Sukses

Gara-Gara Beri Penawaran Sunat Perempuan, Klinik di Rusia Dikecam

Sebuah klinik di Moskow, Rusia, dikecam khalayak ramai karena menawarkan sunat perempuan.

Liputan6.com, Moskow - Usai menawarkan sunat perempuan kepada masyarakat di Rusia, sebuah klinik di Moskow langsung mendapatkan kecaman keras dari warga setempat. Tak hanya itu, para aktivis juga menyeret balai pengobatan tersebut ke meja hukum, karena melakukan praktek yang dianggap merugikan.

MMelalui situs web-nya, Best Clinic mengiklankan "sunat perempuan" untuk anak-anak gadis berusia antara 5 hingga 12 tahun. Demikian seperti dilaporkan oleh koran berbahasa Rusia, Meduza, pada Selasa 27 November 2018.

Meduza menerbitkan foto iklan yang diambil dari situs web Best Clinic. Akan tetapi, karena diprotes, klinik tersebut sudah menghapus iklan sunat perempuan dari situs webnya.

"Layanan ini masuk dalam daftar layanan yang disediakan oleh Best Clinic karena ada permintaan dari pasien dengan rujukan dari para dokter," kata Best Clinic dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari VOA Indonesia.

"Clitoridectomy, prosedur bedah, hanya dilakukan dengan alasan medis," lanjut Best Clinic, dengan menambahkan bahwa pihaknya tidak melakukan sunat pada remaja yang berusia di bawah 18 tahun.

Khitan perempuan, prosedur yang menghilangkan sebagian atau seluruh klitoris perempuan dan seringkali berakibat fatal, tidak dianggap sebagai kejahatan di Rusia.

Namun praktik ini tidak dianggap sebagai masalah serius di Negeri Beruang Merah. Kelompok HAM bernama Inisiatif Keadilan Rusia (RJI), melaporkan pada 2016 bahwa sunat perempuan terus meluas di desa-desa terpencil dan kawasan pegunungan di Dagestan, bagian selatan Rusia.

RJI memperkirakan puluhan ribu perempuan Muslim menjalani khitan di wilayah Kaukus Utara yang bergolak, namun para penyelidik dari kantor Kejaksaan tidak bisa menemukan bukti praktik tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengajukan RUU

Anggota parlemen Rusia, Maria Maksakova-Igenbergds, mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mempidanakan khitan perempuan pada 2016. Tapi status RUU tersebut masih belum jelas.

RJI mengatakan, pihaknya akan meminta Kantor Kejaksaan untuk menyelidiki Best Clinic.

"Praktik ini, diubah menjadi praktik layanan komersial, diiklankan sebagai prosedur yang layak untuk anak-anak perempuan di bawah umur," ucap pengacara RJI, Grigor Avetisyan, melalui sebuah pernyataan.

Kantor Kejaksaan tidak segera bersedia memberikan komentar dan Kementerian Kesehatan Rusia juga bungkam, dengan alasan khitan perempuan bukan prosedur medis dan bukan kompetensi kementerian.

"Untuk pertama kali, saya terkejut sekali, hal ini terjadi di Moskow," papar Alena Popova, salah satu pendiri W-Project. "Para dokter tidak diperbolehkan secara sengaja merusak 'kepunyan' seseorang," imbuh Popova.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 200 juta perempuan dan anak-anak gadis di seluruh dunia menjalani khitan perempuan, yang bisa menyebabkan rasa sakit kronis, kemandulan, hingga kematian akibat kehilangan darah dan infeksi.

PBB berusaha menghapuskan praktik itu pada 2030. Menurut badan ini, ada sekitar 30 negara di dunia yang masih mempraktikan khitan perempuan, terutama di Afrika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.