baca selengkapnya...

7 dari 10 halaman

6. PM Lebanon Cari Pelaku Penyebab Ledakan

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berkata akan mencari pelaku yang bertanggung jawab atas ledakan di Beirut, Lebanon di Beirut. Ia menyebut pabrik sumber ledakan sebagai tempat yang berbahaya. 

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa akuntabilitas," ujar PM Lebanon seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (5/8/2020).

"Mereka yang bertanggung jawab pada bencana ini akan membayar harganya," ia menambahkan.

Baca selengkapnya...

8 dari 10 halaman

7. Hari Berkabung Nasional Lebanon

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab telah menyatakan hari Rabu (5/8/2020) sebagai "hari berkabung nasional", setelah ledakan besar hari Selasa di daerah pelabuhan Beirut. Demikian lapor penyiar berita nasional TeleLiban.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan sebelumnya bahwa ledakan itu telah menyebabkan sejumlah besar orang terluka, koresponden senior CNN Ben Wedeman melaporkan.

Ledakan itu menyebabkan kerusakan besar pada daerah sekitarnya dan mengakibatkan kolom asap besar di ibu kota Beirut.

Baca selengkapnya...

9 dari 10 halaman

8. Seperti Bom Hiroshima

Wali Kota Beirut Marwan Abboud tak bisa menahan tangisnya ketika memantau lokasi ledakan di Beirut, Lebanon. Ia berkata tak pernah melihat bencana seperti ini seumur hidupnya. 

"Saya tak pernah melihat kehancuran seperti ini. Ini adalah petaka nasional. Ini adalah bencana bagi Lebanon," ujar Abboud saat diwawancara Sky News Arabia, Rabu (5/8/2020). 

Ledakan di Beirut, Lebanon, mengakibatkan terjadinya kepulan asap tinggi, sehingga pengguna media sosial menyebutnya mirip dengan bom Hiroshima.

Baca selengkapnya...

10 dari 10 halaman

9. Ledakan Mirip Serangan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan dukacita kepada korban ledakan di Beirut, Lebanon. Ia menyebut negaranya siap membantu. 

"Doa kami kirimkan kepada semua korban dan keluarganya," ujar Presiden Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip Rabu (5/8/2020).

Donald Trump juga berkata hubungan antara AS dan rakyat Lebanon sangat baik.

Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.