Sukses

14 Kantor Misi Diplomatik di Australia Dikirimi Paket Misterius

Media Australia melaporkan, puluhan kantor perwakilan negara asing menerima paket misterius dan mencurigakan.

Liputan6.com, Victoria - Sejumlah kedutaan besar dan konsulat di Australia dikirimi paket misterius pada Rabu 9 Januari 2019. Polisi lokal sedang menyelidiki temuan tersebut.

Paket misterius itu, seperti dilaporkan Channel News Asia, Rabu (9/1/2018), menurut para pejabat termasuk misi AS dan Inggris di Melbourne tak membuat para staf terluka.

Media Australiamelaporkan lebih dari selusin kantor perwakilan negara asing menerima paket misterius. Beberapa staf mengatakan isinya mengandung asbes, bahan yang digunakan dalam bangunan dan dapat menyebabkan kanker serta masalah kesehatan lainnya.

Sejauh ini belum ada rincian lebih lanjut tentang kemungkinan motif kiriman paket misterius tersebut. Kabar yang beredar menyebutkan sejumlah situs yang jadi target dibuka kembali pada Rabu sore.

"Paket-paket itu sedang diperiksa oleh layanan darurat," kata Polisi Federal Australia (AFP) dalam sebuah pernyataan singkat.

Pihak berwenang mengatakan paket-paket itu dikirim ke sejumlah konsulat di Melbourne dan kedutaan besar di Canberra. Kendati demikian tak ada rincian jumlah situs yang terkena dampaknya.

"Keadaan di sekitar lokasi yang penerima paket misterius tengah diselidiki," demikian menurut laporan AFP.

Sejauh ini pejabat di konsulat AS dan Inggris di Melbourne secara terpisah mengkonfirmasi bahwa mereka dikirimi paket misterius.

"Kami menangani paket itu sesuai dengan prosedur standar kami dan dalam koordinasi erat dengan pihak berwenang setempat ... yang sedang menyelidiki insiden itu," kata juru bicara Konsulat AS.

Seorang pejabat Selandia Baru mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa konsulat menerima sebuah amplop dengan kantong plastik kecil yang tampaknya berisi beton dan asbes, dengan "asbes" tertulis di salah satu tas.

Surat kabar The Age juga melaporkan bahwa seorang petugas pemadam kebakaran terlihat di luar konsulat Korea Selatan membawa tas plastik besar bertuliskan "asbes".

Sejumlah media lokal melaporkan bahwa sejumlah konsulat di Melbourne, Australia yang dikirimkan paket misterius itu termasuk kantor perwakilan Yunani, Italia, Spanyol, Thailand, India, Jepang, Pakistan, Mesir, Denmark, dan Swiss.

Sementara berdasarkan gambar yang diambil oleh 9News, menunjukkan petugas pemadam kebakaran dan paramedis berada misi India dan AS di Melbourne.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ancaman Serupa

Sebelumnya, sekitar 10 paket mencurigakan dikirim ke pendukung Partai Demokrat dan kritikus Presiden Donald Trump yang terkemuka. Target terbaru dilaporkan menyasar aktor Robert De Niro, di mana paket terkait dikirim ke restorannya yang berlokasi di distrik lower Manhattan, New York, pada Kamis 25 Oktober 2018 pagi.

Beberapa paket mencurigakan lainnya --yang diduga kuat berisi bahan peledak-- dikirim ke Presiden Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, mantan Wakil Presiden Joe Biden dan mantan Direktur CIA John Brennan.

Dikutip dari CBS News pada Jumat 26 Oktober 2018, petugas berwenang menyatakan tidak ada perangkat yang meledak, dan tidak ada yang terluka.

Mantan Wakil Presiden Joe Biden mengatakan, Amerika harus "mematikan mesin kebencian ini", setelah pihak keamanan berhasil mencegat dua paket mencurigakan ditujukan kepadanya baru-baru ini. 

Dua paket yang ditujukan kepada Biden dicegat di kantor sirkulasi pos di negara bagian Delaware, tepatnya di kota New Castle dan Wilmington.

FBI menduga seluruh paket tersebut saling terkait, dan memperingatkan bahwa mungkin ada lebih banyak lagi target yang akan disasar.

Dalam pidato Rabu malam, Doanld Trump menyebut ancaman kekerasan politik itu sebagai "serangan terhadap demokrasi", dan mengecam keras siapapun yang bertanggung jawab di baliknya.

Sehari setelahnya, pada Kamis pagi, Trump mengetwit bantahan terhadap berita yang menyebut paket-paket ancaman itu terkait dengan pemerintahannya. Ia menambahkan bahwa "Berita palsu menyebabkan kemarahan di masyarakat".

Presiden AS ke-45 itu mendesak media arus utama untuk segera "membersihkan laporan-laporan yang merugikan masyarakat".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.