Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Dukung Demo Anti-Pemerintah, Penyanyi Chile Telanjang Dada di Latin Grammy

Penyanyi Chile Mon Laferte memperlihatkan payudaranya selama siaran anugerah musik Grammy Latin.

Liputan6.com, Las Vegas - Penyanyi Chile Mon Laferte memperlihatkan payudaranya selama siaran anugerah musik Grammy Latin. Aksinya itu ditujukan untuk mendukung demonstran anti-pemerintah di negara asalnya --yang telah mendulang hal serupa tak hanya dari musisi, namun juga para atlet dan figur ternama Chile lainnya.

Penyanyi dan penulis lagu berusia 36 tahun itu melakukan aksi protes mengejutkan tersebut terhadap kebrutalan polisi pada Kamis 14 November 2019 malam waktu lokal ketika dia berjalan di karpet merah upacara penghargaan di Las Vegas.

Pada satu titik, Laferte berhenti dan membuka jaket hitamnya untuk mengungkapkan frasa "En Chile torturan violan y matan" tertulis di dadanya, yang berarti "Di Chile mereka menyiksa, memperkosa, dan membunuh", demikian seperti dikutip dari the Guardian, Minggu (17/11/2019).

Chile telah dilanda lebih dari sebulan protes yang mengkritik dinamika politik dan ketidaksetaraan ekonomi. Lebih dari 20 orang tewas dalam kerusuhan itu, setidaknya lima di antaranya mengembuskan napas terakhir di tangan pasukan negara, yang juga dituduh melakukan penyiksaan, pemerkosaan, dan kekerasan tanpa pandang bulu selama penumpasan itu.

Penyanyi Chile Mon Laferte memberi sambutan saat menerima piala penghargaan Latin Grammy Awards 2019 di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Kamis (14/11/2019). Mon meraih penghargaan untuk album musik alternatif terbaik. (Greg Doherty/Getty Images for LARAS/AFP)

Ratusan orang telah buta setelah ditembak dengan peluru karet oleh polisi anti huru hara, dan ribuan orang telah ditangkap, meskipun sebagian besar telah dibebaskan segera setelah itu.

Laferte kemudian memenangkan penghargaan untuk album alternatif terbaik --yang dia persembahkan untuk rakyat Chile. Kemudian, dia memposting gambar aksi protes telanjang dada-nya di Instagram, dengan tulisan "tubuhku bebas untuk tanah air yang bebas."

Musisi, olahragawan, dan perempuan Chile telah terang-terangan menyatakan dukungan mereka terhadap protes, yang dimulai dengan kenaikan tarif kereta bawah tanah dan diubah menjadi tuntutan untuk menyapu perubahan pada model ekonomi dan politik yang dibentuk oleh diktator August Pinochet.

Para pemrotes meraih kemenangan yang signifikan pada Jumat pagi pekan ini ketika kongres nasional setuju untuk mengadakan referendum tahun depan guna mengamendemen konstitusi, tetapi tidak jelas apakah langkah itu akan cukup untuk menenangkan gelombang kemarahan terhadap presiden yang diperangi, Sebastián Piñera.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Timnas Chile Mogok Bertanding

Minggu ini, para pemain dengan tim sepak bola nasional mengumumkan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan pekan depan melawan Peru.

"Kami adalah pemain bola, tetapi di atas semua itu kami orang dan warga negara," kata kapten, Gary Medel, yang bermain sebagai pemain bertahan untuk klub Italia, Bologna, menulis di Twitter.

"Saat ini Chile memiliki prioritas yang jauh lebih penting daripada pertandingan Selasa (19/11) depan."

Beberapa pemain juga menyatakan dukungan. "Ada atmosfer yang sulit dan menurut saya kita tidak boleh bermain untuk menghormati apa yang terjadi di negara ini," kata gelandang tengah Bayer Leverkusen dan timnas Chile, Charles Aránguiz

Keputusan untuk membatalkan pertandingan diambil setelah "pertemuan tim" pada Rabu pagi di pusat pelatihan Chile di pinggiran ibu kota, Santiago, kata ANFP. Pelatih Reinaldo Rueda kemudian melepaskan semua pemainnya kembali ke klub mereka.

Protes itu juga mencapai tim jiu-jitsu nasional Chile setelah pemain Iván León dan Cristian Araya membentangkan spanduk protes di podium setelah memenangkan perunggu dalam pertandingan melawan Argentina.

Pada penghargaan tersebut, Mon Laferte adalah salah satu dari beberapa seniman yang berbicara tentang iklim politik di beberapa negara Amerika Latin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.