Sukses

Belasungkawa PM Shinzo Abe atas Bencana Tsunami Selat Sunda

PM Abe turut berduka cita dan sangat merasa sedih atas pemberitaan dan banyaknya korban akibat bencana tsunami Selat Sunda.

Liputan6.com, Tokyo - Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara sahabat. Kali ini Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang langsung menelepon Presiden RI Joko Widodo.

Dalam percakapan tersebut PM Abe menyampaikan bahwa ia turut berduka cita dan sangat merasa sedih atas pemberitaan dan banyaknya korban akibat bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu 22 Desember 2018.

"Perdana Menteri Abe menyampaikan bahwa hati beliau sangat sedih atas berita tentang banyaknya korban jiwa serta penderitaan dahsyat yang disebabkan oleh tsunami yang melanda Selat Sunda," menurut pernyataan tertulis resmi dari Kedutaan Jepang di Jakarta, yang dimuat Liputan6.com, Rabu (26/12/2018).

"PM Abe juga menyampaikan belasungkawa kepada korban jiwa dan rasa simpati dari lubuk hati kepada korban yang terkena dampak atas bencana ini, serta menyatakan ketersediaan Jepang untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin termasuk bantuan darurat yang dibutuhkan."

"Dalam pernyataannya, PM Abe juga menyampaikan bahwa Jepang dan Indonesia sama-sama negara rawan bencana maka kedua pihak saling mengerti akan kesulitan yang muncul akibat bencana, dan Jepang selalu bersama dengan Indonesia dalam mengatasi masa sulit ini. "

"Menanggapi hal tesebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dirinya berterima kasih atas ucapan simpati yang hangat dari Jepang serta melanjutkan tanggapan untuk berkonsentrasi pada keselamatan nyawa dan evakuasi penduduk untuk sementara."

Ucapan Belasungkawa dari Tokoh Dunia

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menyampaikan keprihatinannya untuk para korban tsunami Selat Sunda. Ungkapan doa dan belasungkawa itu disampaikan olehnya pada Minggu 23 Desember 2018 malam waktu New York.

"Kehancuran yang tak terbayangkan dari bencana tsunami di Indonesia. Lebih dari 200 orang meninggal dan hampir seribu orang terluka...Kami berdoa untuk kesembuhan dan pemulihan para korban. Amerika ada bersama Anda!" tulis Trump melalui akun Twitter miliknya yang dikutip dari Fox News.

Tsunami tiba-tiba menghantam pesisir pantai Selat Sunda pada Sabtu malam 22 Desember 2018 dan diduga terkait erupsi Gunung Anak Krakatau.

Paus Fransiskus juga menyampaikan doanya bagi mereka yang tewas dalam musibah tsunami. Dalam ucapan yang disampaikan di Vatikan pada hari Minggu, ia mengatakan bahwa dirinya selalu mendoakan para korban.

Paus juga mengimbau agar orang-orang menunjukkan solidaritas, dan bagi masyarakat internasional untuk memberikan dukungan kepada para korban dan orang-orang yang mereka cintai.

Kardinal Timothy Dolan dari New York juga di antara mereka yang mengirim doa bagi korban terdampak tsunami Selat Sunda. Kepada para jemaatnya pada hari Minggu, ia mengajak untuk mendoakan para korban tsunami.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bencana Mematikan Lainnya

Tsunami yang mematikan ini adalah yang kedua kalinya menghantam Indonesia tahun ini. Sebelumnya menewaskan lebih dari 2.500 orang pada bulan September di Sulawesi -- disertai dengan gempa bumi yang kuat yang memberi peringatan kepada penduduk sebelum gelombang besar tsunami datang.

Sementara tsunami pada hari Sabtu, tanah bahkan tidak bergetar sedikit pun. Tak ada peringatan sebelum gelombang tsunami menerjang.

Sejauh ini upaya bantuan sedang dilakukan untuk membantu mereka yang ada di daerah terdampak tsunami Selat Sunda.

Palang Merah Indonesia dan Federasi Internasional Palang Merah dan Red Crescent Societies (Bulan Sabit Merah) siap memberikan bantuan kepada orang-orang di daerah terdampak tsunami Selat Sunda.

Para ilmuwan menduga, tsunami bisa dipicu oleh tanah longsor -- baik di atas tanah atau di bawah air -- di lereng curam gunung berapi Anak Krakatau. Para ilmuwan juga menduga musibah terjadi akibat gelombang pasang selama bulan purnama. Namun, hingga kini penyebab pasti belum diketahui.

Anak Krakatau terletak di sebuah pulau di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra, yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Jawa sejatinya telah erupsi sejak Juni lalu. Terakhir dilaporkan sekitar 24 menit sebelum tsunami menghantam pesisir Selat Sunda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.