Sukses

Jalin Kontak dengan Pasien Virus Corona Pertama di AS, 16 Orang Diawasi

Pria Amerika Serikat didiagnosis sebagai kasus pertama di Negeri Paman Sam yang mengidap Virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Pria Amerika Serikat didiagnosis sebagai kasus pertama di Negeri Paman Sam yang mengidap Virus Corona. 16 orang yang menjalin kontak secara dekat dengan pasien itu kini berada dalam pengawasan.

Mereka sedang diawasi sehubungan dengan penyakit akibat Virus Corona baru yang menyebabkan 17 orang di China meninggal dan membuat ratusan lainnya sakit.

Pasien tersebut, seorang pria berusia 30 tahun, berada dalam kondisi baik dan mungkin segera diperbolehkan pulang dari rumah sakit di Everett, Washington.

"Tidak ada di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan si pasien yang menunjukkan gejala mengidap penyakit itu," kata Pejabat Kesehatan di Distrik Kesehatan Snohomish, Chris Spitters.

"Risiko terhadap masyarakat umum masih kecil," imbuh Spitters, seperti dilansir Antara, Kamis (23/1/2020).

Ia mengaku tidak akan heran jika jumlah orang yang diyakini telah melakukan kontak dengan pasien dapat bertambah.

Pria tersebut jatuh sakit selama akhir pekan setelah pulang dari kampung halamannya di Wuhan, China, pada November dan Desember. Ia pada Senin 20 Januari didiagnosis terkena Virus Corona.

Virus tersebut, yang menyebabkan gejala pernapasan seperti flu atau pilek, disangkutpautkan dengan pasar makanan laut di Wuhan, kota terbesar di China tengah dengan populasi sekitar 11 juta orang. Sejak itulah akhirnya pasar tersebut ditutup.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Virus Corona Diduga dari Ular

Ular weling dan kobra China diduga sebagai sumber asli dari Virus Corona yang baru ditemukan. Virus ini telah memicu wabah penyakit pernapasan yang mematikan di Tiongkok pada musim dingin 2020.

Ular weling atau Bungarus Multicinctus adalah spesies ular elapid yang sangat berbisa. Reptil ini umumnya ditemukan di sebagian besar China tengah dan selatan, serta Asia Tenggara.

Penyakit akibat Virus Corona ini pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, sebuah kota besar di China tengah, dan telah menyebar dengan cepat. Sejak itu, para pelancong yang sakit dari Wuhan telah menginfeksi orang-orang di China dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Dengan menggunakan sampel virus yang diisolasi dari pasien, para ilmuwan di China telah menentukan kode genetik virus dan menggunakan mikroskop untuk memotretnya. Patogen yang bertanggung jawab atas pandemi ini adalah Virus Corona baru.

Virus ini ada dalam keluarga virus yang sama dengan Coronavirus sindrom pernafasan akut parah yang terkenal (SARS-CoV) dan Coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV), yang telah menewaskan ratusan orang dalam 17 tahun terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi nama coronavirus baru 2019-nCoV.

3 dari 3 halaman

Apa Itu Coronavirus?

Nama Coronavirus berasal dari bentuknya, yang menyerupai mahkota atau korona matahari ketika dicitrakan menggunakan mikroskop elektron.

Gambar mikroskopis elektron, mengungkapkan detail struktur bentuk mahkota yang menjadi coronavirus. Gambar ini adalah coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV).

Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Coronavirus ditularkan melalui udara dan terutama menginfeksi saluran pernapasan atas dan saluran pencernaan mamalia dan burung. Meskipun sebagian besar anggota keluarga Coronavirus hanya menyebabkan gejala mirip flu ringan selama infeksi, SARS-CoV dan MERS-CoV dapat menginfeksi saluran udara bagian atas dan bawah serta menyebabkan penyakit pernapasan parah dan komplikasi lain pada manusia.

2019-nCoV baru ini menyebabkan gejala yang mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Orang yang terinfeksi dengan virus korona ini menderita respons peradangan yang parah.

Sayangnya, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus yang disetujui tersedia untuk infeksi Coronavirus. Pemahaman yang lebih baik tentang siklus hidup 2019-nCoV, termasuk sumber virus, bagaimana penularannya dan bagaimana replikasi diperlukan untuk mencegah dan mengobati penyakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.