Sukses

4 Sejarah Unik Seputar Menu Sarapan yang Sering Kita Konsumsi

Tahukah Anda, menu sarapan yang kerap ada di atas meja makan ternyata punya sejarah unik.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini kita hanya bisa mengonsumsinya sewaktu waktu sarapan tiba. Tanpa ada banyak rasa penasaran, menu sarapan ini tak pernah dikenang, yang penting adalah perut segera kenyang.

Namun tahukah Anda, bahwa sejumlah menu sarapan ini punya kisah tersendiri. Bahkan, ada yang tidak sengaja ditemukan.

Selain tidak sengaja ditemukan, ada pula yang sengaja dibuat dalam konteks kompetisi. Mengingat, menu sarapan yang sebelumnya terkenal mahal dan tidak efisien untuk dibawa pergi jauh.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Kamis (2/5/2019), berikut 4 menu sarapan yang secara tidak sengaja ditemukan:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Kopi

Kita semua pasti lazim dengan kopi. Minuman anti kantuk yang bisa diandalkan tiap hari. Cairan ini bahkan kerap dikonsumsi pada pagi hari, saat sarapan.

Namun tahukah Anda, bahwa manfaat dari kopi konon ditemukan secara tidak sengaja?

Faktanya, kopi telah lama menjadi minuman favorit dunia, sekitar 150 juta kantong kopi dikonsumsi di seluruh dunia setiap tahun.

Menurut legenda, efek kopi pertama kali dirasakan oleh kawanan kambing. Dahulu kala, seorang gembala kambing di Ethiopia pernah melihat hewan ternaknya berprilaku aneh.

Mereka terlihat lebih aktif dan bergerak sesuka hati. Ternyata, kambing-kambing itu diketahui makan biji kopi.

 

3 dari 5 halaman

2. Teh

Teh juga hampir populer seperti kopi, Faktanya, di Inggris saja 36 miliar cangkir teh dikonsumsi setiap tahun.

Menurut Asosiasi Teh Inggris, 96 persen peminum teh Inggris merasa nyaman saat mengonsumsi teh yang dikemas dalam kantong.

Konon, kantong teh diciptakan dengan tidak sengaja. Selama awal tahun 1900-an, seorang pedagang teh AS sedang mencari cara untuk mengirim sampel tehnya kepada pelanggan di seluruh dunia, tanpa merusak isinya.

Thomas Sullivan membuat kantong sutra kecil untuk mengirimkan sampel teh kepada pelanggan sekitar tahun 1908.

Segera, ia mulai menerima umpan balik dari pelanggan bahwa kaitan antara teh dan kantungnya sangat baik. Sehingga hal ini bertahan hingga sekarang.

4 dari 5 halaman

3. Keju

Keju telah ada selama berabad-abad dan dapat ditemukan di banyak meja makan di seluruh dunia. Tidak ada yang tahu pasti siapa yang pertama kali membuat keju.

Menurut legenda lain, seorang pedagang Arab kuno sedang membawa susunya dalam perjalanannya melintasi padang pasir.

Ketika dia berhenti untuk malam itu, dia menemukan susunya telah menggumpal. Panas gurun telah menyebabkan susu bereaksi dengan bagian dalam kantong itu telah terpisah menjadi dadih.

Tanpa rasa khawatir, atau mungkin sangat lapar dan haus, ia minum isinya dan kemudian memakan dadih susu itu.

5 dari 5 halaman

4. Margarin

Pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana margarin atau mentega itu berasal?

Konon, makanan itu sebenarnya hasil dari kompetisi yang diadakan Napoleon III untuk menghasilkan pengganti mentega, untuk memberi makan pasukan selama tahun 1800-an.

Bukan hanya mudah rusak, mentega juga sangat mahal, sehingga tidak mungkin untuk dibawa oleh anggota militer.

Pada tahun 1869, seorang ahli kimia Prancis bernama Hippolyte Mege-Mouries membuat campuran daging sapi, air, dan susu. Penyebarannya awalnya disebut "oleomargarine," karena ia percaya mengandung oleaic dan asam margaric.

Kemudian, sebuah perusahaan Belanda memperbaiki campuran aslinya, menggunakan minyak nabati dan pewarna kuning agar terlihat seperti mentega.

Namun, produsen susu tidak senang ketika produksi pengganti mentega dimulai di AS selama tahun 1870-an.

Undang-undang sebenarnya telah disahkan untuk membatasi dan bahkan melarang produksi dan penjualan margarin.

Baru pada tahun 1967 undang-undang terakhir dicabut. Hari ini, Anda dapat memilih dari sejumlah besar alternatif mentega untuk disebarkan pada roti panggang pagi Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.