Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

4 Kisah Unik Soal Seks di Masa Lampau yang Tercatat Dalam Sejarah

Berikut 4 kisah tentang seks yang pernah terjadi pada zaman dahulu kala, yang tercatat dalam sejarah.

Liputan6.com, Roma - Selama ribuan tahun, seks dianggap sebagai bagian integral dari sejarah. Demikian menurut situs List Verse yang dikutip pada Kamis (14/2/2019).

Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa seks merupakan salah satu bagian paling menarik dari sejarah manuusia.

Lalu, ditilik dari sisi sejarah, ada banyak kisah tentang seks liar yang konon kerap diterapkan oleh orang-orang terkenal pada zaman kuno. Berikut 4 di antaranya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. 'Simbol Seks' Pertama Dunia?

Nama Kitty Fisher mungkin akrab di telinga orang-orang yang kerap mendengarkan dongeng anak-anak zaman lampau: "Lucy Locket kehilangan sakunya, dan Kitty Fisher menemukannya."

Di kehidupan nyata, keberadaan mereka memang benar-benar ada. Profesi keduanya ialah courtesan (wanita penghibur kalangan elite) di Inggris pada Abad ke-18.

Namun, di satu sisi, Fisher dianggap berhasil naik kelas karena terkesan pandai membangun citra publik, dan kemudian menjadi selebritas pertama di dunia.

Maksud dari selebritas di sini artinya bahwa publik amat terobsesi padanya, meskipun dia bukan berasal dari golongan bangsawan, namun dia sukses mendekati beberapa orang penting di Inggris, termasuk artis dan politisi untuk meraih popularitas.

Tidak hanya itu, Fisher juga berhasil mengelabui awak media supaya menulis tentang dirinya. Dia adalah wanita "tenar" pertama yang terkenal karena pamornya kala itu.

Pada 1759, satu insiden bersejarah terjadi, ketika Fisher jatuh dari kuda dan bagian bawah gaun gaya Victoria-nya tersibak. Banyak orang yang secara tak sengaja melihat kemaluan Fisher, karena dia ternyata tak mengenakan celana dalam.

Kesalahannya dalam berbusana ini menyebabkan dia semakin tersohor dengan kilat. Mulut ke mulut mulai membicarakan hal mesum tentang Fisher. Para penerbit majalah Inggris berlomba menceritakan kembali peristiwa tersebut di halaman majalah mereka.

Sementara itu, mendengar kabar ini, alih-alih merasa risih, Fisher justru makin girang dan senang bahwa namanya menggema seantero Britania Raya. Dia pun memerintahkan fotografer profesional, Joshua Reynolds, agar mencetak ualng ribuan foto dirinya yang jatuh dari kereta kuda.

Dengan demikian, para lelaki hidung belang dan pemujanya bisa membawa foto-foto porno tersebut di dalam kotak cerutu atau arloji mereka.

3 dari 5 halaman

2. Lahirnya Istilah G-Spot....

Pada tahun 1950-an, ginekolog (dokter ahli fungsi alat tubuh dan penyakit khusus pada perempuan) asal Jerman, Ernst Grafenberg, menggambarkan area anatomi wanita yang masih menimbulkan kontroversi, setelah dilakukan penelitian selama lebih dari 60 tahun: G-spot.

Pada saat itu, Grafenberg sedang mempelajari uretra dan fungsinya ketika wanita orgasme. Temuannya ini mengantarkannya pada "cincin Grafenberg", yaitu sebuah alat kontrasepsi pertama (IUD).

Namun, selama riset, dokter kandungan tersebut juga menggambarkan zona erotis yang selalu dapat ditunjukkan pada dinding anterior vagina sepanjang uretra.

Kemudian, di tahun yang berbeda, ilmuwan lain menyebut zona misterius ini sebagai "Grafenberg spot" untuk menghormati penemunya, yang kemudian disingkat menjadi G-spot.

Lalu, mengapa G-spot sangat kontroversial? Sebab para ilmuwan masih memperdebatkan keberadaannya. Ada banyak wanita yang mengaku memilikinya, dan sejumlah dokter menggambarkannya sebagai zona yang lebih sensitif terhadap stimulasi pada dinding anterior vagina.

Peneliti lain menyangkal keberadaan G-spot pada organ intim wanita. Baru-baru ini, sebuah tinjauan melihat 96 studi yang berbeda dari G-spot, dalam kurun 60 tahun setelah Grafenberg menggambarkannya. Mereka menyimpulkan, G-spot tidak pernah ada.

4 dari 5 halaman

3. Tamparan Bokong untuk Jean-Jacques Rousseau

Pada Abad ke-18, pengaruh filsuf Jean-Jacques Rousseau dalam menyebarkan gerakan Enlightenment ke seluruh Eropa, sangat besar.

Karya otobiografinya, Confessions, dianggap penting karena mempopulerkan konsep otobiografi modern. Buku ini juga mengungkapkan kepada dunia bahwa Rousseau benar-benar menyukai tamparan.

Dia berbicara panjang lebar tentang perlunya bokong yang ditabok sebelum melakukan seks, agar pasangan yang hendak berhubungan badan bisa terangsang.

Bahkan, Rousseau mengaku bahwa kegemarannya akan tabokan sudah dirasakan sejak ia berusia delapan tahun. Kala itu, ia berangkat ke sekolah dengan menaiki kereta kuda bersama dengan seorang menteri dan saudara perempuannya, Miss Lambercier, yang menurut Rousseau cukup menarik.

Lambercier akan menampar bokong Rousseau kecil jika ia berperilaku buruk. Namun kenyataannya, tindakan inilah yang paling diinginkan Rousseau. Karena itulah, ia kerap melakukan kesalahan berkali-kali hanya agar mendapat tamparan dari idola wanitanya itu.

Namun aksi Lambercier harus berhenti ketika sadar bahwa Rousseau sudah dewasa dan semakin tua. Meski demikian, hasrat mesum Rousseau tetap menggebu.

Pertama saat menginjak remaja, Rousseau harus mencari cara lain untuk memperbaiki kondisi ini. Pikiran liciknya, ia akan berjalan ke sekelompok wanita dan mengekspos pantat mereka, dengan harapan bahwa salah satu dari mereka akan menamparnya karena marah.

Ketika ia menjadi dewasa, Rousseau akhirnya bisa mendapatkan kepuasan seksualnya di tangan gundik yang berpikiran terbuka.

5 dari 5 halaman

4. Pencurian Penis Napoleon Bonaparte...

Pada zaman dahulu, bagian tubuh dari orang kaya terkenal yang telah meninggal, terkadang bisa hilang secara misterius. Tak jarang ditemukan secara tak sengaja dan berkahir di museum atau menjadi koleksi pribadi oleh orang yang menemukannya.

Pada tahun 1821, jasad Napoleon Bonaparte, kaisar Prancis, dibedah oleh dokternya selama proses otopsi. Saat itulah, penisnya dicuri oleh seorang pendeta Vignali.

Lalu setelah 100 tahun berlalu, keluarga Viganali menjualnya ke sebuah perusahaan buku di London pada tahun 1916, yang lantas menjualnya lagi ke penjual buku Amerika bernama A.S.W. Rosenbach pada tahun 1924.

Publik pertama kali melihat "artefak" bersejarah itu pada tahun 1927, ketika dipamerkan di Museum of French Art di New York.

Penis Napoleon alhirnya dilelang oleh ahli urologi Amerika, John Lattimer, pada tahun 1977, seharga US$3.000 (setara Rp 41 juta).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.