Sukses

Ratusan Guru dan Murid Keracunan Limbah Kimia, 34 Sekolah di Malaysia Diliburkan Massal

Sebanyak 34 sekolah di Johor, Malaysia diliburkan. Hal itu menyusul insiden keracunan limbah kimia yang menimpa lebih dari 200 guru dan murid.

Liputan6.com, Tanjung Puteri - Kementerian Pendidikan Malaysia menyatakan bahwa 34 sekolah telah diliburkan. Keputusan tersebut menyusul tragedi keracunan bahan kimia yang menimpa 200 murid dan guru, pada Rabu 13 Maret 2019.

Otoritas setempat percaya bahwa insiden disebabkan oleh limbah beracun yang dibuang ke sungai, dekat dengan sejumlah sekolah di daerah selatan Negara Bagian Johor, Malaysia.

Menteri Pendidikan Maszlee Malik mengatakan bahwa saat ini kondisi semakin kritis --salah satunya dapat dilihat dari jumlah korban yang semakin meningkat.

"Sayangnya, telah saya sampaikan pada hari ini bahwa situasi semakin kritis," kata Maszlee melalui halaman Facebook.

Sebelumnya, korban diketahui berjumlah 35 orang, namun saat ini jumlah tersebut naik drastis menjadi 207.

Sebanyak 44 korban masih dirawat intensif di rumah sakit hingga saat ini, dengan 33 di antaranya merupakan pelajar dari sejumlah sekolah di Malaysia.

Keracunan massal tersebut telah menyebabkan diliburkannya seluruh sekolah yang berada dalam radius beberapa kilometer dari sungai yang diduga mengandung limbah beracun.

"Saya telah menginstruksikan seluruh sekolah yang berada dalam radius tiga kilometer untuk ditutup (diliburkan) secepatnya," pungkas Maszlee.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Keracunan Bahan Kimia Juga Terjadi di India

Insiden keracunan bahan kimia juga pernah terjadi di India pada Desember 2018 lalu. Saat itu, sebanyak 15 orang dilaporkan tewas setelah menyantap makanan yang terkontaminasi pestisida beracun di sebuah kuil di India.

Pestisida, yang menurut PBB tidak boleh lagi digunakan itu, juga menyebabkan lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami muntah dan kepala pening.

Dikutip dari The Straits Times keracunan tersebut berasal dari hidangan nasi sup tomat yang menjadi jamuan pada agenda peribadatan di sebuah kuil Hindu yang berlokasi di negara bagian Karnataka, di India selatan.

Seorang perwira polisi senior mengatakan bahwa tes laboratorium menunjukkan adanya monocrotophos --pestisida yang menyerang saraf-- dalam sampel makanan dan muntahan korban.

"Kami mencoba mencari tahu bagaimana makanan itu terkontaminasi. Kami telah menahan beberapa orang untuk diinterogasi lebih lanjut," kata Dharmender Kumar Meena, kepala polisi distrik Chamrajnagar, tanpa menyebutkan detail jumlah penangkapan.

Pestisida serupa disebut bertanggung jawab atas kematian 23 anak sekolah di negara bagian Bihar pada 2013, di mana menjadi salah satu keracunan massal terburuk di India.

Keracunan tersebut disebabkan oleh minyak goreng yang diangkut di dalam wadah bekas tempat penyimpanan monocrotophos.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menelan 120 miligram monocrotophos, yakni serupa berat lima butir beras, bisa berakibat fatal.

Dalam laporan 2009, WHO mendesak India untuk melarang penggunaan pestisida tersebut, dengan menyebut negara-negara lain telah lebih dulu menerapkan anjuran itu, seperti Amerika Serikat, kawasan Uni Eropa dan berbagai negara Asia lainnya.

Kini, impor monocrotophos telah dinyatakan ilegal di setidaknya 46 negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.