Sukses

Update 3 Negara dengan Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona COVID-19

Berikut ini negara dengan kasus kematian tertinggi akibat Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Roma - Menutup bulan Maret, sudah ada total 786 ribu kasus Virus Corona (COVID-19). Virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Jika bulan lalu kasus di Asia masih tertinggi, kini negara-negara Eropa yang banyak terjangkit dan menjadi pusat Virus Corona jenis baru. Kematian tertinggi berada di Italia.

Berikut data di tiga negara yang terjangkit Virus Corona terburuk berdasarkan data Worldometer, Selasa (31/3/2020)

1. Italia

Kematian: 11.591 pasien

Kritis: 3.981 pasien

Sembuh: 14.620 pasien

Total: 101.739 kasus

2. Spanyol

Kematian: 7.716 pasien

Kritis: 5.231 pasien

Sembuh: 16.780 pasien

Total: 87.956 kasus

3. China

Kematian: 3.305 pasien

Kritis: 528 pasien

Sembuh: 76.052 pasien T

Total: 81.518 kasus

Berikutnya adalah Amerika Serikat dengan 3.170 kematian sehingga menjadi nomor empat setelah China. Selanjutnya ada Prancis dengan 3.024 kematian.

Kasus di Italia tinggi disebutkan karena efek importasi dari turis Tiongkok. Penasihat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, menyebut ketika penyebaran dari turis terjadi pemerintah Italia tidak menyadarinya sehingga kasus melonjak

Kasus di Indonesia tercatat sangat sedikit dibandingkan negara-negara Eropa. Hingga kini, ada 1.414 kasus Virus Corona di Indonesia, angka itu lebih sedikit ketimbang kasus di Belanda dan Belgia.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Turis di Italia

Italia menjadi wilayah di Eropa dengan kasus Virus Corona (COVID-19) yang paling parah. Rumah sakit di negeri itu pun kewalahan karena lonjakan pasien. Totalnya ada lebih dari 80 ribu kasus di Italia. 

Pada akhir Januari lalu, Italia melaporkan ada sepasang turis lansia yang terkena Virus Corona. The Times menyebut keduanya berasal dari Wuhan. Saat itu kasus Virus Corona di Italia masih belum merebak seperti saat ini.  

Pakar kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, menjelaskan, penyebaran Virus Corona di Italia karena faktor turis Tiongkok. Kasus terlanjur tersebar sebelum pemerintah dan masyarakat sadar. 

"Italia terkena dampak buruk karena mereka punya banyak importasi dari Tiongkok oleh turis-turis Tiongkok. Dan sebelum mereka sadar apa yang terjadi, sudah ada cukup orang-orang yang menjadi baseline penyebaran (Virus Corona) sehingga hal ini menjadi di luar kendali dan menyulitkan mereka," ujar Fauci dalam wawancara CNN pekan lalu.

Fauci menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS. Ia menyebut Eropa telah menjadi "Tiongkok baru" karena angkat Virus Corona yang tinggi.

Lokasi seperti New York yang banyak traveler otomatis turut memiliki banyak kasus baru, Fauci menjelaskan. 

Media Xinhua menyebut Italia adalah salah satu destinasi populer warga China. Pada 2018, turis Tiongkok di Italia ada sebesar 5,3 juta orang dan Januari lalu Bandara Fiumicino Leonardo da Vinci di Roma baru saja merayakan hubungan wisata Tiongkok-Italia. 

Antusiasme pemerintah Italia tak lepas dari fakta besarnya pemasukan dari turis Tiongkok. Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Italia menyebut pada 2018, turis Tiongkok menghabiskan 353 juta euro di Italia atau sekitar Rp 6,3 triliun. 

Kasus rasisme di Italia sempat meningkat akibat Virus Corona jenis baru. The Local melaporkan perilaku tak terpuji tersebut terjadi di beberapa kota.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.