Sukses

Alasan Kenapa Tidur Sambil Duduk Sulit Dilakukan

Tentu sulit menemukan lokasi yang pas agar kita bisa tidur dengan posisi baring. Jadi pilihan alternatif adalah tidur dengan posisi duduk dan bersandar.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa ngantuk bisa datang kapan saja dan dimana saja. Tidak mengenal lokasi. Selagi tubuh Anda benar-benar kurang tidur dan membutuhkan istirahat maka secara otomatis akan terlelap.

Namun, tak di semua kondisi kita bisa tidur dengan nyenyak. Saat istirahat kerja atau ingin berlibur misalnya.

Tentu sulit menemukan lokasi yang pas agar kita bisa tidur dengan posisi baring. Jadi pilihan alternatif adalah tidur dengan posisi duduk dan bersandar.

Meski sudah bersandar, masih saja tidur dengan posisi duduk itu tidak nyaman. Bahkan, sama sekali tidak bisa tidur.

Mengapa tidur dalam posisi ini sulit dilakukan?

Untuk memahaminya, harus paham bahwa saat tidur sistem sirkulasi darah harus baik. Selama tidur, otak juga mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang untuk membuat kelumpuhan otot secara sementara.

"Biasanya selama tidur, selain gerakan mata, otot pada tubuh kita lumpuh," Dr. Neil Kline, seorang dokter penyakit dalam dan gangguan tidur dan CEO American Sleep Association, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (29/4/2020).

Paralisis parsial dan hilangnya tonus otot membuat posisi tegak punggung dan leher lurus sulit dilakukan.

Oleh karenanya, jika Anda tidur dengan cara duduk selain berbaring maka otak tidak akan bisa mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang.

Sebab, tulang belakang masih digunakan sehingga tidak bisa mengalami kelumpuhan secara sementara.

Jika Anda tidur dalam posisi berbaring maka itu beda lagi. Sumsum tulang belakang jauh lebih rileks.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Main Ponsel Sebelum Tidur

Polusi cahaya dari ponsel dan tablet sama berbahayanya bagi kesehatan seperti mengonsumsi junk food atau makanan siap saji. Hal itu dikemukakan oleh dokter terkemuka di Inggris.

Seperti dikutip dari The Sun, para ahli khawatir cahaya biru dari perangkat elektronik memicu epidemi kekurangan tidur. 

"Setiap orang harus mematikan ponsel mereka sebelum tidur. Anak-anak juga," ujar Chief Medical Officer, Dame Sally Davies.

Lebih dari tiga perempat orang Inggris dilaporkan terpapar sinar biru sebelum tidur.

Menurut penelitian, sinar biru dari ponsel itu bisa mencegah produksi hormon melatonin -- faktor penting untuk tidur.

National Health Service (NHS) memperingatkan bahwa kekurangan tidur bisa meningkatkan risiko kondisi medis yang serius, termasuk obesitas, penyakit jantung dan diabetes, serta kegelisahan dan depresi.

Prof Davies memperingatkan bahwa cahaya biru dari ponsel dan kebisingan ditambahkan ke dalam kategori polutan sehari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.