Sukses

Rusia Akan Bangun Perisai Antirudal NATO

Rusia berencana membangun sistem pertahanan kedirgantaraan yang dapat diandalkan untuk secara efektif menghadapi ancaman rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.

Liputan6.com, Moskow: Era Perang Dingin memang sudah berakhir, namun Rusia tetap serius dalam masalah pertahanan keamanan. Buktinya, Rusia berencana membangun sistem pertahanan kedirgantaraan yang dapat diandalkan untuk secara efektif menghadapi ancaman rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Demikian dikemukakan Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, Ahad (5/2).

Rogozin yang belum lama ini ditunjuk sebagai wakil perdana menteri untuk mengawasi industri pertahanan Rusia, mengatakan di akun Twitter-nya bahwa konferensi keamanan global yang diadakan di Muenchen, Jerman, telah gagal untuk mencapai satu kompromi mengenai pembentukan sistem pertahanan rudal Eropa.

Rogozin mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fog Rasmussen. Menurut dia, Ramussen mengatakan bahwa NATO akan terus mengembangkan sistem pertahanan rudal karena merasa tanggung jawab yang kuat untuk melindungi populasi negara-negara anggotanya secara efektif melawan ancaman rudal.

"Nah, bagi kami (Rusia), kami juga merasa bertanggung jawab untuk melindungi penduduk kita dari ancaman rudal dan akan menciptakan pertahanan udara yang handal," kata Rogozin, yang menjabat sebagai utusan Rusia untuk NATO sebelum mengemban tugas barunya, menulis di akun Twitter-nya.

Rusia dan NATO sepakat untuk bekerja sama mengenai apa yang disebut perisai rudal Eropa selama Konferensi Tingkat Tinggi Dewan NATO-Rusia di Lisbon, Portugal, November 2010.

NATO menegaskan, bagaimanapun, harus ada dua sistem independen dalam pertukaran informasi. Sementara, Rusia mendukung sistem patungan dengan interoperabilitas skala penuh.

Rusia telah mempertahankan sikap oposisinya secara gigih untuk penyebaran sistem pertahanan rudal Amerika Serikat di dekat perbatasannya, dan mengklaim mereka akan menjadi ancaman keamanan dalam negeri.

NATO dan AS bersikeras bahwa perisai akan membela anggota NATO melawan rudal dari Korea Utara dan Iran dan tidak akan diarahkan pada Rusia, tapi Rusia tetap meragukannya.(ANS/Ant/RIA Novosti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini