Sukses

Kejadian Langka, Perempuan Ini Tak Bisa Mendengar Suara Pria

Seorang perempuan di China mengalami kondisi yang tak biasa. Entah bagaimana, ia tak bisa mendengar suara pria. Apa yang terjadi dengan telinganya?

Liputan6.com, Beijing - Seorang perempuan di China mengalami kondisi yang tak biasa. Entah bagaimana, telinga dia tak bisa mendengar suara pria.

Perempuan tersebut, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Chen, pergi ke rumah sakit setelah mengalami kejadian aneh. Pagi itu, setelah bangun tidur, ia tak bisa mendengar suara kekasihnya, sekeras apapun pria itu bicara. 

Seperti dilaporkan Newsweek, pada malam sebelumnya, ia mengalami kondisi tinnitus atau bunyi berdenging pada telinga yang diikuti muntah-muntah.

Di rumah sakit tersebut, Chen kemudian ditangani Dr. Lin Xiaoqing. Dokter perempuan itu menemukan bahwa telinga pasien bisa mendengar jelas suaranya, tapi sama sekali tidak mendengar suara pria-pria yang ada di dekatnya.

Dokter Xiaoqing mendiagnosis Chen menderita pendengaran dengan kemiringan terbalik (reverse-slope hearing loss), jenis gangguan pendengaran frekuensi rendah yang jarang terjadi.

Itu mungkin mengganggu kemampuannya untuk mendengar suara laki-laki yang dalam dan rendah.

Kondisi reverse-slope hearing loss (RSHL) dijuluki berdasarkan bentuk yang dihasilkannya dalam visualisasi tes pendengaran, yang kemiringannya berkebalikan dengan kemiringan yang dihasilkan oleh gangguan pendengaran frekuensi tinggi, demikian menurut klinik audiologi Audiology HEARS, PC, di Cumming, Georgia.

Kondisi tersebut berdampak pada 3.000 orang di AS dan Kanada -- atau setiap 12 ribu orang dengan gangguan pendengaran, hanya satu individu yang mengalami RSHL.

Manusia mendeteksi suara lewat getaran atau vibrasi rambut-rambut kecil di dalam telinga. Dan seiring waktu -- karena faktor genetika, cedera, atau penggunaan obat -- rambut-rambut tersebut bisa menjadi rapuh dan rentan terhadap kerusakan, demikian menurut Dr. Michelle Kraskin dari Weill Cornell Medical Center di New York-Presbyterian Hospital, yang tidak terlibat dalam penanganan Chen.

Rambut-rambut yang mengeluarkan suara frekuensi tinggi biasanya lebih halus. Itu mengapa, mereka cenderung lebih dulu mati, kata Kraskin kepada situs sains Live Science, seperti dikutip Liputan6.com pada Sabtu (12/1/2018).

Hal tersebut menjelaskan mengapa gangguan pendengaran lebih sering mempengaruhi kemampuan kita untuk mendengar suara yang lebih tinggi daripada yang lebih rendah.

Kehilangan kemampuan mendengar suara yang lebih rendah, seperti yang dialami Chen, jarang terjadi. Sebab, bagian pemrosesan suara bass di dalam koklea (rumah siput) -- struktur berbentuk siput yang berada jauh di telinga bagian dalam -- sangat terlindungi dengan baik, demikian menurut Jackie Clark, profesor klinis dari School of Behavioral and Brain Sciences di University of Texas.

Clark menduga, penyebab timbulnya RSHL yang tiba-tiba bisa termasuk masalah pembuluh darah atau trauma.

Ia menambahkan, gangguan autoimun yang mempengaruhi telinga bagian dalam -- yang diperkirakan terjadi pada sekitar 1 persen populasi AS -- mungkin juga menjadi penyebab RSHL.

Dan, kondisi autoimun di telinga bagian dalam juga dapat menyebabkan masalah keseimbangan yang dapat memicu muntah-muntah, seperti yang dialami Chen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Kasus Lucu

Untuk sebagian perempuan, mungkin lucu membayangkan sebuah dunia di mana suara laki-laki tidak ada. Menghilang sama sekali. Namun, menurut Clark, kehilangan pendengaran bukan hal yang boleh ditertawakan.

Orang-orang yang mengalami kehilangan pendengaran, baik tiba-tiba maupun tak bisa dijelaskan, harus segera ke dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan.

Kabar baiknya, jika RSHL bisa dideteksi dengan cepat, peluang gangguan pendengaran dapat diatasi adalah tinggi.

"Kebanyakan studi menunjukkan, jika ditangani dalam 48 jam, peluang pulih lebih tinggi," kata Dr. Michelle Kraskin.

Ia menambahkan, pemulihan bisa melibatkan steroid dosis tinggi. Namun, kondisi tersebut bisa saja pulih tanpa perawatan apapun.

Dalam kasus Chen, dokter yang merawatnya mengatakan, pemicunya bisa jadi adalah stres akibat kerja lembur dan kurang tidur. Istirahat cukup diyakini akan memulihkan pendengaran perempuan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.