Sukses

Bagaimana Nasib Klaim Rahasia Mohammed Morsi Sepeninggalnya?

Beberapa menit sebelum ambruk, pingsan Mohammed Morsi mengaku memegang banyak rahasia.

Liputan6.com, Kairo - Mohammed Morsi yang meninggal dunia pada Senin 17 Juni 2019, disebutkan telah memberi tahu seisi ruang sidang bahwa dirinya memegang "banyak rahasia", sebelum pingsan dan ambruk beberapa menit kemudian dan dilaporkan wafat.

Mohammed Morsi yang kini  berusia 67 tahun yang diadili karena tuduhan spionase, tengah berbicara di balik kerangkeng kaca terdakwa beberapa menit sebelum pingsan. Ia memberi tahu pengadilan tentang "banyak rahasia" yang dia simpan dan bisa ungkapkan.

Televisi pemerintah kemudian mengutip sumber medis yang tak disebutkan namanya, menyebut bahwa Morsi menderita serangan jantung.

Sidang di gedung pengadilan di Penjara Tura Kairo pada hari Senin adalah bagian dari persidangan ulang untuk tuduhan spionase yang berkaitan dengan kelompok militan Hamas Palestina.

Seorang pengacara yang mewakili Morsi mengatakan kliennya tak terlihat sakit, melainkan "tenang dan terorganisir" menjelang sidang.

Dia mengatakan: "Dia merangkum argumen kami dalam tiga sampai lima menit. Dia bersikeras pada pengadilan khusus karena dia adalah presiden republik negara itu."

Sebuah pernyataan dari jaksa agung Mesir mengatakan kamera pengintai di dalam pengadilan akan ditinjau, dan post-mortem terhadap Mohammed Morsi akan dilakukan.

 

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kondisi Kesehatan yang Terus Menurun

Morsi menjadi terkenal sebagai pemimpin kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang, sebelum menjadi presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis pada Juli 2012.

Dia digulingkan hanya setahun kemudian dalam kudeta militer yang dipimpin oleh Abdel Fattah Al-Sisi, yang adalah presiden Mesir saat ini, setelah berminggu-minggu protes anti-pemerintah di seluruh negara Afrika Utara.

Kesejahteraan mantan presiden, yang telah ditahan sejak kudeta, telah berulang kali ditampilkan dalam berita utama.

Putranya, Ahmed, sebelumnya telah berbicara kepada media tentang penurunan kondisi kesehatan ayahnya di penjara. Ia pun mengatakan pihak berwenang telah mengabaikan kebutuhan sang ayah.

Mohammed Sudan, anggota kelompok Ikhwanul Muslimin cabang London, mengatakan kematian Morsi sama dengan "pembunuhan berencana".

Dia berkata: "Dia telah ditempatkan di belakang sangkar kaca (selama persidangan).

"Tidak ada yang bisa mendengarnya atau tahu apa yang terjadi padanya. Dia belum menerima kunjungan selama berbulan-bulan atau hampir setahun. Dia mengeluh tak mendapatkan obatnya. Ini adalah pembunuhan berencana. Ini adalah kematian secara perlahan."

Sementara itu, Human Rights Watch mengatakan insiden itu "dapat diprediksi" mengingat "kegagalan" pihak berwenang untuk memberikan perawatan yang diperlukan.

Organisasi itu menunjuk sebuah laporan yang ditulis dua tahun sebelumnya, yang menggambarkan perlakuan "kejam dan tidak manusiawi" yang diterima Morsi di tahanan.

Itu merinci "kondisi mengerikan" yang menyebabkan dia kehilangan berat badan, pingsan, dan mengalami koma diabetes.

Dalam sebuah twit pada hari Senin, Amnesty International menyerukan penyelidikan seputar kematian mendadak Morsi, dan kondisi yang ia hadapi di penjara.

Dikatakan: "Kami menyerukan pihak berwenang Mesir untuk melakukan investigasi yang tidak memihak, menyeluruh dan transparan dalam situasi kematian Morsi, termasuk kurungan isolasi dan isolasi dari dunia luar."

Ketika berita mengenai kematian Morsi menyebar, pesan belasungkawa dari sekutu Morsi di seluruh dunia Arab dengan cepat bermunculan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Morsi adalah "saudara" dan "martir", dan mengirimkan harapan terbaiknya kepada Ikhwanul Muslimin dan rakyat Mesir.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Morsi dan rakyat Mesir.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas memuji Mesir sebagai pemimpin yang "tak terlupakan dan berani", dan merujuk pada peran Morsi dalam meredakan pembatasan yang ditempatkan di Jalur Gaza, yang awalnya diberlakukan setelah kelompok militan mengambil kendali pada 2007. 

3 dari 3 halaman

Sepak Terjang Sang Pemimpin Ikhwanul Muslimin

Semasa hidupnya, Mohammed Morsi dikenal sebagai pemimpin kelompok Muslim terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, yang sekarang eksistensinya dianggap terlarang.

Morsi terpilih sebagai presiden Mesir pada 2012 dalam pemilihan bebas pertama di negara itu, menyusul kudeta terhadap pemimpin lama Hosni Mubarak, setahun sebelumnya.

Namun, pada 2013, militer Mesir menggulingkan kepemimpinan Mori akibat protes besar-besaran terhadap Ikhwanul Muslimin, yang berujung pada terjadinya tindak kekerasan.

Morsi dan beberapa tokoh penting lainnya di Ikhwanul Muslimin ditangkap oleh militer, dan dipenjara dengan berbagai dakwaan.

Sang eks pemimpin dipenjara sejak penangkapannya, dan sempat dijatuhi hukuman mati karena perannya dalam kerusuhan penjara massal selama pemberontakan 2011, yang menggulingkan Mubarak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.