Sukses

6 Bakal Calon Penantang Donald Trump di Pilpres AS

Mengenal 6 bakal calon penantang Donald Trump di Pilpres AS 2020.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Tidak terasa Presiden Donald Trump hampir menyelesaikan periode pertama sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Kini, Trump harus bersiap menjaga kursi kekuasaan dari penantang dari berbagai penjuru.

Partai Demokrat sebagai oposisi masih mengadakan Primary, yakni proses mencari siapa calon presiden yang akan diusung. Guru spiritual hingga miliarder berminat menjadi capres Partai Demokrat.

Proses Primary tidaklah mudah. Butuh biaya dan basis dukungan kuat agar kandidat bisa bertahan hingga konvensi nasional, yakni pemilihan capres partai.

Donald Trump memantau ketat proses ini. Dan para bakal capres AS pun satu per satu berguguran.

Marianne Williamson yang terkenal sebagai guru spiritual mundur pada Januari lalu. Andrew Yang yang berjanji bagi-bagi uang ke rakyat bila menang menjadi presiden juga mundur.

Masih ada enam kandidat kuat yang siap menggantikan Presiden Donald Trump. Berikut daftarnya dari yang paling muda hingga senior:

Saksikan Video Pilihan Beriku tIni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Pete Buttigieg

Pete Buttigieg (36) ialah mantan wali kota di negara bagian Indiana. Ia juga pernah menjadi konsultan di McKinsey dan intel angkatan laut di Afganistan.

Lulus dari Universitas Harvard dan Oxford, Pete Buttigieg disorot karena menjadi pria gay pertama yang menjadi kandidat presiden AS. Ia punya suami bernama Chasten.

Menurut Marie Claire, suami Pete adalah guru humaniora dan drama di Montessori Academy di Indiana. Keduanya aktif dalam kampanye.

 
 
 
View this post on Instagram

Together, we can accomplish anything.

A post shared by Pete Buttigieg (@pete.buttigieg) on

Pete Buttigieg termasuk kandidat moderat. Kebijakannya fokus pada HAM, kemudahan berwirausaha, dan ekonomi pro-keluarga serta tak merusak lingkungan.

Jika Pete menang, ia akan menjadi presiden termuda di sejarah AS, dan suaminya akan menjadi First Gentleman.

3 dari 7 halaman

2. Amy Klobuchar

Amy Klobuchar (59) merupakan satu dari tiga senator yang bersaing untuk menjadi capres Partai Demokrat. Bedanya, Klobuchar lebih pragmatis saat kampanye.

Dalam wawancara dengan Time, Senator Klobuchar berkata membuat rencana yang bisa ia selesaikan, bukan sekadar janji.

Selain berjanji memberi pendidikan dan kesehatan terjangkau, Amy Klobuchar berkomitmen melawan krisis iklim serta mendukung perdamaian dunia.

Dalam situs resminya, Klobuchar menyindir tingkah Donald Trump yang sering berdiplomasi lewat Twitter.

Sebelum terjun ke dunia politik, Amy Klobuchar adalah seorang jaksa penuntut umum. Ia lulus dari Universitas Yale.

4 dari 7 halaman

3. Elizabeth Warren

Senator Elizabeth Warren (70) adalah mantan dosen hukum di Universitas Harvard. Ia terkenal karena ketegasannya terhadap dunia keuangan Wall Street dan para konglomerat.

Tak heran jika ia tak gentar bertikai dengan konglomerat seperti Donald Trump dan Michael Bloomberg. Dalam karier politiknya, Warren konsisten memperjuangkan nasib kelas menengah di AS.

 
 
 
View this post on Instagram

Oklahoma, it was good to be home!

A post shared by Elizabeth Warren (@elizabethwarren) on

Bila menang pemilu, Elizabeth Warren akan menerapkan rencana pajak kekayaan bagi para orang hartawan. Mereka yang punya harta di atas USD 50 juta harus bayar 2 persen pajak tiap tahun.

Sementara, para miliarder harus membayar pajak khusus sebesar 6 persen per tahun.

Kubu Warren yakin rencana itu bisa menghasilkan USD 3,75 triliun pendapatan negara dalam 10 tahun. Uangnya akan digunakan untuk pendidikan dan kesehatan.

5 dari 7 halaman

4. Joe Biden

Mantan Wakil Presiden Joe Biden (77) kembali tampil di panggung politik untuk mengalahkan Donald Trump.

Biden merupakan wakil Presiden Obama selama dua periode, meski demikian ia belum mendapat dukungan Obama untuk pilpres 2019.

Posisi senior Biden di kancah politik tidak membuat kampanyenya mulus. Terutama akibat skandal Ukraina yang melibatkan putranya.

Pada Desember lalu, seorang pria hadir di kampanye Biden untuk bertanya terkait skandal Ukraina. Joe Biden marah dan menyebutnya pembohong dan gendut, demikiran laporan CNBC.

Putra Joe Biden, yakni Hunter, diduga terlibat korupsi di Ukraina. Di negara itu, Hunter Biden sempat menjabat sebagai petinggi di perusahaan gas Burisma.

6 dari 7 halaman

5. Bernie Sanders

Satu lagi senator yang berambisi melengserkan Donald Trump. Bernie Sanders (78) adalah sosok populis yang menjanjikan pendidikan kuliah dan kesehatan gratis.

Janji Bernie Sanders untuk menggratiskan layanan publik membuatnya dituding seorang sosialis oleh lawan politiknya.

Bernie Sanders terkenal anti terhadap kepentingan perusahaan besar. Ia pun memiliki program pajak miliarder bagi para hartawan jika menang sebagai presiden.

Bernie Sanders sebetulnya pernah maju menjadi kandidat capres AS untuk pilpres 2016. Namun, ia mundur dan mendukung Hillary Clinton.

7 dari 7 halaman

6. Michael Bloomberg

Michael atau Mike Bloomberg (78) adalah orang terkaya nomor 8 di Amerika Serikat versi Forbes. Kekayannya saat ini mencapai USD 53,4 miliar (Rp 857 triliun).

Sama seperti Donald Trump, basis Bloomberg juga berada di New York. Keduanya pun belakangan ini saling bertikai di Twitter, meski dulunya bersahabat.

Kekayaan Bloomberg berasal dari perusahaan finansial Bloomberg LP yang ia dirikan pada 1981 di New York.

 
 
 
View this post on Instagram

Always good to be back in Houston.

A post shared by Mike Bloomberg (@mikebloomberg) on

Kekayaan Bloomberg yang besar membuatnya dengan mudah membeli iklan dan influencer di dunia maya. Laporan media Bloomberg, sudah USD 209 juta (Rp 2,8 triliun) digelontorkan Bloomberg untuk iklan capres.

Salah satu janjinya adalah membuat kebijakan ekonomi yang lebih merata. Ia juga siap melarang industri e-cigarette dan vaping.

Bloomberg lebih kaya raya ketimbang Donald Trump. Jika menang di pemilu 2020, ia akan menjadi presiden terkaya dalam sejarah AS. 

(USD 1 = Rp 13.659)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.