Sukses

Ini Pahlawan Gagah Berani dalam Insiden Penembakan Masjid di Selandia Baru

Abdul Aziz adalah pahlawan gagah berani yang sempat melakukan aksi kejar-mengejar dengan pelaku penembakan masjid di Selandia Baru.

Liputan6.com, Wellington - Nama Abdul Aziz mencuat baru-baru ini, dikabarkan sebagai pria yang berjasa dalam insiden penembakan masjid di Selandia Baru yang terjadi pada Jumat, 15 Maret 2019. Ia berperan dalam mencegah lebih banyak anggota jemaah masjid yang jatuh sebagai korban jiwa.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (18/3/2019), Abdul Aziz tidak bersembunyi saat serangan teror tengah terjadi di Masjid Linwood, salah satu dari dua masjid di Kota Christchurch, yang menjadi target tindakan teror.

Saat pria bersenjata menuju masjid, ia mengambil barang pertama yang bisa ditemukan yakni mesin kartu kredit. Segera setelah itu ia berlari keluar berteriak "Kemari!".

Aziz (48) dianggap pahlawan karena mencegah lebih banyak kematian selama salat Jumat di masjid Linwood di Christchurch setelah melakukan aksi saling kejar dengan penyerang, sebelum akhirnya menakut-nakuti penyerang untuk kabur dengan mobilnya.

Latef Alabi, imam masjid Linwood, mengatakan jumlah kematian akan jauh lebih tinggi dalam insiden penembakan masjid di Selandia Baru itu, jika bukan karena Aziz.

Alabi mengatakan dia mendengar suara di luar masjid sekitar jam 1.55 siang dan menghentikan shalat yang dipimpinnya kemudian mengintip ke luar jendela. Dia melihat seorang pria berpakaian hitam bergaya militer dan helm memegang senjata besar.

Awalnya ia mengira itu adalah seorang polisi. Kemudian dia melihat dua mayat dan mendengar pria bersenjata itu meneriakkan kata-kata kotor.

"Aku sadar ini sesuatu yang lain. Ini pembunuh," katanya, sebagaimana dikutip dari media Selandia Baru Stuff.

Dia berteriak kepada lebih dari 80 jemaah untuk segera turun. Mereka ragu-ragu. Tembakan terdengar, jendela pecah dan tubuh jatuh, dan orang-orang mulai menyadari bahwa itu memang serangan yang nyata.

"Kemudian saudara ini datang. Dia mengejarnya, dan dia berhasil mengalahkannya, dan itulah bagaimana kita diselamatkan," tambah Alabi, merujuk pada Aziz.

"Kalau tidak, jika dia berhasil masuk ke masjid, maka kita semua mungkin telah pergi," pungkasnya.

Laki-laki bersenjata itu menewaskan 50 orang setelah menyerang jemaah dalam penembakan masjid di Selandia Baru, insiden  paling mematikan dalam sejarah modern Selandia Baru.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelaku Telah Disidang

Sementara itu, tersangka utama penembakan masjid di Selandia Baru telah disidang perdana pada Sabtu, 16 Maret 2019.

Brenton Tarrant (28), pelaku serangan yang menewaskan 49 orang itu muncul di pengadilan dengan kemeja putih polos dan tangan diborgol. Pengadilan setempat menjatuhkan satu dakwaan kepada Tarrant, akibat tindakan pembunuhan pada Jumat siang kemarin. Namun, dakwaan lain disinyalir akan diberikan kepadanya pada persidangan selanjutnya.

Hakim mengatakan "masuk akal untuk mengasumsikan" akan lebih banyak dakwaan yang diajukan, sebagaimana dikutip dari laman globalnews.ca, pada Sabtu.

Hal itu senada dengan pernyataan kepolisian Selandia Baru di Twitter bahwa perincian (terkait dakwaan lain) akan "dikomunikasikan pada kesempatan yang akan datang, secepat mungkin."

Tarrant dijadwalkan untuk disidang kembali pada 5 April mendatang, sebagaimana dikutip dari BBC News. 

Perlu diketahui, tersangka lain penembakan di Selandia Baru juga tengah ditahan, sementara polisi mencoba menentukan peran apa yang mereka mainkan dalam serangan itu.

Tak satu pun dari mereka yang ditahan memiliki catatan kriminal.

PM Jacinda Ardern mengatakan Tarrant memiliki lima senjata dan lisensi senjata api. Mengetahui hal tersebut, ia mengatakan bahwa undang-undang kepemilikan senjata akan diubah.

Pada kesempatan yang sama, Ardern juga menambahkan bahwa bendera akan dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintah kota Christchurch sebagi ungkapan berkabung atas penembakan di Selandia Baru, "sampai pemberitahuan lebih lanjut".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.